Tafsir Surat Shad Ayat 55-61

Tafsir Surat Shad Ayat 55-61
K.H. Prof. Dr. Didin Hafidhuddin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Tafsir Surat Shad Ayat 55-61

Oleh K.H. Prof. Dr. Didin Hafidhuddin

Disarikan oleh Prof. Dr. Bustanul Arifin

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

1. Alhamdulillahi rabbil alamin. Kita berjumpa lagi secara virtual dalam kajian Tafsir Al-Quran, pada hari ini kita sampai pada Surat Shad ayat 55-61. Kita awali dengan membaca Ummul Kitab Al-Fatihah dan membacanya secara bersama. Artinya adalah, “Beginilah (keadaan mereka). Dan sungguh, bagi orang-orang yang durhaka pasti (disediakan) tempat kembali yang buruk, (yaitu) neraka Jahanam yang mereka masuki; maka itulah seburuk-buruk tempat tinggal. Inilah (azab neraka), maka biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin, dan berbagai macam (azab) yang lain yang serupa itu. (Dikatakan kepada mereka), ‘Ini rombongan besar (pengikut-pengikutmu) yang masuk berdesak-desak bersama kamu (ke neraka).’ Tidak ada ucapan selamat datang bagi mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka (kata pemimpin-pemimpin mereka). (Para pengikut mereka menjawab), ‘Sebenarnya kamulah yang (lebih pan-tas) tidak menerima ucapan selamat datang, karena kamulah yang menjerumuskan kami ke dalam azab, maka itulah seburuk-buruk tempat menetap’. Dan apabila mereka (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan, ‘Kami telah beriman.’ padahal mereka datang kepadamu dengan kekafiran dan mereka pergi pun demikian; dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan”.

2. Pada Ahad pekan lalu kita telah membahas para Rasul, para Nabi dan keturunannya sampai akhir zaman yang kelompok yang beramar ma’ruf dan nahi munkar, memberikan nasehat yang baik dengan sabar, dan menjadi penghuni surga yang indah. Kita telah membahas bahwa ada terdapat kelompok orang-orang terhadap dakhwah, yang concerned terhadap islam dan terhadap kepentingan ummat. Barang siapa yang tidak mepunyai kepedulian keislaman, mereka bukan termasuk kategori ummat beriman. Intinya, kelompok pendakwah itu akan senantiasa ada sampai akhirnya zaman, Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan pernah berhenti sekelompok dari ummatku yang membela kebenaran dari Allah SWT. Tidak akan mundur jika yang menentang”. Fenomena sepertiiItu tidak akan dapat dipadamkan sampai akhir kiyamat. Itulah kelompok Al-Akhyar yang bertanggung jawab dan Muttaqin orang-orang takwa, yang akan mendapatkan surga yang penuh keindahan. Mereka menjaga diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Ini bukan hanya sekadar mengajak orang lain, tapi diri sendirinya menjadi tauladan, sehingga orang tidak hanya mendengarkan ucapan dan tausiyahnya, tapi melihat perbuatannya. Dua kelompok Al-Akhyar dan Muttaqin, yang indah perilakunya dan memiliki komitmen atas perjuangan keislaman dan mendapatkan balasan surga Allah. Semoga kita semua termasuk ke dalam kelompok Al-Akhsar dan Muttaqin ini.

3. Kategori kedua adalaha kelompok yang berlawanan secara diametral dengan kategori yang pertama (Al-Akhyar dan Muttaqin), yang dijelaskan pada Al-Quran Surat Shad ayat 55-61 tadi. Inilah yang disebut kelompok Tagha atau orang-orang dzalim, yang sombong dan takabbur yang kelak akan mendapatkan tempat kembali yang amat buruk, yaitu neraka yang penuh api menyala-menyala, bahkan yang dingin luar biasa. Kelompok orang-orang Tagha kumpulan dari kejahatan, kesombong dan ketakabburan. Dalam Al-Quran, kelompok Tagha ini mirip Firaun, yang gemar mengadu domba rakyatnya. Bahkan, karena ada mimpi penasehatnya akan ada orang laki-lakin yang mengganti kekuasaannya, maka Firaun secara kejam menbunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Raja Namrudz adalah kelompok tagha, yang akan membakar Nabi Ibrahim. Tagha ini akan selalu ada sampao akhir zaman. Abu Jahal juha termasuk kategori ini. Dia merasa tidak butuh nasehat dari orang lain, dzalim dan kasar. Kesombongan, kejahatan, dan ketakabburan akan menutup pintu-pintu hidayah Allah, bahkan tidak mendapat hidayah, sebagaimana Firman Allah SWT “Aku akan palingkan dari ayat-ayatKu orang-orang yang takabbur, orang yang merasa lebih hebat dari orang lain”. Mengapa syetan atau iblis dikutuk sepanjang hidupnya? Karena iblis merasa besar, merasa lebih baik dari Adam. “Aku diciptakan dari api, sementar dia diciptakan dari tanah, yang lebih hina”. Bahkan Rasulullah SAW bersabada, “Tidak akan pernah masuk ke surga orang yang di dalam hatinya memiliki sifat takabbur walaupun sedikit saja atau sebesar dzarrah”. Ia merasa orang terbaik, yang tidak menerima nasehat orang lain. Ingat, kita diperintah untuk merendahkan diri kepada Allah dan beribadah melaksanakan perintah Allah SWT. Kita bersujud itu menggambarkan bahwa kita merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Tidak ada yang lebih agung dan lebih mulia di hadapan Allah SWT.

4. Selanjutanya, perhatikan hadist Rasulullah SAW, “Jauhkan sifat-sifat berikut: (1) Al-Kibr atau takabbur sedapat mungkin. Caranya, banyak bergaul dengan orang baik, banyak mendengarkan nasehat, tausiyah, dan lain-lain untuk memperoleh nasehat orang lain. Agama itu adalah nasehat. (2) Hasada atau dengki dan iri. Asal muasal manusia saling membunuh adalah karena hasad atau dengki terhadap keputusan yang ada. Hasad adalah common enemy, musuh bersama dari kita semua, sebagaimana diperintahkan dalam Surat Al-Falaq. “Min syarri hasidin idza hasad”. Sekarang bahkan muncul orang-orang yang berusaha mencari-cari kesalahan orang lain, mengejar keburukan orang dan menyebarkannya. Inilah yang akan mendatangkan celaka, bahkan bagi dirinya sendiri. Misalnya, si Anu tidak boleh muncul ke permukaan, lalu dicari-cari keselahanannya. Fenomena ini tentu amat memprihatinkan, bahkan memfitnah orang lain dianggap entertainment atau hiburan tersendiri; (3) Firsah atau rakus, yang juga akan menghancurkan manusia. Misalnya rakus materi, harta, kekuasaan terhadap kekuasaan. Rasulullah SAW bersabda, “Andaikan manusia sudah punya dua gunung dari emas, maka ia akan mencari gunung ketiga, hingga tanah masuk ke mulutnya, alias mati”. Rakus ini menyebabkan khianat dan sangat berbahaya, tidak akan pernah puas, terutama terhadap materi dan kekuasaan, hingga ia menemui ajalnya.

5. Bagaimana dahsyatnya siksa Allah terhadap kelompok tagha ini. Jahanam adalah seburuk-buruk tempat kembali, neraka yang panasnya mendidih, bahkan dinginnya juga luar biasa dan bentuk siksa lain yang bermacam-macam. Mereka bahkan masuk ke neraka jahanam secara berdesak-desakan, karena digiring oleh malaikat. Kelompok yang mendahului masuk ke dalam neraka, justeru berdoa “Ya Allah, tambahlah adzabnya karena dia. Kami berada di sini karena dia”. Oleh karena itu, sejak di dunia kita perlu memberi tahu atau menasehati teman-teman kita yang gemar melakukan kemunkaran dan kemaksiatan terus menerus. Jika kita berhasil, hal itu akan mendatangkan pahala dan mendapatkan pertolongan Allah yang luar biasa. Kita perlu mencari kebaikan, sampai kita mendapat kemuliaan. Misalnya, kita berhijrah ke jalan Allah, atau kembali ke syariah Allah, menghindari hal-hal yang diharamkan Allah. Apalah gunanya kita memiliki banyak harta, jika tidak menghasilkan ketenangan kehidupan. Sesungguhnya Allah Maha Megetahui terhadap segala sesatu.

6. Dalam menjawab pertanyaan tentang fastabiqul khairat atau berlomba-lomba menuju kebaikan, aktivitas itu sebaiknya dilakukan menggunakan kekuasaan atau fasilitas yang dimilik, dari hal yang paling kecil, di kompleks, di kampong, dll semaksimal yang dapat kita lakukan. Misalnya, ada tetangga yang memiliki sifat hasad atau dengki, kita setidaknya mendoakan agar yang bersangkutan berubah, mengurangi kemaksiatan yang dilakukan, dan kita memberitahukannya dengan cara yang baik. Sifat hasad itu pasti membakar atau menghanguskan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan, bahkan berdampak buruk pada kehidupan sosial-kemasyarakatan. Orang yang dihasudi atau didengki orang lain, biasanya tenang-tenang saja, sambil senantiasa mendapat pertolongan Allah SWT. Cerita bahwa Abu Lahab menyebarkan duri di sektiar rumah dan pada jalur perjalanan yang dilewati Rasulullah SAW. Orang kafir itu memang hasud, terutama dalam agamanya. “Tidak akan pernah ridha orang Yahudi dan Nasrani kepadamu, hingga kamu mengikuti agama mereka”. Alhamdulillah. ternyata Rasulullah SAW diselamatkan oleh Allah SWT, tapi Abu Lahab itu yang terkena duri-duri yang ditebarkan itu.

7. Kembali pada upaya berdahwah dengan “hikmah” dan mau-idah hasanah atau nasehat yang baik, kita memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki sifat hasad dan dengki sesama muslim, dengan cara yang baik, yang ditak menjelekkan dan tidak membuat malu, apalagi sampai mengumumkannya secara terbuka. Mari kita akhiri dengan doa kifarat majelis. “Subhanaka Allahumma wa bihamdika, asyhadu an(l) la ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika”. Silakan ditambahi oleh hadirin yang mendengarkan talim langsung Professor Didin Hafidhuddin tadi. Terima kasih, semoga bermanfaat. Mohon maaf jika mengganggu. Salam. Bustanul Arifin

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar