Nguber HRS, Ada Apa Dengan Bima Arya?

Nguber HRS, Ada Apa Dengan Bima Arya?
Bima Arya
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Tiga hari ini, nama WaliKota Bogor Bima Arya jadi pembicaraan publik. Pasalnya, Sang WaliKota lagi nguber ( HRS ) Habib Rizieq Shihab terkait hasil tes swabnya di Rumah Sakit Ummi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Gak dapat hasil tes itu, Bima Arya hendak melaporkan pihak rumah sakit ke polisi. Tuduhannya? Rumah sakit dianggap tak transparan.

Kenapa Bima Arya kejar Habib Rizieq? Ini menarik untuk ditelusuri. Sebab, semangat memburu hasil swab oleh publik dianggap aneh. Ngapain WaliKota ngurusin hasil swab Habib Rizieq? Kenapa tidak ngurusin hasil swab warga lainnya?

Sebaliknya, kapada lima anak buah (PNS Kota Bogor) yang korupsi 17,2 M dana BOS, Sang WaliKota minta Penangguhan tahanan. Yang jelas-jelas melakukan tindak pidana korupsi dibelain, yang tes kesehatan diuber. Publik menilai, apa yang dilakukan WaliKota ini aneh!

Publik bertanya: apakah ini murni inisiatif dan berasal dari rasa ingin tahu Bima Arya? Atau ada pihak lain di belakang Bina Arya yang berkepentingan terhadap hasil swab Habib Rizieq?

Masuk pada pertanyaan normatif, apa ada keharusan bagi pasien untuk memberi tahu hasil tes swabnya ke kepala daerahnya?

Kalau Habib Rizieq di rumah pribadi, ada interaksi dan berkerumun bersama warga yang lain, maka walikota punya kewenangan untuk meminta yang bersangkutan melakukan a, b, c, dst .. Ini tugas walikota sebagai pamong

Tapi, kalau Habib Rizieq berada di dalam sebuah Rumah Sakit, dimana ia dalam pengawasan dokter, maka mau dites suhu, mau di-USG, mau di-CT Scan, mau di-Swab, itu semua urusan dokter dan tim medis di Rumah Sakit. Gak ada urusannya dengan WaliKota. Keputusan medis itu urusan dokter. Ini diatur dengan permenkes, kode etik Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan lain-lain.

Pemeriksaan pasien itu keputusan medis, bukan keputusan politis .. !

Walikota, Camat, Gubernur dan jajaran pemerintahan yang lain tidak punya kewenangan dan tidak boleh ikut-ikutan dalam keputusan medis ini. Itu otoritas rumah sakit.

Perlu Bima Arya tahu, ini adalah pemahaman amat dasar soal otoritas. Mosok gak paham sih. Payah!

Apa yang dilakukan Bima Arya sebagai WaliKota Bogor dianggap melampaui batas otoritasnya. Over laping. WaliKota Bogor perlu belajar etika kedokteran, kata MER-C. Wajar jika publik bertanya: ada maksud apa dibalik upaya Bima Arya memburu hasil swab Habib Rizieq?

Jakarta, 30 Nopember 2020

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *