Kisah Kemanusiaan Tak Bersekat

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Prof Dr. Fauzul Iman MA

Rektor UIN SMH Banten

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

 

Hikmah yang amat mengharukan pernah menjadi kisah harmoni di antara seorang pendeta dengan seorang anak pelajar muslim di sebuah kampung di Afrika. Anak kecil itu bernama Farid Esack. Kini ia menjadi doktor ahli tafsir Alquran. Farid kecil adalah seorang anak desa yang miskin dan menderita, tetapi semangat untuk bersekolah. Uang tak punya dan pakaian seadanya.

Suatu ketika di musim hujan salju ia hendak pergi ke sekolah. Sepatu tak punya, sementara ia harus menembus jalan salju. Demi menggapai cita belajar ia paksakan lari melewati salju tanpa bersepatu.

Kaki anak itu pun tak kuat menahan dinginnya salju. Lalu ia terjatuh pingsan. Melihat anak yang terjatuh, Pendeta Maria Shely dari kejauhan berlarian hendak menolong anak tersebut.  Sang pendeta membangunkan dan memeluk anak itu dengan penuh kasih. Lalu ia bawa ke rumahnya. Sesampai di sana anak itu siuman dan diberinya roti untuk menghilangkn rasa lapar yang menderanya begitu lama.

“Nak, tolong ceritakan kenapa engkau jatuh pingsan,” tanya pendeta. “Aku ingin jalan menuju sekolah di saat salju turun dengan lebat. Aku tidak punya sepatu karena itu aku lari demi menahan dari kedinginan .Tiba -tiba kakiku tak kuat menahan rasa dingin yang menusuk tulang kakiku sehingga aku terjatuh”, ujar sang anak lirih.

“Ya Tuhan, sungguh kau menderita hari ini. Siapa orangtuamu, Nak,” tanya pendeta terperangah. “Orangtuaku sudah lama tiada. Aku seorang diri ingin menjadi orang yang berhasil karena itu aku butuh biaya untuk sekolah. Dari mana pun biaya itu kudapatkan, yang penting aku bekerja keras dengan jalan halal,” ucapnya lugas.

Mendengar jawaban sang anak, Pendeta Maria menatapnya dengan perasaan kasih dan dibelailah bahu sang anak itu pelan-pelan. Seraya berucap, “Nak, sudahlah jangan kau pikirkan tentang biaya sekolah. Kau kini aku angkat sebagai anakku. Silakan kau lanjutkan belajar ke sekolah Islam. Aku serahkan pada pilihanmu untuk belajar dan menganut agamamu dengan taat dan berkepatuhan.” Pinta sang pendeta itu tulus.

Konon kisah panjang ini mengantarkan sang anak kini menjadi pemikir besar dan doktor ahli bidang tafsir Alquran. Anak itu bernama Doktor Farid Esack  Pikiran-pikirannya menghiasi jurnal dunia. Kegiatan-kegiatan seminar dan ide ide besarnya tentang keharmonian antaragama tersiar dalam rekaman YouTube.

Saking harunya merasakan kebaikan dan rasa kasih Pendeta Maria terhadapnya, Farid Esack pun dalam suatu kesempatan menyatakan. “Sungguh aku ingin mengucapkan  terima kasih banyak pada ibuku, Pendeta Maria Shely, yang telah menyalamatkanku dari pederitaan. Aku dibangunkan dan dibelai dari tragedi yang nahas. Lalu aku disekolahkan hingga aku menjadi seorang doktor. Aku terkadang membuat kesal padanya. Tapi, ibuku, Maria, seorang arif. Tak pernah keluar caci dan kemarahan dari lisannya. Aku disentuhnya dengan  nasihat tanpa paksaan. Aku dibiarkan memilih jalan agama yang aku anut hingga sekarang. Yang ingin aku katakan sekarang sungguh ibuku, Pendeta Shely, adalah orang yang bijak, arif, dan toleran. Betapa adilkah Tuhan kalau Ibuku Maria Shely kematiannya kelak telah disiapkan ke dalam surga dengan tenang.”

Kisah di atas patut menjadi renungan kreatif dan sekaligus pelajaran bagi siapa saja yang ingin membangun harmoni dan empati kemanusiaan.  Harmoni dan kerukunan di negeri ini tak akan terwujud dengan kokoh manakala tidak diiringi dengan empati kemanusiaan yang tak bersekat. Sikap kemanusiaan yang masih terhalang dengan sekat kelompok, struktur, suku, dan apalagi agama akan menjadikan negeri ini tercabik konflik kecemburuan yang fatal.

Dalam situasi sosial ekonomi politik yang masih sensitif dan meninggalkan saldo traumatis ini, ketulusan Pendeta Maria menolong anak yang sedang kesusahan pendidikan hingga menjadi pemikir besar Islam merupakan inspirasi teragung yang patut dijadikan teladan. (*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *