Jakarta, Hajinews.id,- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan perlambatan ekonomi memang sudah terlihat sejak awal munculnya Covid-19. Di mana pertumbuhan ekonomi kuartal I hanya tercatat 2,97%.
Kemudian, pukulan terdalam terjadi di kuartal II dengan pertumbuhan minus 5,32% dan pada kuartal III ini diproyeksi masih akan tetap berada di zona negatif. Dengan kondisi ini, maka Indonesia memang sudah masuk resesi.
“Kemudian kuartal III kita expect di kisaran -2,9% hingga -1%, berarti sudah resesi, sudah terjadi perpanjangan perlambatan ekonomi kita,” ujarnya melalui video conference, Jumat (25/9/2020).
Di kuartal IV, ia berharap perekonomian bisa membaik dan kembali ke zona positif meski belum kembali ke tren awal. Untuk itu berbagai langkah akan dilakukan pemerintah seperti mempercepat realisasi anggaran yang ada di program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Berbagai bantuan yang ada di program PEN akan terus dipercepat seperti pemberian bantuan sosial baik sembako maupun tunai kepada masyarakat miskin. Insentif kepada badan usaha hingga restrukturisasi kredit dan tambahan modal kerja bagi UMKM.
Dengan langkah ini pula, diharapkan perekonomian di tahun depan bisa kembali ke tren awal sejalan dengan proyeksi pemerintah. Pemerintah mematok perekonomian tahun depan di kisaran 4,5% hingga 5,5%.
“Tapi memang bukan tanpa kerja keras, harus kita lakukan berbagai kebijakan ke arah yang membuat perekonomian semakin kuat untuk pulih dan tenaga kerja juga kian pulih,” kata dia. (dbs)