Taklim K.H. Prof. Dr. Didin Hafidhuddin: Tafsir Surat Ash-Shaffat Ayat 117-122

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Disarikan oleh; Bustanul Arifin

 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Terjemahan dari Surat Ash-Shaffat Ayat 117-122 itu adalah sebagai berikut:

“Dan Kami berikan kepada keduanya (Nabi Musa As dan Nabi Harun AS) Kitab yang sangat jelas, dan Kami tunjukkan keduanya jalan yang lurus. Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman”.

Kita mulai tafsir dari ayat-ayat di atas sebagai berikut.

Setiap Nabi dan Rasul selalu diberikan mukjizat, tanda pengakuan dari Allah SWT bahwa mereka adalah Nabi dan Rasul. Mukjizat itu umumnya mampu melemahkan orang-orang yang tidak beriman. Sebagian besar mukjizat berupa fisik, yang mudah terlihat.

Misalnya, ketika para tukang sihir pada zaman Firaun, melempar tambang-tambang dan berubah menjadi ular-ular kecil yang menakutkan, Nabi Musa AS diberikan mukjizat oleh Allah SWT melalui tongkatnya.  Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya, dan berubah menjadi seekor ular besar, yang memakan semua ular-ular kecil itu.

Demikian juga, ketika Nabi Isa AS mampu menyembuhkan orang sakit, yang tidak dapat disembuhkan oleh dunia tabib pada zaman itu, yang sebenarnya telah sangat maju.  Bahkan, Nabi Isa AS mampu mengetahui secara detail isi lemari makan orang-orang Yahudi pada saat itu.

Tapi, ada juga yang bersifat abadi, berupa Kitab, berbentuk shuhuf (lembaran-lembaran). “Shuhufi Ibrahima wa Musa”. Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS diberikan mukjizat berupa lembaran-lembaran atau Kitab. Mukjizat yang diberikan kepada Rasulullah SAW adalah Alquran, yang diturunkan dalam bulan yang mulia, melalui perantara yang mulia, kepada tokoh yang mulia, pemimpin dan penghulu para Nabi. Ramadhan tanggal 17 ini umumnya kita kenal sebagai Nuzulul Quran.

———

Alquran itu menjaga kitab-kitab sebelumnya (wa muhaiminan alaihi). Jika terdapat ayat-ayat dalam Kitab Taurat dan Kitab Injil yang bertentangan dengan Alquran, itu sudah pasti tidak asli.  Jika ada ayat yang mengatakan bahwa Nabi Isa AS adalah salah satu dari Tuhan yang tiga, itu sudah pasti bukan dari Kitab Injil yang asli, bukan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS.

Demikian pula yang lain. Alquran merupakan bukti kecintaan Allah kepada manusia, agar mampu hidup selamat, dan sejahtera di dunia dan akhirat. “Arrahman, allamal qur’an, khalaqal insan, ‘allama-hul bayan”. Allah adalah Maha Penyayang, Maha Pengasih tanpa pilih kasih. Allah menciptakan manusia, mengajarkan Al-Bayan, kemampuan berfikir, berargumentasi.

Allah memberikan dua nikmat yang utama: Alquran dan Al-Bayan. Jika keduanya dipadukan, maka akan menghasilkan kekuatan yang mahadahsyat, menghasilkan kemajuan yang dahsyat, memiliki power yang besar. Berpikir dilandasi dengan Alquran.

Alquran dipikirkan, dipelajari dengan penuh kesungguhan, dipikirkan maknanya, kandungannya, direnungkan implikasinya, maka akan menghasilkan kekuatan yang dahsyat. Ketika kita berpikir dan merenungkan sesuatu dilandasi dengan Alquran, makan akan menghasilkan suatu kekuatan yang amat dahsyat.

Alquran adalah buku kasih sayang. Barang siapa yang ingin berdialog dengan Allah, maka bacalah Alquran. Ada bentuk dialog (afala ta’qilun), ada bentuk perintah (ya ayyuhal ladzina amanu), dll, walaupun disampaikan dengan bahasa berita.

Inilah makna Nuzulul-Quran yang perlu dijadikan momentum untuk mempelajari dan berpikir makna Alquran. Dalam suasana lockdown seperti sekarang, jika anak-anak kita di rumah mampu mempelajari makna dan kandungan Alquran, Insya Allah kelak mereka akan menjadi generasi muda pintar, yang unggul, yang mampu membangun peradaban, dan membawa kemajuan yang lebih dahsyat.

Zaynun Quraniyun, Faridhun. Generasi Qurani yang cerdas. Alquran adalah pedoman hidup. “Siapa yang berpegang keduanya (Alquran dan Hadis), kalian tidak akan tersesat”.  Kita akan dijaga dari kesesatan pikiran.

——-

Perhatikan Alquran Surat Fathir ayat 29.  “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Alquran) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi”.

Pertama, anugerah itu akan dicurahkan kepada siapa pun yang membaca (dan mempelajari kandungan) Alquran. Acuan utama adalah Alquran. Sumber pengetahuan lain seperti buku, jurnal dan lain-lain adalah pelengkap. Jangan dibalik.

Kita terlalu larut pada buku-buku atau pengetahuan dari sumber lain, tapi kita tidak pernah membaca Alquran. Ini tidak benar. Jika pemahaman tentang Alquran tidak ditambah, itu salah. Jika kita ingin membangun peradaban yang islami, peradaban yang indah, peradaban yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan, maka bacalah Alquran.

Alquran harus terus dibaca dan dipelajari, jangan musim-musiman. Membaca Alquran harus terus-menerus, setiap hari, setiap saat, perlu dijadikan kebiasaan. “Innal ladzina yathluna kitaballah”.

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitaballah (Alquran). Pada aya di atas, Allah menggunakan tatabahasa atau grammar fi’il mudhari’, artinya Alquran harus dibaca terus menerus. Bulan Ramadhan, Bulan Syawal, Bulan Dul Qa’dah, Bulan Dul Hijjah dan seterusnya, Alquran terus dibaca.

Bulan Ramadhan perlu memperbanyak baca Alquran itu, perlu juga mempelajari kandungannya. Kedua, adalah melaksanakan salat. Dan ketiga menginfakkan sebagian rezekinya, baik secara diam-diam, maupun secara terang-terangan.

Ketiga kelompok orang inilah yang akan senantiasa diberikan bisnis, urusan, dan perdagangan yang tidak akan pernah rugi. Jadikan Alquran sebagai bacaan harian di rumah, apalagi dalam suasana lockdown seperti sekarang.

Ingat, Hadis Rasulullah SAW, “Rumah-rumah yang senantiasa dibacakan Alquran, makan akan diturunkan kepada mereka keberkahan”. Keberkahan, kebaikan dan sosulsi akan diturunkan kepada persoalan yang berat sekali pun.  Apalagi kita sekarang sedang menghadapi persoalan berat.

———-

Dalam Surat Al-Kahfi Ayat 103-104 ditegaskan: “Katakanlah, ‘Apakah ingin Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang perbuatan-perbuatannya paling merugi?’. (Mereka itu) orang yang usahanya sia-sia dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka itu berbuat sebaik-baiknya.”

Di sana juga digambarkan tentang orang-orang yang paling merugi dalam hidupnya, yaitu orang yang sesat-menyesatkan dalam kehidupannya, walaupun mereka tidak merasa, bahkan telah merasa berbuat baik.  Inilah bentuk penyakit hati yang membahayakan.

Dengan membaca Alquran, Insya Allah perbuatan sia-sia seperti ini akan hilang atau dihilangkan oleh Allah SWT. Alquran adalah obat dari penyakit yang ada di dalam dada (hati) manusia.  Alquran adalah manhaj atau panduan kurikulum dalam menata kehidupan ummat manusia. Alquran itu mudah dibaca, mudah dipahami, dan mudah diamalkan, asal ada kesungguhan.

Ada empat ayat dalam Alquran Surat Al Qamar yang sama, yang menjamin untuk memudahkan membaca dan memhami Alquran. “Walaqad yassarnal  qur-ana lidz-dizkri fahal min mudz-dzakir”.  “Sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk dipfahami dan dipelajari, maka adakah orang yang mau mempelajari atau memikirkkannya?”

Ini maksudnya pertanyaan, yang tidak perlu kita jawab. Kitalah yang perlu mempelajarinya. Keluarga akan menjadi keluarga yang sakinah, bahagia, sejahtera dan saling menyayangi, dengan mendekatkan diri pada Alquran.

Surat Ar-Rum 21 yang sangat terkenal itu dan sering dibacakan pada upacara aqad nikah, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.

Ayat-ayat ini dimulai dengan kata “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Allah”.  Artinya, sakinah itu hanya Allah yang memberikan. Walaupun harta berlimpah, tapi jika jauh dari Allah, rasa sakinah atau kasih sayang itu tidak akan pernah datang. Ridha kepada Allah itu yang akan bermuara pada sakinah, yang mendatangkan ketenangan dalam kehidupan.

——–

Ekonomi Syariah itu untuk kesejahteraan, bukan kesenjangan.  Sangat berbeda degan ekonomi ribawi. Ekonomi ribawi itu umumnya dipertentangkan dengan zakat. Bertambah di satu sisi, tapi berkurang di sini lain. Harta yang kalian ribakan atau kalian bunga-bungakan mungkin akan menghasilkan nominal yang besar dalam pandangan manusia, tapi tidak akan pernah berkembang dalam pandangan Allah.

Harta yang diperoleh dengan cara itu sama sekali tidak akan mendatangkan keberkahan. Riba itu justeru mendatangkan kesenjangan pendapatan. Berbeda dengan zakat. Harta yang dikeluarkan zakatnya secara nominal akan berkurang di mata manusia, tapi akan bertambah di mata Allah.  Itu lah orang-orang yang akan dilipatgandakan keberkahannya.

Dalam Alquran juga disebutkan bahwa riba juga dipertentangkan dengan sedekah.  “Allah akan menghancurkan riba dan mengembangkan sedekah”. Maka jangan ragu-ragu dalam mengeluarkan sedekah, apalagi di dalam bulan Ramadhan. Jangan sampai kita tidak pernah terpikir untuk tidak membantu mereka yang membutuhkan. “Tidak akan pernah jatuh miskin orang yang gemar sedekah”.

Satu lagi, dalam Alquran dijelaskan, “Allah mengharamkan riba dan menghalalkan jual-beli”. Para sahabat mengamalkan itu semua. Ketika usaha bisnis itu untung, maka keuntungannya itu bukan untuk diri sendiri, tapi untuk kepentingan umat. Ingat, sahabat Abdurrahman bin ‘Auf RA yang sangat kaya raya.

Beliau setiap hari menginfakkan keuntungan usahanya sampai dua pertiga. Setiap hari melakukan begitu, sehingga Allah SWT senantiasa melipatgandakan rizkinya. Dengan kurs mata uang sekarang, harta Abdurrahman bin Auf RA itu, kekayaannya mencapai triliunan rupiah.

Demikian pula Khalifah Ustman bin Affan RA juga saudagar yang unggul dan kaya raya. Sekali berinfaq, 100 ekor unta atau setara Rp 5 miliar. Demikian ekonomi Syariah, yang non-ribawi. Bukan semata-mata keuntungan tapi mengantarkan simpati dan empati kepada orang lain yang membutuhkan.

—–

Ayat pertama Alquran yang diturunkan adalah Surat Al-Alaq, dengan perintah membaca dengan nama tuhamu yang menjadikan manusia dari segumpal darah, yang mengajarkan ilmu dengan qalam, dan mengajarkan manusia tentang sesuatu yang tidak dikertahuinya.  Konteksnya adalah pelajari ilmu yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Insya Allah kita tidak akan sombong, kepada kepada Allah dan kepada sesama manusia. Bahan baku manusia adalah sama, dari segumpal darah. Apalah yang mau disombongkan? Membaca dan menulis adalah perdaban Islam yang sangat mulia. Membaca atau mempelajari sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah, bukan menjadi orang sombong.

Para ahli ilmu biologi, perhatikan ayat-ayat tentang biologi. Para ahli astronomi, coba pelajari ayat-ayat tentang astronomi. Demikian pula, para ahli ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan lain-lain. Cobalah pelajari dengan seksama. Pendidikan yang terbaik adalah pendidikan pada masa Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW adalah tokoh yang paling berhasil mendidik dan membangunan peradaban bangsa. Para shahabat Nabi SAW adalah orang-orang dan generasi unggul, umat yang terbaik.  Hadis Rasulullah SAW juga menyebutkan. ”Taatlah kepada Tuhanmu (Allah), maka engkau akan dikatakan sebagai orang yang cerdas, cendekiawan. Janganlah bermaksiat kepada Allah, maka engkau akan dikatakan sebagai orang yang bodoh”.  Walaupun gelarnya banyak, pengetahuannya banyak, pangkatnya tinggi, tapi jika gemar bermaksiat kepada Allah, maka orang itu dikatakan bodoh.

——

Mari kita terus-menerus belajar. Dekatkan kita dengan Alquran, baca terus menerus, pagi dan malam. Dekatkan anak-anak kita kepada Alquran, agar menjadi generasi yang cerdas. Mari kita tutup dengan doa kiffarat majelis. Demikian yang dapat saya sarikan. Silakan ditambahi oleh hadirin yang sempat menyimak taklim Prof. Didin tadi subuh. Terima kasih, semoga bermanfaat. Mohon maaf jika mengganggu. Salam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *