Kehidupan Pasca Kematian BAGIAN KEDUA (Bag.2)

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kehidupan Pasca Kematian BAGIAN KEDUA (Bag.2)

Oleh : Syaikh Mahir Ahmad

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Al-Qur’an Bercerita Bagaimana Menghidupkan Manusia Setelah Mati

Dalam Al-Qur’an, Allah mencontohkan tiga perumpamaan kepada kita bagaimana Allah menghidupkan kembali makhluk yang telah mati dalam tiga kondisi yang berbeda. Masing-masing sama sekali berbeda.

Itu semua untuk menjelaskan kepada kita bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapatmemperdaya-Nya, sekalipun itu-berupa-menghidupkan orang yang sudah mati. Allah mencontohkan permisalan-permisalan ini kepada umat manusia agar hati mereka merasa tenang bahwa Allah adalah Zat YangMahakuasa untuk menghidupkan kembali makhluk yang telah mati. Mahakuasa untuk mengembalikan mereka dan menghisab mereka, dan tidak ada sesuatu pun yang ada di langit dan di bumi ini yang mampu melemahkan-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ ۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 148)

Di mana pun keberadaan manusia setelah kematiannya, baik di darat lautan maupun di dalam perutbumi yang tidak diketahui oleh satu makhluk pury ataupun di luar angkasa sekalipun, atau yang lainnya, sungguhAllah pasti mampu mendatangkan mereka semua.

Perumpamaan Pertama

Dalam surat AlKahfi Allah menyebutkan kisah Ashabul Kahfi yang telah ditidurkan-Nya selama 309 tahun kemudian Allah membangkitkan dan.menghidupkan mereka kembali.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) Ar-Raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?”
“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, Ya Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
“Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama beberapa tahun,”
“kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).”(QS. Al-Kahf 18: Ayat 9-12)

Allah juga berfirman dalam surat yang sama:
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, Sudah berapa lama kamu berada (di sini)? Mereka menjawab, Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari. Berkata (yang lain lagi), Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun.” (QS. Al-Kahf 18: Ayat 19)

Kemudian Allah sebutkan lamanya mereka berada dalam gua:

وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَا زْدَا دُوْا تِسْعًا

“Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.”(QS. Al-Kahf 18: Ayat 25)

Para penghuni gua itu adalah sekumpulan pemuda yang hidup pada masa seorang raja lalim dan kafir, beberapa saat sebelum diutusnya Nabi Isa bin Maryam. Karena kezaliman dan kekafiran raja tersebut para pemuda ini melarikan diri bersembunyi-dalam sebuah gua yang ada di pegunungan dekat negeri mereka.

Mereka berkumpul di dalamnya dan berdoa memohon kepada Allah agar Dia menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus. Menyiapkan bagi mereka jalan keluar dari urusan mereka yang paling baik ( serta melimpahkan sebagian dari rahmat-Nya kepada mereka dan mengilhamkan kebenaran dalam beramal dan berpandangan.

Mereka menyertakan dalam doa tersebut pengaduan kepada Allah akan kelaliman sang raja dan kekafiran rakyatnya. Dan, Allah lebih mengetahui kezaliman dan kekafiran mereka.

Allah dengan rahmat dan ilmu-Nya ingin menjadikan mereka sebagai contoh bagi seluruh alam. Allah menidurkan mereka semua dalam gua tersebut dalam kondisi posisi duduk dan baju yang tidak berubah dan bersama anjing mereka yang menjulurkan kakinya ke tanah.

Allah menidurkan mereka selama 309 tahun. Kemudian Allah membangkitkan mereka dalam kondisi dan keadaan mereka semula. Persis seperti sebelum mereka tidur di dalam gua tersebut. Karenanya, ketika mereka saling bertanya-tanya mengenai berapa lama mereka tertidur menurut perkiraan mereka salah seorang dari mereka menjawab, “Sehari atau setengah hari” atau seperti tidumya seseorang yang biasa dilakukannya dalam keseharian.

Cerita ini sangatlah panjang dan bagi yang ingin mengetahuinya secara detail bacalah kitab-kitab Tafsir karangan para ulama ahli tafsir, seperti Ibnu Katsir, Fahrur Razi, Ibnu Jarir, dan selain mereka masih banyak. Mereka semua menerangkan, memerinci, dan menafsirkan masalah tersebut dengan panjang lebar.

Yang jelas, ini merupakan salah satu perumpamaan yang dicontohkan Allah kepada kita untuk menjelaskan bagaimana Dia membangkitkan orang yang tidur selama 309 tahun dalam kondisi yang tidak berubah sama sekali. Sampai-sampai mereka mengira bahwa mereka hanya tidur sehari atau setengah hari. Ya, ini adalah sebuah mukjizat yang ditunjukkan Allah kepada kita agar kita mengambilnya sebagai sebuah pelajaran. Sehingga iman kita kepada Al-Ba’ts dan An-Nusyfir pun semakin bertambah.

Perumpamaan kedua

Dalam surat Al-Baqarah disebutkan kisah Uzair yang ditidurkan oleh Allah selama seratustahun. Kemudian Allah membangkitkan dan menghidupkannya kembali.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur? Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, Berapa lama engkau tinggal (di sini)? Dia (orang itu) menjawab, Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari. Allah berfirman, Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang-belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali kemudian Kami membalutnya dengan daging. Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, Saya mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 259)

Mayoritas ulama salaf mengatakan bahwa orang yang melewati kampung tersebut adalah Uzair, seorang yang shalih dari kalangan bani Israil. Ia berjalan melewati kota Baitul Maqdis setelah dimasuki dan dihancurkan oleh Raja Nebukadnezar

Uzair melihat kota itu telah runtuh di atas atapnya. Maksud jatuh ke atas atapnya adalah bila kita melihat sebuah bangunan roboh maka yang jatuh terlebih dahulu adalah atapnya baru kemudian disusul dengan runtuhnya tembok yang akan menimpanya, atau jatuh di atas atapnya. Dia lalu berkata, “Bagaimana Allah akan menghidupkan kembali kampung ini setelah kematiannya? ”

Ia mengatakan hal ini untuk mengagungkan kemegahan kampung yang telah hancur tersebut serta merasa heran dan takjub akan kebesaran kuasa Ilahi Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Bukan untuk menyatakan ketidakmungkinan terjadi atau mengingkari kekuasaan Allah.

Ini serupa dengan perkataan Nabi Zakaria seperti yang diberitakan Allah dalam firman-Nya. Yaitu ketika ia mendapat kabar gembira akan mempunyai anak keturunan. Allah berfirman:
“Zakaria berkata, ‘Ya Rabbku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang-sangat tua. ” (Maryam: 8)

Maksudnya ini adalah sebuah perkara yang-patut ditakjubi keagungan dan kebesaran-Nya. (Maka Allah mematikannya seratus tahun kemudian membangkitkannya) Allah telah menghidupkannya kembali setelah mati (Allah berfirman: Berapa lama kamu telah tinggal).

Demikianlah pertanyaan itu diajukan untuk menampakkan kelemahan Uzair dan yang lainnya yang tidak mampu menguasai ilmu tentang kekuasaan Allah dan keagungan kemampuan-Nya (Ia menjawab: Aku tinggal selama satu atau dua hari)

Ia menjawab demikian karena telah dimatikan pada waktu dhuha lalu dibangkitkan kembali setelahseratus tahun pada waktu sebelum matahari terbenam. Ia menjawab, “Satu hari,” sebelum melihat posisi matahari. Setelah ia menoleh dan melihat matahari belum terbenam, bahkan sinarnya masih terpancar di tempat yang tinggi ia pun segera menjawab, “Atau setengah.hari.” Menurut perkiraannya.

(Allah berfirman: “Akan tetapi engkau telah tidur selama seratus tahun, maka lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah) artinya, selama waktu yang sangat panjang ini makananmu tidak berubah sedikit pun. Sebagaimana diriwayatkan bahwa makanannya saat itu adalah buah anggur dan buah tin. Minumannya adalah sari buah atau susu.

(Dan lihatlah keledaimu) bagaimana tulang belulangnya telah berserakan dan bagiantubuhnya telah terpisah. Begitulah, Allah. menyuruhnya pertama kali untuk melihat makanan dan minumannya yang tidak berubah. Allah ingin menjeiaskan kepadanya bahwa yang telah menjaga makanan dan minumannya sehingga tidak berubah dan rusak dalam jangka waktu 100 tahun adalah zat yang telah menjaga badannya agar tidak berubah, tidak dimakan dan dirusak tanah selama 100 tahun Sebaliknya, setelah ia mati, Allah memelihara dan menjaga badannya agar tidak hancur. Sebab, Dia-lah Zat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Selanjutnya Allah menyuruhnya untuk melihat keledainya yang telah hancur berserakan. Hal ini agar ia bertambah kalau ia memang benar-benar telah tidur selama seratus tahun.

Allah berfirman kepadanya, “Dan agar kami menjadikanmu sebagai tanda bagi manusia.” Artinya agar menjadi pelajaran dan bukti kekuasaan Allah yang mampu menghidupkan dan membangkitkan orang yang telah mati. Allah juga mampu menjaga jasad orang-orang yang dikehendaki-Nya agar tidak hancur. Sebab, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang bisa mengalahkan-Nya.

Allah berfirman, “Dan lihatlah tulang.” Maksudnya tulang keledai yang telah hancur berserakan.

(Bagaimana Kami mengangkatnya) maksudnya, bagaimana mengangkatnya dari tanah untuk disusun kembali dan disatukan seperti.sediakala sebelum mati dan berserakan

(Kemudian Kami membungkusnya dengan daging) artinya, Kami akan menutupi tulang tersebut dengan daging sebagaimana Kami menutupi tubuh dengan baju.

(Maka tatkala telah jelas baginya) maksudnya, ia telah memahaminya dengan sejelas-jelasnya dan melihat dengan matakepalanya sendiri bagaimana cara menghidupkan yang telah mati

(Ia berkata: Saya mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu). ltu merupakan ilmu penglihatan langsung di atas keyakinan dan keimanan yang kita miliki.

Perumpamaan ketiga

Allah menghidupkan kembali seekor burung melalui tangan Nabi Ibrahim. Allah telah menyebutkannya dalam Al-Qur’an Al-Karim setelah kisah tentang Uzair.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاِ ذْ قَا لَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰى ۗ قَا لَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗ قَا لَ بَلٰى وَلٰـكِنْ لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِيْ ۗ قَا لَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗ وَا عْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati. Allah berfirman, Belum percayakah engkau? Dia (Ibrahim) menjawab, Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap). Dia (Allah) berfirman, Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu, kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 260)

Ada banyak riwayat dari para ulama salaf & mengenai sebab mengapa Nabi Ibrahim meminta Rabbnya untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan makhluk yang telah mati.

Sebuah riwayat dari Al-Hasan Al-Basri, Dhahhak, Qatadah, dan selain mereka menyatakan bahwa Nabi Ibrahim-meminta hal itu kepada Rabbnya agar ia bisa naik dari tingkatan ilmu yaqin menjadi’ainul yaqin.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad, At-Thabrani dan Al-Hakim dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Tidaklah berita itu seperti melihat langsung. sebab Allah telah memberitahukan kepada Nabi Musa tentang apa yang diperbuat kaumnya terhadap patung anak sapi. la tidak langsung membanting alwah, namun ketika ia telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, ia langsung melempar alwah hingga pecah.”

Ibnu Abbas dan As Suddy bin Jubair meriwayatkan bahwa ada satu malaikat yang memberi kabar gembira kepada Nabi Ibrahim kalau Allah telah menjadikannya sebagai-kekasih-Nya. Allah akan mengabulkan semua doanya dan akan menghidupkan orang mati karena doanya. Untuk itulah ia meminta kepada Allah.

Muhammad bin Ishak meriwayatkan bahwa penyebab permintaan khalilullah Ibrahim tersebut ialah tantangan Raja Namrud kepadanya untuk menghidupkan orang mati saat ia berkata kepadanya, (“Rabbku adalah yang menghidupkan dan yang mematikan.”).

Juga sebagai bantahan terhadap Raja Namrud yang beranggapan bahwa mengampuni orang jahat berarti menghidupkannya dan memvonis mati berarti mematikannya. Raja Namrud bersikeras mengancam akan membunuh Nabi-Ibrahim jika Allah tidak menghidupkan orang mati lewat tangannya dan disaksikan-sendiri olehnya.

Nabi Ibrahim pun berdoa, (“Wahai Rabbku,tunjukanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Apakah kamu tidak percaya? “). Maksudnya, tidak tahukah dan tidak percayakah kamu bahwa Aku mampu menghidupkan sesuai kehendak-Ku sehingga kamu meminta hal itu (kepada-Ku)? Tidakkah kamu percaya bahwa Aku telah menjadikanmu sebagai kekasih-ku? Tidakkah kamu percaya bahwa si diktator Namrud itu tidak akan mampu membunuhmu?

(Ibrahim menjawab, “Aku telah meyakininya.”). Artinya aku mempercayai itu semua dengan keimanan yang tidak ada keraguan di dalamnya. (“Akan tetapi untuk menentramkan hatiku”) dengan bergabungnya penglihatan mata dengan keimanan dan keyakinan dalam hati bahwa Engkau mampu melakukan itu semua. Juga-untuk meyakinkan hatiku terhadap predikat “kekasih” yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan Engkau memuliakanku dengannya. Juga agar aku yakin dengan konsekuensi-konsekuensinya, seperti dikabulkannya doa dan lain sebagainya. Atau agar aku juga yakin bahwa si tangan besi itu tidak akan membunuhku setelah menyaksikan bagaimana Engkau menghidupkan orang mati lewat tanganku.

Intinya, semua permintaan Nabi Ibrahim tersebut sama sekali tidak muncul karena adanya perasaan ragu. Buktinya ialah, (Allah berfirman, “Apakah-kamu tidak percaya? ”

Ibrahim menjawab, ” Aku telah meyakininya. “).Artinya aku mengimani itu semua. (“Akan tetapi untuk menentramkan hatiku”).

Rasulullah telah memangkas habis keraguan yang terkadang muncul dalam benak sehingga merasuki pikiran bahwa Nabi Ibrahim mengalami sedikit keraguan. Karenanya ia mengajukan permintaan tersebut. Nabi kita Muhammad telah memotong akar kesamaran yang bathil ini dengan cara tawadhu (merendah diri) dan berlepas diri darinya sebersih-bersihnya

Rasulullah bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam Shahihain, dari Abu-Hurairah, “Kita lebih layak untuk merasa ragu daripada lbrahim-ketika ia berkata, ‘Ya Rabbi, tunjukanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati’.” Maksud perkataan Rasulullah ini adalah kita sama sekali tidak merasa ragu dan Nabi Ibrahim juga tidak merasa ragu sedikit pun.

Dalam hal ini, Rasulullah seakan-akan bersabda, “Jika Nabi lbrahim ragu, kita lebih pantas untuk merasa ragu. Akan tetapi karena kita saja tidak ragu, berarti Nabi lbrahim juga tidak ragu.”

Semoga shalawat dan salam tercurah bagi keduanya dan juga kepada keluarga mereka berdua.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *