Tafsir Al-Quran Surat Shad Ayat 48-54

Tafsir Al-Quran Surat Shad Ayat 48-54
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Tafsir Al-Quran Surat Shad Ayat 48-54

Oleh KH Didin Hafidhuddin

Disarikan oleh  Prof.Dr.Bustanul Arifin

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

1. Alhamdulilahi rabbil alamin. Kita berjumpa lagi dalam rangka meneruskan kajian Tafsir Al-Quran, kali ini kita akan membahas Surat Shad Ayat 48-54. Mari kita awali dengan membaca Ummul Kitab Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca bersama-sama Surat Shad 48-54. Artinya adalah, “Dan ingatlah Ismail, Ilyasa‘ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) tempat kembali yang terbaik, (yaitu) surga ’Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bersandar (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman (di surga itu). dan di samping mereka (ada bidadari-bidadari) yang redup pandangannya dan sebaya umurnya. Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan. Sungguh, inilah rizki dari Kami yang tidak ada habis-habisnya”. Kaum muslimin adalah ummat yang mendapat amanah dari Allah untuk terus menerus melakukan dakwah dalam arti luas, amar ma’ruf nahi munkar. Ummat islam akan mendapatkan pertolongan dan kasih sayang dan kemenangan dari Allah SWT dalam melakukan dakwah terus-menerus seperti ini.

2. Perhatikan Al-Quran Sarat Al-Hajj Ayat 41. “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” Sesungguhnya Allah akan memberikan pertolongan kepada siapa siapa saja yang menolong agama Allah, yaitu orang yang melakukan tiga perkara: (1) menegakkan shalat sebaik-baiknya, tepat waktu dan mengikuti syariat yang ditetapkan, (2) menunaikan zakat, berkorban materi untuk kepentingan agama, menolong kaum fakir-miskin dan (3) melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Amar ma’ruf nahi munkar ini merupakan bagian penting dalam kehidupan seorang muslim, inti dari perintah dakwah terust-menerus, sepanjang masa. Posisi umat islam akan mendapat predikat terbaik, jika berbaris secara teratur rapi dan bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kapastias. Setiap individu perlu terlibat secara aktif dalam kegiatan dakwah, setidaknya dalam bidang dan profesi masing-masing.

3. Hal ini juga ditekankan dalam Surat Ali Imran Ayat 110 yang sangat terkenal itu. “Kamu sekalian (ummat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” Rasulullah SAW juga diingatkan oleh Allah SWT bahwa “Kalian ummat islam itu akan menjadi ummat terbaik yang pernah dikeluarkan ke dunia, karena selain beriman kepada Allah, juga melakukan amar ma’ruf nahi munkar, dan dapat dijadikan rujukan bagi ummat-ummat yang lain. Ketika ummat islam terpuruk, banyak yang masa-bodoh atau tidak peduli terhadap dakwah dan keimanan kepada Allah, biasanya diutus lagi seorang Nabi dan Rasul untuk memberbaiki ummat dan keadaan kehidupan. Tugas Nabi dan Rasul Allah adalah juga untuk melakukan regenerasi dan kadersisasi kepemimpinan. Generasi pemimpin itu bahkan datang dari kalangan dekat mereka sendiri, untuk melanjutkan estafet dakawah dan kepemimpinan.

4. Perhatikan juga Surat Al-Anam Ayat 83. “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui. 84. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shalih, dan Ismail, Ilyasa‘, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan (derajatnya) di atas umat lain (pada masanya), (dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rasul) dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus.” Jadi, dalam hal ini ada semacam estafet kepemimpinan untuk menjadi pendakwah atau dai dalam konteks menyebarkan agama islam. Argumen atau hujjah untuk melakukan estafet kepada anak dan keluarhanya itu memiliki alasan yang objektf. Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

5. Dalam Surat Shad yang kita baca tadi, tiga orang Nabi dan Rasul Allah SWT (Ismail, Ilyasa’ dan Dzulkifli) berasal langsung dari keturunannya sendiri, yaitu: Nabi Ismail AS bin Nabi Ismail AS, Nabi Ilyasa’ AS bin Nabi Ilyas AS, dan Nabi Dzulkifil AS bin Nabi Ayyub AS. Mereka juga termasuk orang-orang terpilih, orang-orang terbaik, mengajak ke keimanan dan ketauhidan, dari kekufuran ke cahaya iman, suatu cahaya kehidupan. Orang-orang beriman pasti mengetahui tahu jalan mana yang harus diikuti dan mana yang tidak harus. Orang yang beriman tidak akan sembarangan berbuat buruk dalam kehidupan, karena semuanya akan diawasi langsung oleh Allah SWT. Cahaya itu berasal dari Allah SWT. Telinga orang beriman dan pernglihatannya berasal dari Tuhan, senantiasa mendapat petunjuk Allah SWT. Sebaliknya, orang celaka itu adalah orang yang tidak mau mendengar, tidak mau melihat dan tidak mau berfikir. Mereka yang di neraka kelak akan mengakui, seperti tergambar dalam Surat Al-Mulk Ayat 9-11, “Mereka menjawab, ‘Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya)’ dan kami katakan, ‘Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar’. Dan mereka berkata, ‘Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala. Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu”. Dalam konteks inilah para Nabi dan Rasul itu berdakwah kepada ummatnya. Namun demikian, para Rasul itu akan diuji oleh Allah SWT, untuk melihat kesungguhannya dalam beriman kepada Allah dan dalam menyampaikan risalah Allah.

6. Para Rasul itu mengajak anak-anaknya dalam berdahwah. Ingatlah ketiga Nabi Ibrahim AS menegakka fondasi Kabah, Baitullah, yang sekarang menjadi Masjidil Haram, sambil mengajak Nabi Ismail AS. Kemudian mereka berdua berdoa, “Ya Allah terimalah doa kami. Sesungguhknya engkau Maha Mendengar”. Setelah itu mereka berdoa untuk anak keturunannya kelak, agar kota Makkah menjadi kota yang barokah, yang kita bisa lihat sampai sekarang. Nabi Dawud AS juga mengajak anaknya Nabi Sulaiman AS ketika membangun Masjidl Aqsa di Palestina. Tapi, mereka juga diuji oleh Allah, sebagaimana Nabi Ibrahim AS diuji keimanannya, yang diabadikan dalam Surat As-Shaffat yang pernah kita bahas dulu, dalam peristiwa kurban dan diperingati menjadi Idul Adha. Esensinya adalah bahwa kita harus berusaha menjadikan anak-anak kita menjadi muslim yang baik. Jangan lupa dalam setiap kesempatan mendidik anak itu, kita akhiri dengan do’a. Do’a itu adalah simpul ibadah. Kita memohon kepada Allah SWT agar anak keturunan kita mampu meneruskan perjuangan kita. Bahkan, Luqman pun mengajak anaknya yang masih kecil. Kesadaran terhadap agama telah ditanamkan dari kecil. Dalam Al-Quran digambarkan dengan narasi yang gamblang, “Ya bunayya, aqimis shalat, dst”. Tegakkan shalat, berbuat baik dan perhatikan dampak atau ujian yang terjadi. Ketahanan keluarga akan bermanfaat kepada masyarakat banyak. Jangan hanya menanamkan pendidikan untuk diri sendiri, tapi untuk kepentingan orang banyak. Hal tersebut sudah dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul. Mereka itu itu yang akan mendapat julukan muttaqin dan mendapatkan balasan pahala surga, sebaik-baiknya pembalasan. Mereka akan mendapatkan surga aden, yang dibukakan kepada kaum muttaqin.

7. Kita perlu terus sadarkan diri kita, anak-anak kita, orang lain dan lain-lain. Keberhasilan seseorang akan ditentukan tidak hanya dari sikap dan semangatnya kepada diri sendiri, tapi juga dari kepeduliannya pada orang lain, pada lingkungan. Esensinya, kita perlu mempengaruhi lingkungan itu agar lebih baik. Jika terdapat sesuatu yang kurang baik, kita jangan hanya menyalahkan lingkungan itu, tapi berbuatlah terbaik untuk memperbaiki lingkungan. Ada hadist Rasullah SAW, bahwa “Setiap muslim wajib bersahadaqah. Sahabat bertanya, ‘Bagaimana jika kami tidak punya apa-apa?”, Rasulullah SAW berasabda, ‘Berbuatlah dengan tanganmu. Jika tidak mampu, berikan pertolongan kepada orang lain yang mebutuhkan. Jika tidak mampu, menyuruhlah berbuat baik. Jika juga tidak mampu, maka hendakah menahan diri untuk tidak berbuat hal-hal yang buruk. Itulah sebenarnya shadaqah. Shadaqah dan infaq akan menambah harta kita. Tidak pernah ada ceritanya bahwa shadaqah dan infaq akan membuat kita miskin. Kita yang terlibat dalam hal menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah juga harus menjadi orang yang dipercaya, sehingga memberikan citra baik tenang muslim dan agama islam secara keseluruhan. Jadi, dalam konteks ketahanan keluarga tadi, suasana keluarga akan menjadi suasana dakwiah, saling berdakwah, saling berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Semoga keluarga kita mennjadi keluarga yang peka untuk berbuat baik dan mencegah yang buruk.

8. Dalam menjawab beberapa pertanyaan dari para jamaah, banyak ditekankan untuk berbakti kepada orang tua, yang ragamnya sangat banyak, mulai dari yang paling sederhana dengan tidak berkata “Ah”, menghormati orang tua, mengikuti saran-saranannya yang baik, lalu memperbaiki hubungan dengan orangtua. Jika mereka tidak ada, kita perlu mendoakan. Pendidikan terbaik kepada anak adalah dengan contoh atau teladan dari orang tua. Ada empat macam pendidikan kepada anak-anak: (1) pemberian motivasi kepada anak, (2) pembiasaan untuk beribadah, (3) contoh atau tauladan dari orang tua, dan (4) rewards and punishment, penghargaan untuk yang baik dan hukuman untuk yang buruk. Ingat, tidak semua orang bersedia dan rela melakukan amar ma’ruf nahi munkar, karena hal tersebut akan mendapat tantangan, sampai tidak disukai lingkungan. Tugas kita hanya mengajak dan mengingatkan. Perkara orang itu tidak mau mengikuti atau mendengarkan, sebenarnya itu bukan tugas kita. Jangan khawatir dengan tantangan dan godaan, karena itu merupakan satu rangkaian dalam prsoes dakwah, menyerukan kebaikan dan mencegah kemunkaran. Kita diminta untuk berdakwah menyerukan kepada kebaikan dengan hikmah, dengan lemah-lembut, dengan kebaikan atau mau’idah hasanah, kata-kata bijak yang baik dan menyejukkan.

9. Di dalam Al-Quran banyak dijelaskan bahwa di dalam surga banyak makanan dan buah-buahan. Intinya adalah bahwa di surga kelak kita akan mendapatkan makanan yang bermanfaat, buah-buahan itu makanan bergizi dan mengandung vitamin. Oleh karena itu sejak di dunia ini, kita diperintahkan untuk makanan yang baik, termasuk buah-buahan, yang halal dan tayyib. Sebenarnya buah-buahan itu termasuk makanan ahli surga. Ujian itu adalah salah satu cobaab dari Allah agar kita menjadi orang yang lebih baik, dan senantisa menjadi lebih dekat dan kembali kepada Allah SWT. Ada nuansa perbaikan dan peningkatan kualitas, setelah kita menghadapi ujian. Misal kita mendapat ujian dengan sakit, karena tidak baik kepada tetangga, kurang peduli kepada tetangga. Kualitas keimanan salah satunya ditentukan oleh kemampuannya dalam memuliakan tetangganya. Orang yang berhasil adalah orang yang semakin meningkat keimanannya dalam menghadapi musibah dan ujian. Demikian talim kali ini, insya Allah nanti dilanjutkan. Kita akhiri dengan doa kifarat majelis, “Subhanaka allahumma wa bihamdika, asyhadu an(l) la ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika”. Silakan ditambahi dan disempurnakan oleh hadirin yang tadi menyimak ta’lim Professor Didin Hafidhuddin. Terima kasih, semoga bermanfaat. Mohon maaf jika mengganggu. Salam. Bustanul Arifin

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar