Menyusuri

menyusuri
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Menyusuri

Oleh : Drs.H.Ahmad Zacky Siradj/Ketua Umum IKALUIN/Ketua Umum PBHMI 1981-1983.

Agar lebih cepat sampai kita potong kompas saja dengan menyusuri lorong gang kecil ini, ya dek, ya, saya ikut abang aja. Lorong ini lorong kemerdekaan, kenapa disebut demikian bang.? Karena dulu para pahlawan kita bersembunyi dilorong ini, dengan taktik perang gerilya banyak musuh yang kehilangan nyawa, hingga penjajah cukup kewalahan melawannya, taktik perang gerilya ini menjadi andalan bagi para pejuang kita saat itu, tapi kemudian ketahuan oleh penjajah bahwa lorong ini tempat persembunyian, entah karena dibuntuti kemana para pejuang itu bersembunyi, atau mungkin juga ada pengkhianat dari bangsa kita sendiri yang memberitahukan tempat persembunyian itu, hingga lorong ini juga merupakan tempat dimana para pahlawan kita menjadi bunga bangsa, gugur di medan juang, wah, ngeri juga bang, tidaklah dek, biar kita merasakan getaran perjuangan mereka, mempertaruhkan nyawa demi kemulyaan bangsa.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Demikian juga dalam menghadapi hidup dan kehidupan kita boleh jadi diwarnai dengan jalan hidup yang berlorong-lorong, dan luka likunya, ada yang mungkin juga ada lorong-lorong yang gelap, ada yang mungkin juga lorong-lorong yang terang, sepertinya semua kita pernah mengalami menyusurinya, menyusuri liku-liku kehidupan, tentu ada yang membahagiakan tapi juga ada yang menyedihkan dan memprihatinkan, sehingga ada ungkapan itulah romantika kehidupan yang tiada henti berputar berganti terus sekali ada di atas sesekali ada dibawah berputar diantara manusia (yudawwiluha bayinannas). Begitu pula suatu bangsa dalam mengarungi menyusuri kehidupannya terkadang mengalami pasang surutnya, seakan timbul tenggelam bagai benda yang terapung terayun gelombang ditengah lautan, apa lagi dinegara yang berkepulauan archipelago, ada pulau yang muncul kala air laut surut tapi lalu tenggelam kala air laut pasang. Demikian kehidupan sebagaimana yang kita alami bersama setiap kali mendapat kemudahan lalu diiringi pula dengan kesulitan dan begitu pula sebaliknya (innamal ‘ushri yusra).

Bila menyusuri jejak sejarah bangsa maka muncul tenggelam juga seperti yang dialami oleh kepemimpinan bangsa ini juga, ada kala disanjung dipuja tapi ada kalanya dicemooh dan dihina, tapi tentu semua itu harus tetap menapaki dan tidak lepas kendali, terkendali dalam batas etika dan kepatutan sebagai bangsa yang bermoral, yang pedomannya tiada lain adalah aturan-aturan konstitusional. Krena dengan aturan ini kekuasaan dibatasi dan dengan aturan ini pula dalam waktu yang bersamaan melindungi rakyatnya. Sejatinya aturan bila menyusurinya memang demikian, memberi perlindungan terhadap yang lemah dan tertindas sekaligus membatasi kekuasaan dari kesewenang-wenangan. Karena itulah negara ini harus menjamin rakyatnya hidup dalam suasana yang merdeka, bersatu berdaulat adil dan makmur, seperti yang telah termaktub dalam pembukaan konstitusi negara bangsa kita.

Hal yang kiranya perlu diwaspadai dalam hal itu adalah menggunakan dalih hukum lebih-lebih bagi negara yang berdasarkan hukum, atau menyebut dirinya sebagai negara hukum, baik itu untuk dalam upaya memperkuat otoritas kekuasaannya sehingga kesewenang-wenangannya berjalan begitu rupa bebas karena dibalut oleh hukum atau merasa syah menurut hukum atau tujuan lainnya adalah untuk membatasi kebebasan rakyat, membatasi mengekang atau menindas masyarakat bangsa dengan selimut hukum, sekaligus dapat menjadi pembenaran pula bagi kekuasaan untuk secara bebas menjalankan kepentingan-kepentingannya termasuk untuk bagaimana menyenangkan kelompok-kelompoknya yang menjadi kroni dari kekuasaannya. Melalui hukum perang nir militer pun terjadi, kepentingan asing katakanlah sebagai penjajahan baru masuk secara leluasa tunggang langgang karena merasa telah ada landasan hukumnya…apakah ini pula yang terjadi pada negara bangsa kita…?

Bagi kaum terpelajar menyusuri orsinalitas asal mula pencetus pemikiran menjadi penting karena dari situ dapat menyusuri pemikiran rujukan atau referensi penulisan ilmiah sekaligus gambaran kondisi masyarakat kala itu, ketika ungkapan kata itu terangkat kepermukaan misalnya ungkapan kata tentang agama sipil (civil religion), apakah berasal dari pemikir-pemikir eropa/barat atau bermula dari khazanah timur tengah yang merujuk pada piagam madinah. Menjadi penting memang bila mencoba mengedepankan dan menyusurinya kemudian menerapkannya pada nilai-nilai kebangsaan diberbagai negara bangsa. Selain memiliki posisi ditaati dan menjadi titik temu bagi pluralitas masyarakat bangsanya seperti beragam macam penganut agama adat istiadat juga keberagaman budaya suku-suku bangsa. Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang menjadi ciri dari agama sipil ini, aspek yang mengandung dan memberi tempat bagi berkembangnya kekuatan spritual, yang kedua memiliki aspek kecerdasan bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban dan yang ketiga terakhir tercermin dalam karya kongkrit perbuatan yang merupakan amal kerja kemanusiaan. Sehingga menyusuri ungkapan kata juga penting dalam menyusuri orsinalitas konteks, sehingga bila digunakan pada masyarakat yang relatif berbeda masih berada dalam konteks kesejarahannya. Memang menyusuri mula kata ditemukan itu pun tidak terlepas dari menyusuri lorong-lorong atau madhab-madhab pemikirannya

Memang setiap orang walau dengan kadar yang berbeda dan bertingkat-tingkat maka menyusuri hakikat kebenaran itu menjadi sesuatu yang niscaya, mencoba mendekat (taqarrub) dengan menyusuri memilih jalan (syari’at) agar sampai bagai mana mengetahui hingga dapat memperteguh keyakinannya (ma’rifat). Semua yang ditempuh itu masing-masing kita tentu berbeda mengalaminya ada yang menyusurinya pada jalan yang cukup lebar luas membentang, tetapi ada juga yang menyusuri jalan yang tidak begitu lebar tetapi relatif leluasa hingga tiba pada tujuan, namun disamping itu ada pula yang berjalan menyusuri lorong panjang jalan setapak kaki, harus terus ditempuh melangkah menyusurinya, menyusuri jalan yang belum pernah diinjaknya tapi harus dilalui karena ada pendahulu yang telah menyusuri jalan ini yaitu mereka yang diberi nikmat oleh-Nya (shiratalladzina an’amta ‘alaihim ghairil maghdubi ‘alaihim wa ladhdhollin).

Wa Allahu a’lam (azs, 2682020)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *