Tokoh Papua: “New Normal” Bikin Pusing, “New Presiden” Bikin Happy

Tokoh Papua Christ Wamea. (Foto/net)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Rencana pemerintah bakal menerapkan kebijakan new normal atau tatanan normal baru di tengah pandemi Covid-19 menimbulkan banyak pertentangan dan kebingungan publik.

Salah satu tokoh masyarakat Papua Christ Wamea mengaku dibuat pusing dengan new normal yang oleh pemerintah dianggap sebagai upaya menanggulangi dampak wabah penyakit akibat virus Corona.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Selamat pagi Indonesiaku, “New Normal” bikin pusing. “New Presiden” bikin happy,” tulis akun Twitter @ChristWamea dikutip Kamis (28/5/2020).

Namun Christ Wamea yang getol membela Ustadz Abdul Somad (UAS) ketika sedang di-bully, tak menjelaskan secara rinci alasan dibuat pusing dengan upaya menanggulangi dampak pandemi Covid-19 dengan konsep new normal itu.

Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan jajarannya intens sosialisasikan new normal di tengah pandemi Covid-19. Namun banyak pihak yang mempersoalkan kebijakan pemerintah tersebut, termasuk Ketua DPR RI Puan Maharani.

Puan meminta pemerintah tidak terburu-buru menyusun protokol tatanan kehidupan baru atau new normal dalam pandemi Covid-19. Kebijakan new normal ini dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk merespons kondisi ekonomi selama pandemi corona.

Puan mengatakan protokol itu harus dirumuskan secara rinci sehingga penerapan new normal tidak justru membuat rakyat kebingungan. “Jangan sampai teknis protokolnya disiapkan secara terburu-buru sehingga tidak matang dan malah memunculkan kebingungan baru di masyarakat,” kata Puan dalam keterangan tertulis, Rabu (27/5/2020).

Kritik juga disampaikan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menuntut agar rencana new normal dikaji ulang. Muhammadiyah ingin ada penjelasan secara transparan dan jujur dari pemerintah sebelum kebijakan itu diambil sehingga tak membuat bingung masyarakat luas.

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule mengaku sepaham dengan Puan Maharani dan Muhammadiyah. Baginya penerapan new normal bukan hanya akan membingungkan publik, tapi semakin pertegas bahwa pemerintah ingin hindari tanggung jawab pada rakyat. “Bagaimana tidak, transmisi Covid-19 kan belum teratasi,” ujar politisi Gerindra itu, Kamis (28/5/2020). (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *