Ironi Dr Galuh Susah Mendapatkan Ruangan Untuk Diri Sendiri

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Dengan jabatan sebagai penanggung jawab instalasi isolasi mandiri di RSU Daha Husada tak serta merta membuat Galuh Pradi Paramita gampang mendapatkan ruangan ketika dinyatakan positif Covid 19 akhir tahun lalu

“Kalau saya susah waktu itu nyari ruang isolasi sampai akhirnya ketemu di RSUD Kilisuci, Kediri. Bahkan, seandainya saya bukan dokter, saya tidak bisa masuk ruang isolasi,” kata Galuh.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dilansir dari laman cnnindonesia (7/1/2021) Galuh mengaku tidak mengalami gejala berat, melainkan gejala ringan berupa tubuh mudah lelah dan ruam di kulit. Hal itupun, katanya, tetap membutuhkan perawatan khusus.

Diketahui, tempat tidur atau ruang perawatan dan isolasi bagi pasien Covid-19 di berbagai daerah dilaporkan sudah penuh atau nyaris penuh.

Berdasarkan data lembaga Lapor Covid-19, keterisian tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) di RS rujukan pasien Covid-19 Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) sudah mencapai 100 persen.

Satgas Penanganan Covid-19, per 2 Januari 2020, mencatat rata-rata tingkat keterisian ICU dan ruang isolasi di seluruh Provinsi Indonesia mencapai 67,61 persen.

Provinsi dengan tingkat keterisian ICU tertinggi ada di Provinsi DKI Jakarta dengan 87,74 persen. Lalu, empat provinsi tertinggi lainnya adalah Provinsi Banten dengan (84,52 persen), Provinsi Yogyakarta (83,36 persen), Provinsi Jawa Barat (79,77 persen) dan Sulawesi Barat dengan (79,31 persen).

Padahal, rasio keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang ideal adalah di bawah 60 persen.

Untuk menyiasati kasus seperti Galuh, Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr Drajat Prawiranegara Serang, Banten, Ririek Andri mengaku memiliki rencana darurat berupa ruang khusus bagi tenaga kesehatan yang terkena Covid-19.

“Kalau di RS kami, disediakan dua tempat tidur kosong untuk tenaga kesehatan semisal jatuh sakit jadi bisa. Karena kalau tidak susahnya setengah mati, ke tempat lain tidak akan dapat,” kata dia, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/1).

Tenaga medis sendiri diketahui jadi salah satu kelompok yang paling rentan terpapar Covid-19 karena berhadapan langsung dengan pasien serta sistem kesehatan di Indonesia yang masih buruk.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun menyebut Indonesia jadi rangking pertama dalam hal kematian tenaga medis di Asia, dan lima besar di seluruh di dunia.

Rinciannya, 504 tenaga medis di Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19, dengan 237 di antaranya adalah dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga lab medik.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *