Belajar Agama Harus dengan Guru dan Kiai

Pelatihan dakwah melalui medsos
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Demak, Hajinews.id,- Wartawan Suara Merdeka Agus Fathuddin Yusuf mengatakan, di era konvergensi media, budaya berinternet di masyarakat semakin kuat. Hal itu antara lain disebabkan kehadiran situs-situs “mesin pencari” (search engine) seperti Google, Yahoo, ing, Ask, Baidu dan lain-lain.

‘’Silakan mencari sumber bahan bacaan seluas-luasnya di dunia maya. Tetapi khusus untuk mengaji atau belajar agama Kitab Taklimul Mutaallim, kitab panduan untuk mencari ilmu karya Imam Syeh Burhanuddîn Ibrahim al-Zarnûji al-Hanafi mengajarkan harus dengan guru (ustadz) atau kiai. Jangan mengaji kepada Google, Yahoo, Baidu dan mesin pencari lainnya,’’ katanya,

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Wakil Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Demak Drs H Abdullah Syifa menjelaskan, pelatihan selama sehari menghadirkan dua pembicara yaitu Agus Fathuddin Yusuf, wartawan Suara Merdeka dan dosen Fisip Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) tentang pengenalan dakwah di media sosial dan Adhi Prasetiyo MT tutor multimedia dan broadcast tentang pembuatan konten video dakwah dan chanel You Tube.

Kegiatan tersebut diikuti para pengurus IPHI, Angkatan Muda Haji Indonesia (AMHI) dan para penyuluh agama se-Kabupaten Demak. Menurut Agus Fathuddin, akibat belajar agama tidak kepada kiai atau ustadz banyak yang tersesat dalam beribadah dan bermuamalah.

‘’Harusnya beribadah dengan ramah dan damai, melaksanakan ajaran Islam wasathiyah yang rahmatan lilalamin, yang ini malah bikin kegaduhan dan ketegangan di mana-mana,’’ kata Sekretaris MUI Jateng itu.

Peran Penting

Bupati Demak HM Natsir dalam sambutan dibacakan Kabag Kesra Mohammad Muzayyin mengatakan, di era perkembangan teknologi yang cukup pesat ini, digitalisasi mengambil peran penting dalam setiap lini kehidupan. Artinya, saat ini seluruh kegiatan masyarakat mulai dari perdagangan, pengurusan administrasi hingga hal kecil lainnya telah menggunakan teknologi. Maka dari itulah, kita harus bisa beradaptasi dan “melek” teknologi untuk kepentingan umat misalnya untuk kepentingan dakwah.

‘’Ini sangat penting, karena dakwah melalui media digital seperti media sosial jauh lebih mudah diminati karena mudah diakses dimanapun dan kapanpun. Masyarakat sekarang cenderung lebih banyak waktu untuk bermedia sosial untuk hal apapun termasuk belajar agama,’’ katanya.

Para pendakwah atau dai-dai muda diharapkan mampu memanfaatkan media sosial untuk media dakwah. Tidak terkecuali dalam hal bimbingan haji. Jika sebelumnya manasik haji dilakukan dengan metode ceramah, maka saya berharap kedepan kita bisa memanfaatkan teknologi untuk melakukan bimbingan haji.  Bisa melalui video yang diunggah ke media sosial yang dibuat semenarik mungkin. Bisa berupa vlog, atau cerita bergambar.

‘’Dengan cara digitalisasi sebagai instrumen pelaksanaan manasik haji, jamaah calon haji setidaknya sudah memiliki bekal dengan belajar mandiri sebelum mengikuti bimbingan haji non virtual-. Ini perlu kita lakukan sebagai upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan haji Indonesia,’’ katanya. (gus/fur).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *