Banyak Mahasiswa Non-Muslim Menikmati Gerakan Salat

perbaiki shalat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



hajinews.id – Namanya Lukas Maximilian von Rantzau. Dia adalah mahasiswa Dresden University, Jerman, yang sedang mengikuti program student exchange di Universitas Muhammadiyah Malang, pada 2010 lalu. Lukas pernah melihat mahasiswa yang sedang melaksanakan salat. “Saya menikmati gerakan-gerakan salat. Bagus sekali,” kesan Lukas.

Lukas lantas meminta Nasrullah Dosen UMM untuk mengajarinya salat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pelajaran salat tentu tidak termasuk dari mata kuliah yang diprogram Lukas. Selain dia memang non-Muslim, dia mengambil jurusan Hubungan Internasional, bukan Tarbiyah atau Syari’ah. Tetapi keingintahuannya tentang sholat sering timbul karena melihat gerakangerakan sholat yang membuatnya terkagum. “Ini seperti meditasi. Tadi saya capai sekali, setelah ikut sholat jadi lumayan rileks,” ujar Lukas usai mengikuti Sholat Zuhur, seperti dikutip dari harian Republika pada Rabu (27/10/2020).

Dosen UMM Nasrullah, juga mengajak Lukas berdiskusi mengenai substansi salat.

“Saya mengajak dia berdiskusi kecil tentang substansi salat. Saya kemukakan beberapa saja yang mudah dipahaminya agar tidak terlalu membebani kognisinya, karena dia baru belajar bahasa Indonesia. Saya hanya menyampaikan beberapa hal,” tulis Nasrullah.

Nasrullah pun menjelaskan beberapa hal terkait sholat kepada Lukas. Pertama, kenapa sholat harus lima waktu. Kita hidup di bawah irama waktu yang tak menentu. Kadang ritme kita cepat, kadang lambat. Kadang kita lupa waktu jika bekerja, atau emosi sedang memuncak. Maka waktu sholat akan mengingatkan kita agar kembali menghadap Allah SWT, menyerahkan segala sesuatunya kepada Yang Mahamemiliki Waktu.

Lihatlah, betapa Allah mengatur lima waktu sholat itu dengan sangat indah. Subuh ketika kita bangun, zuhur ketika kita sedang puncak-puncaknya bekerja, asyar saat tenaga kita mulai melemah. Lalu maghrib di waktu kita berkumpul dengan keluarga, dan isya sebelum kita meninggalkan semua aktivitas di hari itu. Luar biasa indahnya!

Kedua, salat tak hanya soal gerakan fisik. Mata batin kita juga bergerak mendekatkan diri kepada-Nya. Kita meninggalkan segala sesuatu yang bersifat duniawiyah. Ritual berwudhu adalah membersihkan diri agar batin kita lebih siap menghadap.Jadi bukan hanya untuk kebersihan tubuh semata-mata. Gerakan takbiratul ihram, rukuk, sujud tak semata-mata berolahraga, tetapi membuat irama hati sebab sesungguhnya kita amatlah kecil di hadapan Yang Maha Akbar.

Ketiga, tidak ada status sosial yang melekat dalam salat. Islam mengajarkan agar sebelum salat berjamaah shaf-shaf diluruskan, dirapatkan. Ini bermakna, sesungguhnya Islam itu rapi dan terorganisasi mengikuti pemimpin (imam)-nya. Islam bukan sebuah crowded group atau kelompok kerumunan yang terpecah-pecah dan bicara sendiri-sendiri. Meski demikian, tak ada status sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Yang ada adalah kesejajaran, equalitas, sebab siapapun yang melakukan salat tak dipandang pejabat atau keturunan ningrat, semua berbaris dengan gerakan rukuk dan sujud yang sama.

Keempat, ini yang terpenting, Allah mengajarkan sesungguhnya di dalam sholat itu mengandung dimensi teologis sekaligus sosial. Sholat dimulai dengan mengangungkan nama Allah, “Allahu Akbar”.Lalu diakhiri dengan salam, mendoakan umat Islam yang ada di sekitar kanan-kiri kita: “Assalamu’alaikum warahmatullah….”.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *