Qana’ah Untuk Meraih Ridha-Nya

Qana'ah Untuk Meraih Ridha-Nya
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Qana’ah Untuk Meraih Ridha-Nya

Saudaraku,
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:

لا تفخر بمالك ولا بجمالك ولا ببدنك ولا بأولادك ولا بقصورك ولا بسيارتك، ولا بشيء من هذه الدنيا أبداً، إنما إذا وفقك الله للتقوى فهذا من فضل الله عليك، فاحمد الله عليه، واعلم أن الأعمال بالنيات، والقلوب هي التي عليها المدار.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Jangan membanggakan harta, ketampanan, badan, anak-anak, istana, dan mobilmu, dan dengan apapun dari dunia ini selama-lamanya. Jika Allah memberimu taufiq untuk bertaqwa maka ini semata-mata dari karunia Allah kepadamu, jadi pujilah Allah atasnya, dan ketahuilah bahwa amal-amal itu diberikan balasan sesuai dengan niatnya, dan hati merupakan poros amal.”

(Syarh Riyadhus Shalihin, jilid 1 hlm. 52).

Saudaraku,
Ada beberapa hal yang dicintai manusia, Allah Azza wa Jalla telah merincikan dalam ayat berikut ini:

‎قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

“Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah: 24)

Ayat di atas menerangkan tentang orang yang begitu mencintai dunia, yaitu keluarga, tahta, harta, bisnis hingga rumah tempat tinggalnya. Ayat di atas kata Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah dalam Kitab Tauhid menunjukkan ancaman bagi orang yang menjadikan perkara duniawi tersebut lebih daripada agamanya…

Saudaraku,
Jika hati jadi telah lalai dari mengingat akhirat maka akan kurang dalam beramal shaleh.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎مَنْ أَحَبَّ دُنْيَاهُ أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ وَمَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ فَآثِرُوا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى

“Siapa yang begitu gila dengan dunianya, maka itu akan memudaratkan akhiratnya. Siapa yang begitu cinta akhiratnya, maka itu akan mengurangi kecintaannya pada dunia. Dahulukanlah negeri yang akan kekal abadi (akhirat) dari negeri yang akan fana (dunia).” (HR. Ahmad, 4:412. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi.)

Dalam surat Adz-Dzariyat juga disebutkan,

‎قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ (10) الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ 11

“Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai.” (QS. Adz-Dzariyat: 10-11)

Saudaraku,
Orang yang gila dunia urusannya akan jadi sulit. Berbeda jika seseorang mengutamakan akhirat.  Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ

“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi, no. 2465. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Agar kita terhindar dari cinta dunia maka kita harus yakin dunia itu fana dibanding akhirat yang kekal abadi. Kita harus senantiasa qana’ah (menerima apa saja yang Allah Azza wa Jalla telah berikan). Kita harus mendahulukan ridha Allah Azza wa Jalla daripada hawa nafsu dan kepentingan dunia, karena akan memperoleh kenikmatan begitu banyak di surga.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ

“Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim, no 2392)

Saudaraku,
Kebanyakan dari kita ngeri membicarakan tentang akhirat dan kematian (pulang ke rahmatullah). Jangankan membicarakan, membayangkannya saja kita tidak berani. Jawabannya adalah karena kita tidak siap menghadapi peristiwa menuju kehidupan di akhirat. Padahal, siap tidak siap kita pasti akan menjalaninya. Siap tidak siap kematian pasti akan datang menjemput. Daripada selalu berdalih tidak siap lebih baik mulai dari sekarang kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dan kehidupan di akhirat…

Saudaraku,
Persiapan terbaik adalah dengan selalu mengingat mati dan kehidupan di akhirat. Yakinkan pada diri kita bahwa kematian adalah pintu menuju Allah Azza wa Jalla. Kematian adalah jalan menuju tempat yang indah, surga. Dengan selalu mengingat mati kita akan selalu berusaha agar setiap tindakan yang kita lakukan merupakan langkah-langkah menuju surga yang penuh kenikmatan.

Hakekat kehidupan manusia adalah sebuah perjalanan kembali menuju Allah Azza wa Jalka. Dalam perjalanan yang singkat ini ada yang kembali dengan selamat, namun ada yang tersesat di neraka. Kita terlalu disibukkan oleh dunia hingga merasa bahwa dunia inilah kehidupan yang sebenarnya. Kita seakan lupa bahwa hidup ini hanya sekedar mampir untuk mencari bekal pulang. Kemilaunya keindahan dunia membuat kita terlena untuk menapaki jalan pulang. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengingat mati. Dengan kata lain orang yang paling cerdas adalah orang yang mempunyai visi jauh ke depan…

Saudaraku,
Dengan selalu mengingat visi atau tujuan hidupnya ia akan selalu bergairah melangkah ke depan. Visi seorang muslim tidak hanya dibatasi oleh kehidupan di dunia ini saja namun lebih dari itu, visinya jauh melintasi batas kehidupan hingga ke akhirat. Visi seorang muslim adalah kembali dan berjumpa dengan Allah Azza wa Jalla. Baginya saat-saat kematian adalah saat-saat yang terindah karena sebentar lagi akan berjumpa dengan sang kekasih yang selama ini dirindukan.
Terkadang kita takut mati karena kematian akan memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai. Orang tua, saudara, suami/istri, anak. Ini menandakan kita lebih mencintai mereka ketimbang Allah Azza wa Jalla. Jika kita benar-benar cinta kepada Allah Azza wa Jalla maka kematian ibarat sebuah undangan mesra dari Allah Azza wa Jalla menuju kehidupan akhirat…

Saudaraku,
Akhirnya orang yang selamat adalah orang yang menyadari bahwa semua harta dan kekuasaan adalah sarana untuk bisa kembali kepada Allah. Jasadnya mungkin bersimbah keluh berkuah keringat, banting tulang menundukkan dunia namun hatinya tetap hanya terpaut pada sang kekasih Allah Azza wa Jalla. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa kerja keras, berfikir cerdas dan berhati ikhlas…

Duhai Sang Pemilik dunia, ajarkan kami untuk menundukkan dunia, bukan kami yang tunduk kepada dunia. Bila kilauan dunia menyilaukan pandangan kami, bila taburan permata dunia mendebarkan hati kami, ingatkan kami ya Allah. Ingatkan bahwa ridha-Mu dan kasih sayang-Mu lebih besar dari pada sekedar dunia yang pasti akan kami tinggalkan…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa – qana’ah untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *