Anies Senang Angka Kasus Positif Naik, Ini Penjelasannya

Anies Baswedan. (Foto detikcom)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id  – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku senang angka kasus positif COVID-19 harian di Jakarta naik karena sesuai dengan tujuan dari Pemprov DKI Jakarta  untuk menemukan kasus positif.

Bahkan, Anies menyebut sangat mudah jika hanya untuk menurunkan angka kasus positif dengan mengurangi jumlah tes sehingga pertambahannya akan terlihat rendah. “Tapi bukan itu tujuan kami. Tujuan kami justru menemukan yang positif, mengisolasi yang positif. Karena itu kami meningkatkan testing,” kata Anies di Jakarta, Ahad (26/7/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Anies menjelaskan bahwa ketika meningkatkan testing maka warga yang sudah terpapar  otomatis akan menambah jumlah angka positif. Karenanya, Anies mengharapkan masyarakat jangan memandang sebagai masalah besar dengan  terus bertambah kasusnya.

“Kalau kita menemukan, berarti kita mengurangi masalah. Bayangkan kalau tidak menemukan, dia ke keluarganya, dia ke tempat kerjanya, dia tidak diisolasi, dia menularkan terus,” ujar Anies.

Anies menerangkan Pemprov DKI Jakarta akan terus menambah tes pengujian paparan COVID-19, menyusul masih adanya wabah tersebut, meski jumlah penambahan kasus pasti akan terus meningkat. Saat ini Pemprov melakukan pengetesan sebanyak 3.000 hingga 5.000 per hari. “Yang harus kita lihat persentase positifnya (positivity rate). Berapa yang dites, berapa yang positif,” tegasnya.

Persentase positif itu, ujar Anies, akan disebut aman bila dia di bawah 5 persen, sementara di Jakarta saat ini angkanya 5,2 persen (berbahaya bila di atas 10 persen). Dengan demikian Anies menegaskan pihaknya tidak akan mengurangi jumlah tes untuk memberikan kesan aman.

“Kami justru mau menambah testing supaya bisa menemukan yang positif yang sedang berada di luar, yang semula tidak tahu. Karena 66 persen dari yang ditemukan positif itu adalah tanpa gejala. Nah kalau orang tanpa gejala (OTG) tidak diketahui berbahaya. Kami akan terus mencari mereka yang positif tanpa gejala supaya mereka diisolasi, supaya masyarakat kita bisa selamat,” beber Anies.

Secara kumulatif, pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) sampai dengan 25 Juli 2020 sebanyak 517.465 sampel. Pada 25 Juli 2020, dilakukan tes PCR pada 4.925 orang, 4.286 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 378 positif dan 3.908 negatif.

Selain itu, untuk rapid test, totalnya sebanyak 295.072 orang telah menjalani, dengan persentase reaktif COVID-19 sebesar 3,5 persen, dengan rincian 10.438 orang dinyatakan reaktif COVID-19 dan 284.634 orang dinyatakan non-reaktif.

Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah.

Pemprov DKI melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI mencatat ada penambahan jumlah positif corona sebanyak 378 kasus pada Ahad (26/7/ 2020), sehingga jumlah kumulatif konfirmasi di Jakarta sampai hari ini sebanyak 19.001 kasus.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani mengatakan dari jumlah 19.001 kasus yang konfirmasi di wilayah Ibu Kota Jakarta. Tercatat sebanyak 11.886 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 772 orang meninggal.

“Kami laporkan 1.491 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 4.852 orang melakukan isolasi mandiri (termasuk data Wisma Atlet). Untuk suspek yang masih menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.434 orang, dan suspek yang masih menjalani isolasi di RS sebanyak 1.557 orang, serta yang meninggal sebanyak 2.227 orang,” jelas Fify. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *