Peringatan Dari Bahaya Godaan Harta

Peringatan Dari Bahaya Godaan Harta
foto : Unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Peringatan Dari Bahaya Godaan Harta

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah ﷻ atas berbagai limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
Dialah Allah ﷻ satu-satu-Nya yang memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada beliau, keluarga, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti jalannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah ﷻ dan senantiasa memohon rahmat serta pertolongan-Nya.
Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, manusia tentu tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena manusia pada asalnya adalah makhluk yang lemah.

Saat dilahirkan, dia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa serta tidak bisa memberikan manfaat bagi dirinya.
Kemudian Allah ﷻ berikan kepada hamba-hamba-Nya berbagai kenikmatan dan kemudahan untuk mendapatkan rezeki yang banyak dan beraneka ragam.

Oleh karena itu, kewajiban kita adalah mensyukuri pemberian-pemberian tersebut dengan menjalankan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Ketahuilah, bahwa pemberian-pemberian Allah ﷻ yang berupa makanan, harta benda, anak, dan semisalnya merupakan ujian bagi manusia.

Allah ﷻ berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Dan ketahuilah bahwa harta-harta kalian dan anak-anak kalian itu tidak lain hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal: 28).

Disamping itu, Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةٌ وَفِتْنَةُ أُمَّتِيْ الْمَالُ
“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah dan fitnah umat-Ku adalah harta.” (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Godaan harta ini akan datang dari berbagai sisi, di antaranya adalah dari cara mencarinya.

Dari sisi ini, sebenarnya Allah ﷻ telah mensyariatkan berbagai cara dalam mendapatkan harta, yang semuanya dibangun di atas keadilan dan jauh dari perbuatan zalim, jahat atau menyakiti orang lain.

Maka orang-orang yang bertakwa kepada Allah ﷻ tentu akan senantiasa memperhatikan batasan-batasan syariat dalam mendapatkannya.
Jauh dari unsur riba, judi dan bentuk-bentuk kezaliman lainnya, yang semuanya termasuk dalam bentuk memakan harta orang lain dengan cara yang batil.

Allah ﷻ telah melarang memakan harta orang lain dengan cara bathil:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang dilakukan dengan suka sama suka di antara kalian.” (QS. An-Nisa’: 29).

Dengan sebab perhatian terhadap batas dan aturan-aturan Allah ﷻ dalam mencarinya, maka harta yang diperoleh pun menjadi barakah.

Harta yang diperolehnya akan menjadi sebab kebaikan bagi yang memilikinya, baik saat diinfakkan, disedekahkan maupun di saat hartanya nanti menjadi warisan bagi ahli warisnya, sehingga hartanya menjadi kebaikan bagi dirinya di dunia dan akhirat.

Sedangkan orang-orang yang tidak bertakwa, mereka tidaklah memperdulikan halal atau tidaknya mata pencaharian mereka, sehingga hartanya pun tidak barakah dan tidak ada manfaatnya.

Apabila dimakan atau diinfakkan maka dia telah memakan atau menafkahi dengan harta yang haram.

Apabila disedekahkan tidak akan diterima oleh Allah ﷻ.

Apabila meninggal dunia, maka hartanya akan menjadi sebab masuknya dia ke dalam neraka. Nas’alullaha as-salamah
(Mudah-mudahan Allah ﷻ selamatkan kita dari siksa neraka).

Godaan karena harta ini juga bisa datang dari sisi perhatian dan keinginan seseorang terhadapnya, sehingga sebagian orang ada yang keinginannya terhadap harta membuat dirinya berambisi terhadapnya.

Hal ini membuat kesibukannya hanyalah untuk mencari dunia, dari saat memulai aktivitasnya setelah bangun tidur sampai dia kembali ke rumahnya untuk beristirahat, yang dipikirkannya hanyalah dunia.

Di saat duduk, berdiri, maupun berjalan, yang di hatinya hanyalah mencari dunia, bahkan saat tidurnya pun yang diimpikan adalah mencari dunia.

Lebih dari itu, saat shalat pun pikirannya dipenuhi dengan dunia, seakan-akan dirinya diciptakan untuk sekadar mencari dunia.

Padahal dengan perhatian dan keinginan yang berlebihan hingga melalaikan akhirat seperti itu, seseorang tidak akan mendapatkan rezeki kecuali yang telah Allah ﷻ tetapkan untuk dirinya.

Maka orang yang demikian keadaannya tertipu dan terjatuh pada godaan dunia, sehingga dia memusatkan seluruh pikiran dan kesibukannya untuk dunia.

Dia jadikan dunia bersemayam di hatinya sehingga melalaikannya dari ibadah kepada Allah ﷻ.

Godaan harta juga akan muncul dari sisi penggunaannya.

Dari sisi ini, kita dapatkan sebagian orang yang berharta memiliki sifat pelit sehingga tidak mau mengeluarkan zakatnya, tidak mau menjalankan kewajiban berinfak kepada kerabatnya yang wajib untuk dibantu, dan yang semisalnya.

Sedangkan sebagian yang lainnya atau pada sisi lainnya, justru mengeluarkan hartanya tanpa ada perhitungan serta dihambur-hamburkan sia-sia.

Padahal Allah ﷻ menyebutkan di dalam firman-Nya:
وَءَاتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا. إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat haknya (mereka), (begitu pula) kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) sia-sia. Sesungguhnya orang-orang yang menghambur-hamburkan hartanya sia-sia adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (Al-Isra’: 26-27).

Al-Imam Mujahid rahimahullahu berkata:
لَوْ أَنْفَقَ إِنْسَانٌ مَالَهُ كُلَّهُ فِي الْحَقِّ لَمْ يَكُنْ مُبَذِّرًا وَلَوْ أَنْفَقَ مُدًّا فِيْ غَيْرِ حَقِّهِ كَانَ تَبْذِيْرًا
“Seandainya seseorang mengeluarkan seluruh hartanya pada tempat yang benar, maka dia bukanlah seorang yang menghambur-hamburkan harta. Namun seandainya seseorang mengeluarkan satu mud/cakupan tangan (dari hartanya) untuk sesuatu yang tidak pada tempatnya, maka dia telah menghambur-hamburkan hartanya dengan sia-sia.”

Oleh karena itu, siapa pun di antara kita harus hati-hati dan senantiasa takut terkena godaan harta ini.

Betapa banyak orang yang lebih berilmu dari kita telah terjatuh pada penyimpangan-penyimpangan karena godaan ini.

Bahkan ada pula orang yang dahulunya istiqamah membela As-Sunnah dan melawan kebatilan, baik kesyirikan, bid’ah, maupun maksiat lainnya, namun kala tergoda dengan harta, kemudian terjatuh pada penyimpangan-penyimpangan.

Karena itu bagi orang-orang yang lalai dari mengingat Allah ﷻ serta merasa aman dari ancaman dan bahaya godaan, sangat besar kemungkinannya terjatuh dan terbawa oleh godaan sehingga semakin jauh dari petunjuk Allah ﷻ.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ، وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ يَتُبْ عَلَيْكُمْ؛ إِنَّهُ كَانَ تَوّاَباً

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *