Krisis Tahu dan Tempe, Mentan Bongkar Situasi Ini

foto jawapos
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews Tahu dan Tempe mendadak langka di pasaran, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo akhirnya buka-bukaan mengenai lonjakan harga kedelai di Indonesia. Kondisi tersebut membuat stok kedelai di Tanah Air semakin menipis sehingga berpengaruh pada produksi Tahu dan Tempe.

Situasi ini menurut Syahrul memang menjadi isu global. Pasalnya, Indonesia harus bersaing dengan negara lainnya untuk mendapatkan pasokan kedelai impor. Misalnya Tiongkok yang sudah memborong kedelai dari Amerika Serikat (AS). Belum lagi dengan pengaruh pandemi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Mengenai kedelai yang ada adalah masalah kontraksi global,” kata Syahrul seperti dilansir di CNBCIndonesia di Jakarta, Senin (4/1). “Ini juga mungkin saja lebih banyak karena bagian dari pandemi global dan membuat harga kedelai yang ada secara global itu terpengaruh khususnya dari AS dan itu yang kita rasakan di Indonesia.”

Ketersediaan yang langka dan kenaikan ini memperparah pengrajin hingga semakin tercekik dan kesulitan menaikkan harga produknya ke masyarakat. “Tidak hanya di Indonesia ada kontraksi seperti ini. Di Argentina misalnya, juga terjadi polemik polemik seperti ini,” ujar Syahrul.

Tidak banyak petani kedelai

Indonesia memang masih belum mandiri terkait pasokan kedelai dan masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penyebabnya, petani kedelai lokal lebih memilih menanam komoditas lain yang lebih menguntungkan dibanding harga kedelai yang terlalu rendah.

“Kondisi ini menyebabkan pengembangan kedelai oleh petani sulit dilakukan. Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar,” kata Syahrul. “Kita coba lipat gandakan kekuatan yang ada.”

“Sehingga tentu saja dengan hitungan sekian hari. Ini kan membutuhkan 100 hari minimal kalau pertanaman,” sambungnya. “Dua kali 100 hari bisa kita sikapi secara bertahap sambil ada agenda seperti apa mempersiapkan ketersediaannya.”

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia Aip Syarifuddin menjelaskan lonjakan kedelai sudah dimulai tahun lalu. Harga kedelai di tahun 2020 telah melejit hingga 65 persen. Hal ini bahkan membuat Tiongkok nekat mengimpor hampir semua jenis kedelai, baik yang kualitasnya bagus maupun buruk sehingga semakin memperburuk pasokan kedelai di dunia. Sedangkan Indonesia adalah negara kedua paling besar setelah China yang mengkonsumsi pangan dengan bahan baku kedelai. (ingeu/dbs)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *