Kehidupan Pasca Kematian BAGIAN KEEMPAT (Bag.4)

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kehidupan Pasca Kematian BAGIAN KEEMPAT (Bag.4)

Oleh : Syaikh Mahir Ahmad

Antara Dua Tiupan Sangkakala

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَ رْضِ اِلَّا مَنْ شَآءَ اللّٰهُ ۗ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرٰى فَاِ ذَا هُمْ قِيَا مٌ يَّنْظُرُوْنَ

“Dan sangkakala pun ditiup maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah (QS. Az-Zumar 39: Ayat 68)

Kita telah membahas tentang tiupan terompet kematian dalam serial ensiklopedi akhirat juz.keempat (Huru-Hara Kiamat) dengan panjang lebar’ Di sana kami telah menjelaskan peristiwa-peristiwa besar yang sangat mengerikan dan kehancuran alam semesta ini, baik langitnya, buminya, gunung-gunungnya, lautnya, dan sungainya

Namun, adakah tenggang waktu yang memisahkan antara dua tiupan sangkakala-tersebut, ataukah keduanya langsung terjadi secara berurutan tanpa ada tenggang masa yang memisahkannya?

Hadits-hadits Nabi menunjukkan bahwa di sana terdapat satu tenggang waktu yang-memisahkan antara dua tiupan sangkakala: tiupan kematian dan tiupan kebangkitan itu. Pada jeda waktu antara keduanya juga ada beberapa peristiwa yang terjadi

Dalam sebuah hadits shahih yang-diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim-disebutkan bahwa akan ada tenggang masa yang.panjangnya antara empat puluh tahun-atau empat puluh bulan, atau empat puluh hari.

Perawi hadits ini-Abu Hurairah-lupa saat-menyebutkan hadits yang disampaikan Rasulullah mengenai-bilangan empat puluh-tersebut. Ia hanya ingat kalau Rasulullah bersabda, “Empat puluh…” Empat puluh-tahunkah itu, empat puluh bulankah, atau empat-puluh harikah Abu Hurairah sama sekali tidak ingat. Ia khawatir kalau berdusta atas-nama-Rasulullah. Karenanya, setiap kali ditanya (mengenai hal itu) ia selalu menjawab, ‘Aku-tidak mengiyakannya.”

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda “Tenggang waktu antara kedua-tiupan (sangkakala) itu adalah empat puluh.” Para shahabat bertanya kepada Abu-Hurairah, “Empat puluh harikah?” Abu Hurairah menjawab, ‘Aku tidak mengiyakan’” Mereka-bertanya lagi, “Empat puluh bulankah?” Abu Hurairah menjawab, ‘Aku tidak mengiyakan.” Mereka bertanya lagl “Empat puluh tahunkah?” Abu Hurairah-meniawab, ‘Aku tidak mengiyakan.” “Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit-sehingga manusia tumbuh seperti tumbuhnya sayuran.” Nabi bersabda, “Tidak ada satu-bagian pun dari organ tubuh manusia kecuali pasti akan hancur, selain-tulang ekor. Sebab dari situlah ia akan disusun kembali pada hari kiamat.”

Hadits shahih riwayat Bukhari Muslim ini menegaskan bahwa akan ada tenggang waktu antara dua tiupan sangkakala, sekalipun Abu Hurairah tidak menegaskan berapa lama tenggang waktu tersebut karena ia ragu dan khawatir jika salah, sehingga ia tidak mau memastikannya. Namun, dalam riwayat AbuDawud disebutkan bahwa jarak antara dua tiupan sangkakala tersebut ialah empat puluh tahun.

Pada tenggang waktu itu, bumi akan berada dalam kondisi yang tenang dan sepi setelah segala sesuatu yang ada di atasnya dihancurleburkan. Bangunan-bangunannya,gunung-gunung,sungai, dan lautnya, semuanya telah lenyap. Sementara matahari telah digulung dan dijadikan satu dengan bulan.Keduanya akan menjadi-sebagaimana yang akan kami jelaskan pada pembahasan berikutnya seperti dua ekor sapi jantan yang tercengang dan telah bergabung menanti perintah dari Rabbnya. Gedung-gedung-pencakar langit semuanya telah dihancurkan. Begitu juga segala sesuatu yang pernah-dibuat manusia baik itu yang berupa jalan, perkebunan, dan segala macam bentuk peralatan.

Kemudian Allah menitahkan kepada langit untuk menurunkan air hujan ke atas muka bumi. Akan tetapi, hujan itu tidak seperti yang terjadi di dunia. Hujan itu lengket seperti gerimis atau seperti naungan yang menyerupai air mani seorang suami untuk istrinya. Sebab, hujan itu mengandung unsur biologis yang akan-membantu menumbuhkan kembali jasad manusia yang telah mati. Rasulullah telah-menerangkan tentang jenis hujan yang lengket tersebut sebagai berikut.

Abdullah bin Amru bin Al-Ash meriwayatkan bahwa ia pemah mendengar Rasulullah bersabda, “Kemudian ditiuplah sangkakala, maka tidak ada seorang pun yang-mendengarnya kecuali ia akan memiringkan sisi leher yang satu dan mengangkat sisi yang lain. Orang yang pertama kali mendengarnya adalah seorang yang memplester kolam untanya. Maka orang tersebut pingsan dan seluruh manusia akan pingsan. Kemudian Allah mengirim-atau menurunkan hujan yang seperti embun atau gerimis, lalu tumbuhlah jasad manusia-Kemudian ditiup lagi, dan tiba-tiba mereka telah berdiri menanti.”

Siapa saja boleh bertanya; apa gunanya hujan ini diturunkan sementara Allah sendiri mampu menghidupkan kembali manusia dengan satu perintah secara langsung. Bukankah jika Allah menghendaki sesuatu, Dia hanya tinggal berfirman “Kun,” (Jadilah), maka ia akan terjadi?!

Apabila ada pertanyaan semacam ini jawabannya adalah bahwa sungguh Allah-menciptakan segala sesuatu dengan suatu aturan yang sempurna. Dari yang paling besar dan agung sampai yang paling kecil dan remeh. Allah menyiapkan segala-faktor penyebab yang membuat-Nya menciptakan sesuatu, lalu Dia berfirman “Kun” (jadilah). Maka akan terjadi apa yang Allah kehendaki tersebut.

Hal ini karena Allah telah melandasi semua makhluk ciptaan-Nya dengan hukum serta peraturan yang tetap dan ilmiah yang berasal dari ilmu-Nya sendiri. Di antara-asma-ul husna-Nya ialah As-Sami’ (Yang Maha Mengetahui) dan Al-Qadir (Yang Mahakuasa). Dari ilmu-Nya Dia memunculkan segala penyebab. Dari-kekuasaan-Nya Dia menciptakan segala sesuatu setelah menimbangnya dalam timbangan yang-tepat.

Karenanya, jika seseorang berada di suatu-tempat di bumi ini, lalu ia memerhatikan apa yang ada di sekelilingnya, apa yang ada di bawahnya dan apa yang ada di atasnya, ia pasti akan mendapati bahwa segala sesuatu yang telah diciptakan Allah memiliki aturan dan-ketentuan masing-masing. Semuanya tidak diciptakan secara sembarangan atau tercipta begitu saja. Semuanya diciptakan dengan ilmu dan kekuasaan-Nya.

Oleh sebab itu, Allah menyuruh kita untuk berjalan di muka bumi ini agar kita menyaksikan bagaimana Allah memulai penciptaan ini. Allah berfirman:

قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَ رْضِ فَا نْظُرُوْا كَيْفَ بَدَاَ الْخَـلْقَ ثُمَّ اللّٰهُ يُنْشِئُ النَّشْاَ ةَ الْاٰ خِرَةَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ۚ

“Katakanlah, Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 20)

Ayat ini ditujukan kepada orang-orang yangbl berakal supaya mereka bisa mengetahui

keagungan Allah, aturan-Nya, serta bangunan langit. Allah berfirman:

“yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat”?

“Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.” (QS. Al-Mulk 67: Ayat 3-4)

Dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa Dia telah menciptakan langit berlapis-lapis. Di antara satu sama lain tidak terdapat perbedaan dan ketidakcocokan.

Bila kalian melihat ke langit, kalian tidak akan mendapatkan sebuah kekurangan sedikit pun dalam bentuk penciptaannya. Tidak ada lubang atau keretakan padanya meski kamu ulangi pandanganmu ke langit berkali-kali. Kalian tetap saja akan kembali dengan pandangan hampa yang tidak mendapatkan hasil sebab engkau tidak akannmenemukan kekurangan dalam konstruksi bangunan Ilahi

Beginilah ciptaan Allah dan beginilah Dia membangun alam semesta ini. Allah menciptakan manusia sesuai dengan tatanan dan aturan yang sangat detail.

Pembahasan ini telah disebutkan dalam surat Al-Hajj. Bagaimana Allah menciptakan manusia dari setetes air mani, kemudian berubahmenjadi segumpal darah, dan kemudian berubahmenjadi segumpal daging. Seperti inilah proses yang sangat detail itu. Sehingga wajar jika proses kehidupannya kembali juga sesuai dengan tatanan Ilah Yang Maha Mengetahui,”Sebagaimana kalian mulai, begitupula kalian akan kembali.”

Dengan aturan dan ilmu yang sama. Hujan yang turun secara terus-menerus selama empatpuluh tahun dalam tenggang waktu antara dua tiupan sangkakala berfungsi untuk menyusun kembali jasad manusia untuk kedua kalinya yang sebelumnya telah hancur dan binasa serta-telah berubah menjadi tanah.

Akan timbul pertanyaan lagi kepada siapa hujan tersebut turun? Bukankah seluruh jasad telah-hancur dan berubah menjadi tanah? Lalu apa faedahnya hujan tersebut diturunkan? Kepada siapa akan turun dan kenapa ia diturunkan?

Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita sama-sama membaca sebuah hadits Nabi Muhammad Kemudian kita.beralih pada pembahasan dan kajian ilmiah yang sesuai dengan perkembangan ilmu masa kini.

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda “Tenggang waktu antara kedua tiupan (sangkakala) itu adalah empat puluh.” Para shahabat bertanya kepada Abu Hurairah, “Empat puluh harikah?” Abu Hurairah menjawab,’Aku tidak mengiyakan.” (Aku tidak dapatmemastikan kalau itu adalah empat puluh hari). Mereka bertanya lagi, “Empat puluh bulankah?” Abu Hurairah menjawab, ‘Aku tidak.mengiyakan.” Mereka bertanya lagi, “Empat puluhtahunkah?” Abu Hurairah menjawab, ‘Aku tidak-mengiyakan.” “Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit sehingga manusia tumbuh-seperti tumbuhnya sayuran.” Nabi bersabda “Tidak ada satu bagian pun dari organ tubuh-manusia kecuali pasti akan hancur, selain tulang ekor. Sebab dari situlah ia akan disusun-kembali pada hari kiamat.

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: “sungguh, dalam jasad manusia itu terdapat satu tulang yang selamanya tidak akan-dimakan tanah, dan darinya ia akan disusun kembali pada hari kiamat. Para shahabat-bertanya, ‘Tulang apakah itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Tulang ekor’.” (HR Muttafaq’Alaih)

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah.bersabda: “setiap (bagian tubuh) anak Adam pasti akan dimakan oleh tanah, kecuali tulang ekor. Darinya ia telah diciptakan, dan darinya (pula) ia akan disusun kembali.” (HR Muslim, dalam kitab Shahihnya)

Dalam menafsirkan (tulang ekor),ImamAn-Nawawi mengatakan bahwa itu adalah tulang lunak lembut yang berada di ujung tulang belakang yang paling bawah’ Ia adalah kepala tulang ekor. Ada juga yang menyebutnya dengan ‘Aim (dengan huruf mim) karena ia adalah organ paling pertama dalam tubuh anakAdam yang diciptakan dari tanah dan organ inilah yang akan tetap utuh, untuk dilakukan Penyusunan dan penciptaannya kembali.

Dalam tiga hadits mulia tersebut terdapat keterangan soal bagaimana cara Allah mengembalikan semua manusia setelah kematiannya, kemudian membangkitkan dan mengeluarkan mereka dari dalam kuburnya.

Dalam kesempatan ini Rasulullahmengisyaratkan dalam ketiga hadits beliautersebut mengenai perkara dan peristiwa

apa saja yang akan terjadi dalammasatenggang antara dua tiupan sangkakala; tiupan yangpertama (kematian) dan tiupan yang keduakebangkitan).

Ini adalah perkara gaib yang tidak mungkin bisa ditafsirkan dan dijabarkan dengan keterangan ilmiah seberapapun jauhnya kemajuan dan.perkembangan ilmu pengetahuan yang bisa dicapai oleh manusia dalam menyingkap masalah ini dan memuat analisa serta kajian mengenai bab ini. Sekalipun mereka menggunakan peralatan komputer yang paling canggih untuk mengumpulkan segala kemungkinan yang bisa terjadi, tetap saja ilmu ini akan terhenti pada ilmu yang ada di sisi Allah.

Semua peristiwa yang terjadi di antara dua tiupan sangkakala yang diberitahukan Rasulullah kepada kita merupakan ilmu yang.datang dari sisi Allah. Allah telah mengilhamkan dan memberitahukannya kepada Rasulullah melalui perantara malaikat Jibril. Dan ini adalah rahmat dari Allah.

Allah telah menyembunyikan kapan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut.Akan tetapi, Dia tidak menyembunyikan rincian dan penjelasan kejadiannya dalam kitab-Nya, Al-Qur’anAl-Karim, dan lewat lisan Rasulullah di dalam hadits-haditsnya.

Hal ini bertujuan agar kita berada dalam keyakinan penuh dan memiliki ilmu yangjelas mengenai hal-hal yang gaib tersebut, sehingga kejadian-kejadian tersebut besertarinciannya dapat menjadi salah satu penyebab yang akan menguatkan keimanan kita dan bisa mendorong kita untuk kembali ke jalan Allah.

Dengan itu pula Allah telah memberikan peringatan kepada manusia tentang aPa yang akan terjadi kelak.

Dalam hadits ini terdapat ijaz (kata singkat yang bermakna menyeluruh). Akan tetapi, dalam lipatannya ada penjabaran yang banyak.Terlebih kita berada di era yang ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang pesat. Sehingga kita bisa menggunakannya untuk menafsirkan dan menjabarkan hadits nabi yang mulia ini.

Maka tidak ada makna lain dari keterangan bahwa setiap bagian dari jasad anak Adam bila telah mati akan hancur lebur menjadi-tanah dan tulang belulang selain yang disebutkan dalam hadits ini; yaitu ‘Ajbudz dzanab (pangkal tulang ekot). Adz Dzanab ialah sebuah tulang yang-terletak di bagian belakang tubuh manusia. Ia-biasa juga disebut ‘Ush ‘ush (tulang ekor). Tulang ini juga akan hancur seperti yang lain sedangkan yang akan tersisa hanyalah inti dari tulang ekor tersebut yang disebut Ajbudz-dzanab.

Manusia dengan ilmu yang hanya sedikit yang telah Allah berikan kepadanya mampu membuat sesuatu yang disebut dengan microfilm/Micro Chip yang panjangnya tidak melebihi beberapa sentimeter. Alat ini dapat digunakan untuk-menyimpan data yang dapat bertahan hingga ratusan tahun serta mampu menampung ribuan-data peristiwa sebagai ganti dari pita kaset yang panjangnya bisa mencapai ratusan kilometer.Dengan ilmunya yang sedikit tadi manusia mampu menemukan komputer yang panjangnya tidak lebih dari70 cm, akan tetapi dapat menyimpan data yang sangat banyak.

Lalu apakah tidak masuk akal jika pangkal ekor tersebut yang bentuknya sebesar biji adas dapat menampung seluruh sifat dan rahasia seseorang. Semuanya tersimpan dan-dimampatkan dalam tempat sebesar itu.Setelah itu, perhatikanlah hubungan yang cukup erat antara turunnya hujan yang menyerupai gerimis atau mani laki-laki yang bentuknya lengket dan akan menjadi gizi saat penghidupan kembali dengan perantaranya.

Mengenai kenapa Allah menurunkan hujan-tersebut? Dan kepada siapa hujan tadi-diturunkan? Serta apa gunanya diturunkan sementara seluruh makhluk telah dibinasakan oleh-Nya? Kesimpulannya tujuan diturunkannya hujan ini adalah untuk menghidupkan kembali jasad manusia yang telah mati.

Tapi, akan muncul pertanyaan baru, apakah jasad-jasad itu akan tumbuh begitu saja setelah disiram dengan hujan tadi padahal sudah tidak ada sesuatu yang tersisa dari jasad tersebut?

Makanya, pertanyaan ini justru menguatkan penjelasan semula mengenai akan adanya sesuatu tersisa dari tubuh manusia yaitu pangkal tulang ekor yang bentuknyamenyerupai biji adas atau bahkan lebih kecil lagi. Atau mungkin malah sekecil biji atom yang telah dimampatkan dan dipenuhi dengan program Ilahiyah.

Di dalamnya terkandung seluruh rahasia manusia, baik itu kepribadian dan kejiwaannya ataupun bentuk postur tubuhnya yang terdiri dari berbagi macam sel tubuh dan bentuk.Juga-tanda dan isyarat yang setiap individu memiliki ciri dan kode yang berbeda satu sama lain dan bentuk sidik jari yang berbeda-beda. Sebuah jasad dan susunannya memiliki bentuk tertentu yang khusus dan tersendiri, tidak akan-pernah sama antara satu orang dengan orang yang lain semenjak Allah menciptakan Nabi Adam sampai hari kiamat kelak.

Bukti yang paling mudah untuk membuktikan masalah ini adalah kalau kita memerhatikan orang yang menderita penyakit gagal ginjal. Tubuh orang yang mengalami gagal ginjal akan menolakbila diganti dengan ginjal orang lain.Meskipun ada jaringan tubuh dan ginjal yang cocok dengan tubuh orang lain tetap sajapersamaannya tidakmencapai 100%. Sekalipun pencangkokan ginjal dari tubuh orang lain akan membuat penderitanya ada perkembangan medis yang cukup signifikan, penderitanya tetap saja akan-selalu-ketergantungan dengan obat penguat dan antibody supaya tidak ada tagi penolakan tubuh terhadap bergabungnya organ lain di dalam jaringan. Apa pun macam dan bentuknya.

Oleh karena itu, ketika manusia binasa dan tulang belulangnya hancur dan berubah-menjadi tanah, pangkal tulang ekor yang besar dan beratnya tidak lebih dari biji adas inilah yang masih akan tetap tersisa. Tidak mungkinada orang yang bisa melihatnya karena ia telah bercampur dengan tanah. Akan tetapi, Allah Maha Mengetahui tempat di mana ia tersimpan. Ketika Allah menurunkan hujan yang berupa cairan seperti air mani dengan spesifikasinya telah Allah ciptakan pada masa tenggang antara dua tiupan sangkakala akan mampu masuk menembus celah-celah tanah bahkan ada yang-sampai meresap ke kedalaman tanah yang sangat jauh.

Oleh sebab itu, turunnya hujan tadi memakan waktu yang cukup lama yaitu empat-puluh hari, bulan, atau tahum sehingga bisa mencapai seluruh permukaan bumi dan mencapai semua yang tersisa dari manusia.Sekalipun manusia itu dikubur di dalam-perut bumi.

Allah berfirman:

Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 148)

Setelah air hujan tersebut benar-benar melekat pada pangkal tulang ekor, jasad manusia akan langsung tumbuh seperti tumbuhnya sayuran. Tubuh manusia dengan susunan, indera, sifat, dan perasaan akan terbentuk kembali persis seperti yang dimilikinya ketika hidup di dunia tidak ada perubahan sedikit pun. Ini merupakan salahsatu bukti sempurnanya keadilan Ilahi. Dialah ZatYang Mahabijak dan Maha-adil sehingga-sudah seharusnya hisab yang terjadi pada hari kiamat diberlakukan atas anggota badan, perasaan, serta indera yang samaseperti di dunia.

Dahulu manusia melakukannya dengan badan yang memiliki perasaan dan indera tersebut, sehingga Allah mengembalikan manusiadengan bentuknya seperti semula sewaktu ia hidup di dunia. Baik bentuk, perasaan, pribadinya, maupun semua sifat-sifatnya.

Hanya saja, Allah menambah panjang dan kuat tubuhnya disesuaikan dengan kenikmatan yang akan dirasakan di dalam surga atau azab di.neraka kelak. Allah juga akan menambahkan kekuatan pandangannya agar mampu melihat sesuatu yang tidak mampu dilihat matanya ketika masih di dunia. Sebab, kemampuan jasadnya secara biologis di dunia tidak diatur untuk bisa melihat sesuatu yang belum pemah-terlihat di dunia.

Allah berfirman:

“Dan katakanlah (Muhammad), Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kebesaran)-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Naml 27: Ayat 93)

“untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (di dunia) dan membangkitkan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.”

“Dan sungguh, kamu telah tahu penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Waqi’ah 56: Ayat 61-62)

“Setiap orang akan datang bersama (malaikat) penggiring dan (malaikat) saksi.”

“Sungguh, kamu dahulu lalai tentang (peristiwa) ini, maka Kami singkapkan tutup (yang menutupi) matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam.” (QS. Qaf 50: Ayat 21-22)

Setelah jasad tumbuh dengan sempurna dan telah siap untuk menerima kembali ruh, Allah memerintahkan malaikat Israfil-setelah Dia menghidupkannya-untuk memasang terompet pada mulutnya dan meniupnya untuk yang kedua kalinya. Yaitu tiupan terompet kebangkitan bagi jasad yang telah siap dan sempurna pada saat itu juga

Keadaan ini menyerupai kondisi Nabi Adam ketika Allah menciptakannya dan sesaat sebelum Allah meniupkan ruh ke dalam jasadnya. Setelah Allah meniupkan ruh kepadanya, ia pun menjadi manusia sempurna, dalam tubuhnya ada kehidupan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *