Lisan Yang Lebih Bahaya Daripada Ular
Imam Asy-Syafi’i mengatakan:
اِحْفَظْ لِسَانَكَ أَيُّهَا الْإِنْسَانُ لَا يَلْدَغَنَّكَ إِنَّهُ ثُعْبَانٌ
“Kontrol lisanmu wahai manusia. Jangan sampai dia menggigitmu. Sungguh lisan itu ular besar yang berbahaya.” (Mirqah al-Mafatih 1/185)
Imam Asy-Syafi’i memberi gelar ular besar untuk lisan. Ini menunjukkan bahaya lisan.
Lisan atau lidah adalah anggota badan yang paling banyak beraktivitas tanpa kenal lelah.
Sebagaimana dengan lidah seorang itu mudah mendapatkan pahala, sebaliknya dengan mudah seorang itu mendapatkan dosa !
Oleh karena itu jika tidak bisa berbicara yang manfaat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kita agar diam saja.
Ucapan, kata-kata, komentar, status medsos dll itu bermanfaat jika memenuhi tiga kriteria:
Pertama:
Niatnya baik untuk menebar ilmu, pengalaman yang bermanfaat
Kedua:
Baik cara penyampaiannya untuk mengetahui hal-hal yang layak disampaikan di depan publik dan hal yang hanya layak dibicarakan dalam forum khusus atau terbatas.
Ketiga:
Dampaknya positif . Kata-kata tersebut tidak berdampak kegaduhan, memicu permusuhan dll.
Jika tidak memenuhi kriteria di atas, sadarilah bahwa lisan dan lidah itu ular besar yang berbahaya.