Sri Mulyani: 32 Persen Rumah Tangga Kekurangan Pangan

Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Foto: Dok Instagram
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Tantangan pangan ke depan semakin berat, terlebih saat ini di musim pandemi Covid-19. Karenanya, pemerintah harus memastikan dapat memenuhi kebutuhan pangan terutama di dalam negeri, baik padi maupun komoditas hortikultura.

Dalam Annual Meetings International Monetary Fun Word Bank Group, Minggu (11/10/2020), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan sekitar 32 persen rumah tangga mengalami kekurangan pangan. Ini disebabkan tertanggunya sistem logistik dan turunnya daya beli masyarakat akibat resesi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Dampak pandemi yang menyebabkan PHK membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Sehingga tak mampu lagi membeli,” ujarnya.

Oleh karena itu, dengan adanya program Food Estate atau lumbung pangan yang digagas Presiden Joko Widodo, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pangan. Sehingga, dapat memperkuat ketahanan pangan di Tanah Air di tengah pandemi Covid-19.

Saat ini, kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu sekitar 32 persen rumah tangga mengalami kekurangan pangan. Ini disebabkan oleh terganggunya sistem logistik dan turunnya daya beli karena kehilangan penghasilan dan pekerjaan.⁣

“Pemerintah juga fokus untuk melakukan investasi teknologi pertanian. Dengan demikian, produksi dan pasar akan terhubung dengan cara yang lebih efisien. Semua ini menjadi bagian dari reformasi struktural yang telah diakomodasi di dalam APBN 2021,” ucapnya.

Pengamat ekonomi Sjamsul Ridjal mengatakan, ancaman krisis pangan jika ekonomi tak segera pulih, maka diperkirakan lebih dari 20 provinsi di Tanah Air kekurangan stok pangan sejak awal 2020.

“Tapi situasi ini belum memberi tekanan pada ketersediaan. Karena stok dari lumbung lumbung masih bisa dipasok. 2021 situasinya akan lain jika ekonomi masih resesi,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan Food Estate merupakan salah satu Program Strategis Nasional 2020-2024 guna membangun lumbung pangan nasional.

“Upaya ini dapat menciptakan lapangan kerja di pedesaan, pemberian perlindungan sosial, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional,” ujarnya.

Syahrul menyampaikan bahwa pengembangan kawasan Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dilakukan dengan teknologi optimalisasi lahan rawa secara intensif, guna meningkatkan produksi dan Indeks Pertanaman (IP).

Pengembangan pertanian dilakukan melalui teknologi modern yang sudah ada. Kawasan pengembangan Food Estate, akan dibangun model bisnis korporasi petani dengan melibatkan kelompok tani di lahan per 100 hektare(ha), dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di lahan per 1.000 ha.

“Semua dalam bentuk hilirisasi dan semua industrinya harus dirancang dengan baik. Pengembangan lahan Food Estate ini merupakan model percontohan, sehingga didalamnya kita harus kembangkan korporasi dalam kelompok yang besar,” tukasnya. (mh)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *