Dapat Momen, China Sampaikan Sindiran Pedas Rusuh Amerika

Unjuk rasa di Minneapolis, Minnesota. Foto: Getty Images
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



BEIJING, hajinews.id – Media pemerintah China, Global Times memberitakan mengenai  kerusuhan di Serikat akibat pasca kematian warga kulit hitam George Floyd. Mereka membandingkan kerusuhan di Amerika dengan gerakan pro-demokrasi di Hongkong.

Juru Bicara pemerintah dan media resmi China melancarkan serangan balasan berupa kritik tajam terkait penanganan pemerintah AS atas demonstrasi akibat kekerasan rasial dan kebrutalan polisi yang mengakibatkan George Floyd, warga kulit hitam meninggal dunia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ketua DPR AS Nancy Pelosi pernah menyebut protes kekerasan di Hongkong ‘pemandangan yang indah untuk dilihat’…Politisi AS sekarang dapat menikmati pemandangan ini dari jendela mereka sendiri,” tulis pemimpin redaksi tabloid nasionalis Global Times, Hu Xijin seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.

“Seolah-olah para perusuh radikal di Hong Kong entah bagaimana menyelinap ke AS dan menciptakan kekacauan seperti yang mereka lakukan tahun lalu,” tambah dia lagi.

Beijing memang telah lama geram atas kritik negara-negara Barat, terutama dari pemerintahan AS di Washington, atas penanganan protes pro-demokrasi yang mengguncang Hong Kong tahun lalu.

Kritik juga disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri china Hua Chunying. Dalam sebuah cuitan di Twitter, Hua menulis ‘I Can’t Breathe’ disertai tangkapan layar cuitan Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus yang mengkritik pemerintah China atas kebijakan terkait Hong Kong.

Hua mengutip kata-kata yang diucapkan George Floyd berulang kali sebelum kematiannya–setelah seorang polisi menekankan lututnya ke leher Floyd hampir sembilan menit–yang memicu kerusuhan besar di Amerika Serikat.

George Floyd meninggal pada Senin (25/5) akibat kehabisan napas setelah anggota polisi menekan lehernya dengan lutut dalam proses penangkapan di Minneapolis. Demonstrasi pecah pertama kali di kota itu sehari setelah Floyd meninggal. (wh/cnbc)

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *