Pemerintah Ngawur Diagnosis Kebutuhan Lapangan Kerja

Ekonom Faisal Basri. Foto: Dok Net
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Ekonom Senior INDEF Faisal Basri menyebut pemerintah salah mendiagnosis kebutuhan lapangan kerja, dengan menyediakan sektor padat karya. Sementara mayoritas pengangguran merupakan lulusan SMK, SMA, dan diploma dan universitas.

Data BPS per Agustus 2020, mayoritas pengangguran atau 13,6 persen merupakan tamatan SMK. Disusul lulusan SMA sebanyak 9,9 persen. Kemudian, lulusan diploma 8,1 persen, dan lulusan universitas 7,4 persen.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dari sisi demografi, mayoritas pengangguran berusia 15-24 tahun. Artinya, Faisal menyimpulkan pengangguran di Indonesia mayoritas berpendidikan tinggi relatif tinggi dan berusia muda.

“Maukah adik-adik tamatan universitas, SMA, SMK, dan diploma ini jadi pekerja di industri padat karya? Misalnya, tukang jahit di industri garmen, kan tidak. Jadi, diagnosis pemerintah ini ngawur melulu,” kata Faisal dalam video daring, kemarin (8/12/2020).

Sementara, pengangguran yang pendidikan SD ke bawah, justru paling sedikit, yaitu 3,6 persen. Menurut dia, pengangguran dengan latar pendidikan SD ke bawah ini justru lebih mudah mendapatkan pekerjaan.

“Jadi, masalah pengangguran di Indonesia ini menciptakan lapangan kerja bukan untuk tamatan SD. Yang tamatan SD itu, cari kerja sendiri serampangan dia lakukan,” ucapnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *