LIPI: Vaksin Wajib Lulus Uji Klinis Sampai Tiga Tahap

Ilustrasi - Botol berlabel stiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik. (Dok. Antara/Reuters)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto mengatakan seluruh vaksin termasuk vaksin untuk COVID-19 harus lulus uji klinis sampai tiga tahap, yakni tahap I, II, dan III.

“Uji klinis dilaksanakan dalam tiga tahap,” kata Wien dikutip dari Antara, Jumat (21/8/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Wien kandidat vaksin yang diperoleh dari hasil penelitian di laboratorium harus melalui tahap uji praklinis pada hewan uji, misalnya monyet, dan uji klinis tahap I, II dan III pada manusia.

Dia menjelaskan setelah lolos uji klinis tahap III, maka dapat diajukan untuk memperoleh izin edar vaksin dan penggunaan sebagai vaksin kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Uji klinis tahap I dilakukan terhadap relawan dengan jumlah kurang dari 100 orang untuk mengetahui apakah vaksin tersebut aman dan untuk mengidentifikasi respon imun yang muncul serta untuk menentukan dosisnya.

Tahap II dilakukan terhadap beberapa ratus orang relawan untuk menentukan efikasi atau efektifitas vaksin, serta untuk memastikan efek samping vaksin tersebut.

Tahap III dilakukan terhadap ribuan orang relawan untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut efektif, aman dan bermanfaat untuk mencegah infeksi sesuai tujuan dan target populasinya.

Wien melanjutkan pada uji klinis tahap III, para relawan yang dipilih perlu mendapatkan kemungkinan untuk terinfeksi oleh virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dalam aktivitas mereka sehari-hari. “Relawan yang ideal adalah mereka yang dalam aktivitas sehari-hari mereka berpotensi tinggi untuk terinfeksi virus, misalnya para tenaga medis,” ujar Wien.

Wien menambahkan uji klinis I, II dan III biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kelompok umur, misalnya anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun, mereka yang berusia 18-59 tahun, dan mereka yang berusia lanjut di atas 60 tahun.

Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika merespons positif  Indonesia yang menjadi negara tempat uji klinis vaksin virus corona SARS-CoV2 (Covid-19).  Sebab, tidak ada pihak yang diuntungkan dengan uji klinis vaksin ini di Tanah Air.

Menurut Laura, saat ini banyak negara menjadi kandidat penghasil vaksin Covid-19 dan berlomba-lomba memproduksinya. Termasuk juga Indonesia yang kini tengah dalam proses mengembangkan vaksin produksi sendiri yaitu merah putih. Kendati demikian, ia melanjutkan, penemuan vaksin merah putih dijadwalkan pada 2021 mendatang.

“Tetapi vaksin merah putih kan belum sampai ke arah sana (uji klinis). Sambil menunggu itu, bagaimana kerja sama itu dibangun? Saya rasa tidak masalah dengan itu,” kata dia dikutip dari Republika.co.id, Jumat (21/8/2020).

Laura menambahkan bahwa sejumlah negara telah memasuki uji klinis tahap 1,2, hingga 3. Tentu yang dicari negara adalah yang paling cepat menemukan vaksin. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *