Merugi, Penjualan Gas ke Cina Harus Disetop

Ilustrasi pipa gas. Foto: Dok Pixabay
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Penjualan gas murah ke Cina diperkirakan telah merugikan negara sekitar Rp 500 triliun per tahun. Karenanya pemerintah harus segera menghentikan penjualan yang sudah berlangsung selama 25 tahun.

Terkait hal ini, pengamat Migas dari Universitas Indonesia mendesak pemerintah harus berani membentuk tim independen yang kredibel dengan anggota yang dipercaya masyarakat internasional.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Nantinya, tim itu bertugas menginvestigasi proses survei, pembangunan energi tangguh, hingga penjualan gas murah.

“Harus ada pihak yang bertangggung jawab atas penjualan gas murah ini selama 25 tahun. Di negara manapun tidak ada yang mengunci mati kontrak harga gas, termasuk di negara komunis sekalipun,” ujarnya di Jakarta, baru-baru ini.

Akibat penjualan gas murah yang tak kunjung dinaikan harganya meski harga gas naik, kata dia, negara mengalami kerugian yang berdampak kepada kesejahteraan rakyat.

Seperti diketahui, pemerintah lebih senang menjual gas dari Papua ke perusahaan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) dengan harga yang tidak sewajaranya.

Penjualan gas ke Cina hanya USD 3,5 per juta metrik british thermal unit (MMBTU), sedangkan harga yang dipatok untuk internasional sebesar USD 18 MMBTU, dan anehnya lagi harga jual gas di Indonesia sendiri dijual USD 10 per MMBTU.

Kesempatan yang sama, Kepala Urusan Komunikasi dan Publikasi SKK Migas Heru Setyadi mengatakan jika untuk mengubah kontrak penjualan gas ke Cina, harus ada kesepakatan antara kedua negara itu.

“Asumsi untuk harga minyak, kita cari yang terbaik untuk negara, kontrak itu diubah harus dua belah pihak yang sepakat,” tukas Heru. (mh)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *