MEMAKMURKAN MASJID

MEMAKMURKAN MASJID
foto : Nabawi Mosque (unsplash)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kajian Jumat

Hajinews – Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Sungguh telah beruntung orang-orang yang bertakwa.

Allah ﷻ berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Perlu kita ketahui bahwa di antara bentuk ketakwaan seseorang ialah mengagungkan serta memuliakan syiar-syiar Islam.

Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah ﷻ,
ذَٰلِكَۖ وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. al-Hajj: 32).

Masjid merupakan salah satu syiar Islam yang wajib dimakmurkan oleh kaum muslimin.
Oleh karena itu, Allah ﷻ menjadikan perbuatan memakmurkan masjid sebagai salah satu tanda dari tanda kesempurnaan iman seorang hamba.

Tinggal sekarang bagaimana cara kita memakmurkan masjid.
Secara umum, memakmurkan masjid terdiri dari dua bentuk.

Pertama:

Memakmurkan bangunan masjid, misalnya seseorang ikut berpartisipasi dalam kegiatan membangun dan mendirikan masjid.

Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ بَنَى بَيْتًا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, niscaya Allah akan mendirikan rumah untuknya di surga.” (HR. Muslim dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu)

Akan tetapi, perlu kita ketahui bersama, tidaklah termasuk memakmurkan masjid bermegah-megahan dan berlomba-lomba menghiasi masjid.
Hal itu justru termasuk yang dilarang Allah subhanahu wa ta’ala,
وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ
“Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. al-An’am: 141).

وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِۖ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (al-Isra: 26-27).

Sahabat yang mulia, Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, berkata,
لَتُزَخْرِفُنَّهَا كَمَا زَخْرَفَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى
“Sungguh, benar-benar kalian akan menghias-hiasi masjid sebagaimana halnya Yahudi dan Nasrani menghias-hiasinya.”

Termasuk memakmurkan bangunan masjid ialah menjaga kebersihannya.
Ini juga salah satu bentuk memakmurkan masjid.

Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ هَذَا الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلاَ الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللهِ وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
“Sesungguhnya masjid-masjid ini tidaklah layak ada di dalamnya air seni dan kotoran. Masjid hanyalah untuk berzikir kepada Allah, shalat, dan membaca al-Qur’an.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu).

Bahkan, ketika mendapati bau yang tidak sedap dari sebagian sahabat yang memakan bawang mentah, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَ فَلْيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَ ئَالِكَةَ تَتَأَذَّى بِمَا يَتَأَذَّى مِنْهُ الْإِنْسُ
“Barangsiapa memakan bawang putih atau bawang merah, janganlah ia datang ke masjid kita. Sebab, para malaikat terganggu dengan sesuatu yang mengganggu manusia.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Jabir radhiallahu ‘anhu).

Demikian pula ketika beliau mendapati air ludah atau dahak di bagian kiblat masjid, beliau ﷺ pun membersihkannya dengan menggosoknya dengan tongkat beliau.

Nabi ﷺ sangat menghargai sahabat beliau yang sehari-hari membersihkan masjid.
Suatu ketika Nabi ﷺ merasa kehilangan wanita yang biasa menyapu masjid.
Setelah diberitakan bahwa ternyata wanita tersebut telah meninggal dunia, beliau minta ditunjukkan letak kuburannya, kemudian beliau ﷺ menyalatinya di atas kuburan wanita tersebut.

Kedua:

Dalam hal memakmurkan masjid ialah memakmurkannya secara maknawi, yaitu dengan memanfaatkan masjid tersebut untuk beribadah kepada Allah, seperti shalat berjamaah, membaca al-Qur’an, berzikir, dan majelis ilmu.

Allah ﷻ berfirman,
إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah: 18).

Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللهِ وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
Masjid hanyalah untuk berzikir kepada Allah, shalat, dan membaca al-Qur’an.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu).

Inilah sesungguhnya tujuan utama didirikannya masjid yang besar sekali keutamaannya di sisi Allah ﷻ.

Nabi Muhammad ﷺ telah bersabda,
أَحَبُّ الْبِ دَالِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِ دَالِ إِلَى اللهِ أَسْوَاقُهَا
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya, sedangkan yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim no. 671 dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Beliau ﷺ bersabda,
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ تَعَالَى يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَ ئَالِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (yaitu masjid) dalam rangka membaca al-Qur’an dan mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mendapatkan rahmat, dikelilingi oleh malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah (memuji mereka) di hadapan makhluk yang di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud no. 1455 dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu).

اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, mudahkanlah kami dalam berzikir, bersyukur, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.”

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberi kemudahan bagi kita untuk memakmurkan masjid-masjid-Nya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *