Ramadhan, Covid, dan Great Habit: Ibadah Sayang Bumi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Ali Murtadlo

Direktur Utama Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

 

Ramadhan, musim  ibadah. Kita berlomba meningkatkannya. Termasuk memperbanyak salat sunnah dan mengkaji Quran. Untuk itu harus bersuci,  berwudhu. Penggunaan  air lebih melimpah. Yang tumpah juga meruah.

Nah, bagaimana kalau mulai sekarang kita mewadahi air wudhu. Untuk apa? Air bekasnya untuk menyiram bunga atau sayur atau masuk budidaya kolam ikan. Supaya tidak dua kali menggunakan air tanah: wudhu dan siram-siram.

Caranya? Sebelum wudhu, kita tempatkan timba air di bawah kran. Usai wudhu, kita ambil timbanya untuk dipakai menyirami bunga. Mau? Atau bahkan sudah? Hebat sekali bagi yang sudah. Yang belum, ayo kita lakukan. Insya Allah bernilai ibadah. Pertama, hemat menggunakan  air tanah. Kedua, menyiram bunga atau sayur untuk kemaslahatan.

Dengan cara begini: masjid-masjid bisa menanami sayur dan bunga yang bakal lebih sedap dipandang dan dimakan. Bakal terbayang betapa suburnya karena tiap orang menyumbang siraman dari bekas air wudhunya.

Mengapa dibahas? Memangnya kita krisis air? Iya, pada musim kemarau, daerah seperti Gunung Kidul dan Pacitan selalu ada yang kekeringan. Bahkan di negara lain sudah berkategori gawat. Tahun lalu, rakyat Afrika Selatan mandinya sudah dijatah dua hari sekali.

Tak hanya air saja, kita seharusnya juga peduli bumi yang kita tinggali. Sekarang ini, kampanye diet plastik merebak di seluruh dunia.  Supermarket sudah tidak menggratiskan tas kresek. Salut bagi Bupati dan Walikota yang sudah  membuat perda antiplastik. Salut bagi yang sudah menggunakan paperbag yang lebih eco-friendly.

Mengapa kita harus menjadi pendukung nomer satu? Sebab, agama memerintahkannya. Kita yang dipilih oleh Alloh sebagai khalifah fil ardh sering teledor menjalankan tugas wakil Alloh di muka bumi ini. Jangankan menjaganya, malah merusaknya.

Dhoharol fasada fil barri wal bahri bima kasabat aydinnas, telah nampak kerusakan di darat dan laut karena ulah tangan manusia (QS Ar Ruum 41). Padahal Allah tegas-tegas melarangnya:  Wala tabghil fasadafil ardh (jangan merusak bumi). Allah tidak menyukainya  (Innalloha la yuhibbul mufsidin -QS al Qasas 77).

Ramadhan ini, mari kita naikkan level takwa kita dengan  lebih menyayangi bumi mulai dari memanfaatkan bekas air wudhu,  ikut diet tas plastik, kemana-mana membawa tumbler, dan masih banyak lagi. Siapa tahu lewat ibadah sayang bumi ini memuluskan jalan kita meraih la’allakum tattaqun: agar kalian bertakwa.  The ultimate goal dari berpuasa Ramadhan. Aamiin.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *