Fudhail bin ‘Iyadh : Kisah Pertobatan Sufi Besar

Fudhail bin 'Iyadh
Fudhail bin 'Iyadh
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

Hajinews – Sepercik hidayah dari Allah Ta’ala akan dapat mengubah jalan hidup seorang hamba secara keseluruhan Dia bagaikan anak panah, sedikit saja dia bergeser fokusnya, akan terjadi pergeseran sangat besar dari titik bidik. Perubahan kecil pada masa sekarang, akan membawa perubahan besar pada masa yang akan datang. Maka, kemampuan memilih sikap bisa mengubah total hidup seseorang di masa datang. Itu pula yang terjadi pada Fudhail bin ‘Iyadh, seorang sufi kenamaan masa thabi it thabi’in. Melalui sebuah peristiwa, dia mengubah haluan hidupnya, sehingga berubah pula perjalanan nasibnya dari seorang ahli maksiat menjadi ahli taat “Teguran” dari Allah benar-benar menohok jiwanya, sehingga dia tersadarkan dari tidur panjang yang berselimutkan kejahiliyahan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam Siyar Alam An-Nubala, Imam Adz-Dzahabi menceritakan kisah pertobatan sufi besar ini. Fudhail bin ‘Iyadh dulunya seorang penyamun yang menghadang orang-orang di daerah antara Abu Warda dan Sirjis. Hidayah yang menyentuh relung hatinya kedatangannya bermula di suatu malam. Ketika itu, dia terpikat seorang wanita cantik tak bersuami. Suatu malam dia berusaha menyelinap ke rumah wanita tersebut.

Namun, ketika hendak memanjat tembok, Fudhail tertegun. Rupanya si wanita tengah membaca Al-Quran Dia makin terhanyut tatkala mendengar wanita itu membaca ayat ke-16 dari surah Al Hadid, “Belum datangkah waktunya bagi orang orang yang beriman untuk tunduk hati mereka guna mengingat Alah serta tunduk kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah turun Al Kitab kepadanya, kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan mayoritas mereka adalah orang orang yang fasiq.

Hati Fudhail pun tergetar. Ayat itu seakan akan ditujukan kepadanya Hatinya yang sekian lama dibaluri karatan dosa seakan terkuak. Cahaya iman yang telah sekian lama padam, kini bersinar kembali. Saat itu ambruklah nafsu syahwatnya. Dia tertunduk lesu dan menangis Dia pun berkata, “Tentu saja wahai Rabb-ku. Sungguh telah tiba saatku (untuk bertobat)

Fudhail kemudian turun ke reruntuhan bangunan, tempat di mana dia tinggal. Tiba tiba saja sekelompok orang yang lewat Sebagian mereka berkata, “Kita jalan terus!” Sebagian yang lain berkata, “Kita jalan terus sampai pagi, karena biasanya Fudhail menghadang kita di jalan ini.”

Fudhail menceritakan, “Kemudian aku merenung dan bergumam Aku menjalani kemaksiatan kemaksiatan di malam hari dan sebagian dari kaum muslimin ketakutan kepadaku, dan tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini melainkan agar aku bertobat kepada Mu dan aku jadikan tobat itu dengan tinggal di Baitul Haram.”

Ya, sejak peristiwa itu, kelakuan Fudhail berubah 180 derajat. Dia larut dalam ibadah dan mencari ilmu, sampai akhirnya menjadi seorang sufi agung pada zamannya.

MasyaAllah Alhamdulilah, hikmah apa yang sahabat bisa ambil dari cerita ini?

sumber : Buku Asmaul Husna Untuk Hidup Penuh Makna karya Aa Gym

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *