Harga Kedelai Tinggi, Dejavu Janji Jokowi Swasembada Kedelai

Jokowi di Pasar Bogor. foto Tribun
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinew – Harga kedelai melonjak, dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram dinilai sangat memberatkan pengrajin Tahu Tempe. Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah berjanji melakukan swasembada kedelai saat menjabat di periode pertamanya, tahun 2014-2019. Dan, seolah menjadi dejavu.

Jokowi menargetkan Indonesia bisa swasembada pangan khususnya untuk 3 jenis produk pertanian meliputi padi, jagung, dan kedelai (pajale) dalam 3 tahun. Ada pun menurut data BPS kedelai dan jagung masih sangat bergantung pada impor, sehingga harga kedelai masih begitu sulit dikendalikan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Seperti dikutip Kompas.com, (9/12/2014), Presiden Jokowi bahkan mengeklaim tak segan-segan memecat Menteri Pertanian jika target tersebut tak bisa terealisasi.

“Saya sudah beri target Menteri Pertanian tiga tahun, tidak boleh lebih. Hati-hati, tiga tahun belum swasembada, saya ganti menterinya,” kata Presiden Jokowi saat memberi kuliah umum di Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada penghujung 2014 silam.

Menurut Jokowi, target swasembada pangan itu khususnya mencakup komoditas beras, gula, jagung, dan kedelai. Targetnya, minimal, secara khusus dikonsentrasikan di 11 provinsi.

Untuk mendukung tercapainya swasembada pangan, ia juga menargetkan pembangunan 30 bendungan untuk memaksimalkan penyediaan irigasi lahan pertanian. Pendanaannya diperkirakan akan menghabiskan Rp 24 triliun, yang akan diambil dari pengalihan subsidi BBM bersubsidi.

“Jika dengan bendungan itu swesembada terwujud, maka bisa memperkuat sektor ekspor (pertanian),” kata dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun menegaskan, dirinya sangat tidak sepakat dengan impor pangan. Impor berlebihan terhadap berbagai komoditas pangan. Hal itu perlu dihindari sebab akan membuat petani merugi karena harga jual hasil pertanian akan turun drastis.

Selain menyaingi harga hasil pertanian petani lokal, ia menilai bahwa pengimporan juga justru kerap ditunggangi kepentingan oknum tertentu.

“Semua masih seneng impor karena banyak yang mengambil rente di sini (impor),” kata dia.

Sementara itu dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian, kebijakan pangan di era Jokowi-JK sudah tertuang dalam Nawacita menjadi landasan program kerja pemerintah yaitu mencapai swasembada pangan dalam rangka ketahanan pangan nasional.

Lebih penting lagi berpihak pada petani yang muaranya peningkatan kesejahteraan.

Di periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi, Kementerian Pertanian mencanangkan Upaya Khusus (Upsus) melalui peningkatan produksi dengan tiga komoditi pangan utama yang dijadikan target awal yaitu padi, jagung dan kedelai (pajale).

Presiden Jokowi menegaskan ada tiga hal yang harus digarisbawahi yaitu pangan yang cukup untuk masyarakat, menurunkan angka kemiskinan dan mensejahterakan petani.

Ketiga tujuan ini sebagai landasan dalam menjalankan kebijakan pangan pemerintahannya.

Pertama, tahun 2016 ditargetkan swasembada padi, bawang merah dan cabai. Kedua, tahun 2017 ditargetkan swasembada jagung. Ketiga, tahun 2019 ditargetkan swasembada gula konsumsi.

Keempat, ditargetkan swasembada kedelai dan bawang putih tahun 2020. Kelima, tahun 2024 ditargetkan swasembada gula industri.

Akan tetapi sudah berganti tahun 2021 swasemada kedelai masih belum terwujud, bahkan harganya pun malah melambung tinggi. Sedangkan, banyak pangan yang menggunakan bahan baku kedelai. (ingeu/dbs)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *