Happy, Healthy, Wealthy : Dahsyatnya Lapar

Dahsyatnya Lapar
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Happy, Healthy, Wealthy : Dahsyatnya Lapar

Oleh: Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Essentially, fasting cleanses our body of toxins….
When we fast, the body does not have its usual access
to glucose, forcing the cells to resort to other means and
materials to produce energy. As a result, the body begins
gluconeogenesis, as a natural process of producing its
own sugar.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ketosis, another process that occurs later into the fast cycle,
happens when the body burns stored fat as its primary
power source. This is ideal mode for weight loss and
balancing blood sugar levels.

Intinya, puasa membersihkan racun di dalam tubuh…
Saat kita puasa, tubuh tak punya akses mendapatkan glukosa.
Sel dipaksa mencari cara untuk mendapatkannya sebagai enerji.
Hasilnya, tubuh melakukan glukoneogenesis, proses alami untuk
mendapatkan gula sebagai enerji.

Ketosis, proses lainnya yang terjadi saat kita berpuasa,
terjadi jika tubuh membakar lemak sebagai sumber tenaga primer.
Karena itulah puasa adalah cara ideal untuk mengurangi
berat badan dan menyeimbangkan level gula darah.
(Susan Puckett, PA, Boulder Medical Center)

Pendapat Susan Puckett sangat cocok dengan tulisan delapan dokter dan dua ahli kesehatan yang ditulis dalam buku berjudul Panduan Optimalisasi Kondisi Metabolik untuk Mencegah fatalitas Covid-19. “Setelah 5-6 jam berpuasa, tubuh akan mencapai tahap ketosis. Proses pemecahan lemak yang menghasilkan keton. Lemak merupakan bahan baku enerji utama saat kita berpuasa,” tulis buku yang ditulis oleh berbagai dokter spesialis ini.

“Selama proses ketosis inilah tubuh akan melepaskan kolesterol dan asam urat ke dalam aliran darah, yang merupakan bagian dari proses detoksifikasi dalam tubuh,” lanjut buku yang merekomendasikan penderita covid agar melakukan intermittent fasting ini.

Dari sisi agama lebih menarik lagi. “Bedanya makan kita dengan ABG adalah kita makan karena apa. Kalau ABG karena makanan yang enak. Jika kita makan karena enak, maka kelas kita juga seperti ABG. Bukan rektor, profesor atau doktor,” kata Gus Baha‘ saat memberikan ceramah kepada civitas Universitas Muhammadiyah Malang yang dihadiri oleh rektor dan pejabat UMM 14 Juli lalu.

“Kalau kita mau berkasta yang lebih tinggi, maka makan kita harus berlauk lapar. Adamuhu alju’. Lauk terbaik adalah lapar,” kata kiai muda NU yang youtube ceramahnya viral di mana-mana ini.

Syukurlah bagi yang puasa asyura hari ini. Tergolong berkasta tinggi, makan lezatnya berlauk lapar dan insya Allah terhapus dosa selama setahun. Alhamdulillah telah menjadi hambaNya yang taat melaksanakan perintahNya. Nikmatnya berpuasa.

Salam!

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *