“Virus Abadi Sepanjang Masa”

“Virus Abadi Sepanjang Masa”
foto : unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Virus Abadi Sepanjang Masa”

Dahulu peradaban Islam pernah menguasai banyak daratan di dunia ini, mulai dari ujung dunia Barat hingga belahan Timur, sampai daratan benua Amerika.

Jika kita mau menelusuri sejarah melalui manuskrip-manuskrip yang otentik, akan banyak ditemui bukti dan fakta yang sengaja ditutup-tutupi supaya umat Islam tidak menjadi golongan yang superior.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Islam pernah menjadi peradaban besar, tepatnya pada masa Daulah Islamiyyah (Khulafa’ Rasyidin, Umayyah, Abbasiyyah, Utsmaniyyah, dlsb), yang membawa Islam pada waktu itu sebagai sebuah agama dan peradaban yang sangat terkenal dan masyhur pada masanya.

Akan tetapi kejayaan tersebut saat ini, kini menjadi sebuah kenangan dan cerita sejarah yang membanggakan di tengah kondisi umat Islam.

Khususnya di Indonesia, yang terpuruk akibat urusan politik dan pemerintahan yang belakangan ini hangat diperbincangkan. Hal ini bukan tanpa sebab.

Secara umum, ada dua penyebab terpuruknya umat Islam di negeri ini.

Pertama:
Kelemahan internal, karena umat sudah jauh dari Al-Qur’an dan hadis Nabi ﷺ, sehingga cinta dunia dan takut akan kematian, artinya umat Islam sudah terpapar penyakit wahn.

Kedua:
Pengondisian yang sengaja terus diupayakan oleh orang-orang dan kelompok serta negara tertentu yang ingin supaya umat Islam lemah, tercerai-berai, dan saling gontok-gontokan.

Mari kita renungkan petuah baginda Rasulullah ﷺ, agar di dalam membangun umat ini, terhindar dari segala marabahaya.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Tsauban ra, Rasulullah ﷺ bersabda,
يُوْشَكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ اْلأُمَمُ كَمَا تَدَاعَى اْلأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا، فَقَالَ قَائِلٌ: أَوَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَسَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلْيَقْذِفَنَّ اللهُ فِيْ قُلُوْبِكُمُ الْوَهَنُ. قَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا الْوَهَنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ.
“Hampir tiba saatnya persatuan bangsa-bangsa mengerubut atas kamu sekalian seperti bersatunya orang-orang mengerubut makanan yang ada di atas nampan”. Ada sahabat bertanya: “apakah karena sedikitnya jumlah kita saat itu?” jawab Beliau: “jumlah kalian banyak. Tetapi kalian bagaikan buih seperti buih banjir. Dan Allah akan mencabut dari dada-dada musuh kalian (rasa) ketakutan kepada kalian, dan Dia akan memasukkan ke dalam hati-hati kalian al-wahan”. shahabat bertanya: “Ya Rasul apakah al-wahan?” jawab Beliau: “cinta dunia dan takut mati” (HR. Baihaqi, hasan).

Hadis di atas memaparkan berita mengenai keadaan umat Islam di akhir zaman, dijelaskan bahwa akan terjadi sebuah masa di mana jumlah umat Islam sangat banyak.
Akan tetapi, banyaknya hanya dalam segi jumlah atau kuantitas saja, tanpa memiliki kualitas dan keilmuan yang mumpuni.

Mengingat kembali sejarah Islam, pada tahun 625 M pernah terjadi perang Uhud, di mana pasukan muslim bertempur dengan pasukan kafir Quraisy di lembah Uhud.

Meski tentara muslim jumlahnya sama imbangnya dengan tentara Quraisy, hanya akibat ulah segelintir tentara musuh yang menyebar harta rampasan perang dan emas ke area sekitar peperangan, membuat para pasukan pemanah yang semestinya tetap bertahan di pos masing-masing, justru turun gunung sehingga membuat pertahanan umat Islam terpecah dan akibatnya pasukan muslim kalah dalam perang.

Sejarah tersebut secara gamblang juga termaktub dalam perang Hunain, di mana sebuah pertempuran tidak mesti ditentukan oleh banyaknya jumlah pasukan yang ikut berperang.

“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (wahai orang-orang beriman) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS. Taubah ayat 25).

Bagi seorang mukmin yang merindukan kebahagiaan abadi di negeri akhirat, tentu ia akan berusaha mencari bekal sebanyak-banyaknya, sehingga ia selalu siap kapan saja ketika malaikat maut akan menjemputnya.

Ia selalu sadar jika kehidupan di dunia ini hanyalah fana dan sementara.
Semua kenikmatan dunia akan ditinggalkan, begitu nyawa keluar dari badan.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imron: 185).

Nabi ﷺ Penebar Rahmat bukan Pelaknat, namun begitu banyak kaum muslimin yang mengisi kehidupannya untuk memburu dunia.
Kemudian kenikmatan dan pernak-pernik dunia yang mengisi kepalanya, hingga tanpa terasa ia telah melupakan akhiratnya.
Gaya hidup mewah, glamor, dan berlebihan, kini semakin membudaya.
Halal-haram pun tak lagi diindahkan, baik dalam makan minum, pergaulan, dan cara berpakaian.

Allah ﷻ melarang kita memandang dengan penuh ketakjuban kepada manusia yang dianugerahi kenikmatan dunia, karena kelak mereka pun akan mati juga.

Namun, peringatan Allah ﷻ yang menyebutkan tentang godaan dunia itu, bukan berarti kita harus melupakan sama sekali kehidupan dunia.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77).

Jika kita terlalu mencintai dunia, Allah ﷻ telah memperingatkan kita dengan firman-Nya dalam QS. an-Nazi’at,
فَأَمَّا مَنْ طَغَى . وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى. وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى . فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” (QS. An-Nazi’at: 37-41).

Maka, jadikanlah kehidupan kita di dunia ini seperti orang asing atau musafir yang nomaden atau tidak hidup menetap.

Gunakan masa hidup kita untuk mengumpulkan perbekalan menuju ke kampung halaman abadi, yaitu negeri akhirat.

Disamping itu penyebab keterpurukan umat Islam adalah adanya upaya bangsa, golongan, atau kelompok tertentu untuk melemahkan semangat juang dan persatuan umat Islam.

Upaya bangsa, golongan, dan kelompok yang tidak menginginkan umat Islam bersatu, sangat gencar dilakukan.

Strategi penghancuran menggunakan berbagai macam metode yang sistematis dan masif telah berlangsung sejak masa lalu.

Salah seorang misionaris asal Jerman pernah mengatakan bahwa, “Perang Salib telah gagal, karena itu untuk menaklukkan dunia Islam perlu resep lain, gunakan perang kata, logika, dan kasih sayang.

Bukan gunakan kekuatan senjata atau kekerasan, karena seribu meriam tak bisa kalahkan umat Islam.

”Grand strategy yang dilancarkan oleh para misionaris dan orientalis tersebut terbukti ampuh menggoyahkan akidah, tidak hanya kaum muda-mudi Islam, bahkan tidak sedikit yang telah berumur dan berpredikat ulama juga tergiur urusan dunia.

Beberapa langkah strategi yang dilakukan di antaranya:

  1. Hancurkan akidah umat Islam melalui perang atau kampanye kata-kata.
  2. Hancurkan umat Islam menggunakan permainan logika.
  3. Kacaukan pemikiran, khususnya kepada anak muda Islam dengan kegiatan atau acara yang berbau romantisme dan kasih sayang.

Bukankah telah tampak di depan mata kita perilaku para anak muda ketika tiba malam minggu (hari libur), apalagi di saat tanggal istimewa seperti Valentine.
Mereka tanpa malu akan keluar malam berdua memadu kasih di tempat-tempat keramaian hingga lupa waktu.
Mereka seakan menutup rapat-rapat mata, hati, dan telinga, dari firman Allah ﷻ dan petunjuk baginda Nabi ﷺ.

Semoga Allah ﷻ selamatkan kita dan anak cucu kita dari virus Cinta Dunia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *