Vaksinolog Universitas Melbourne; Target Vaksin Di Indonesia Salah Sasaran, Harusnya Lansia Dulu

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Jokowi dan juga para tokoh, sudah melaksanakan vaksin pada hari Rabu tanggal (13/1/2021) kemarin. Vaksin Sinovac ini juga akan disuntikkan kepada kepala daerah dan tenaga kesehatan yang memenuhi syarat.

Suntik vaksin yang diprioritaskan pemerintah kepada presiden, para tokoh, serta pejabat ini guna memastikan keamanannya sebelum dilakukan vaksinasi massal kepada masyarakat Indonesia yang diketahui banyak yang meragukannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Vaksinasi fase pertama juga ditargetkan pemerintah untuk petugas kesehatan, pekerja dari layanan publik seperti polisi, tentara, guru, dan birokrat.

Indonesia sendiri menargetkan usia produktif pada 18 hingga 59 tahun.

Namun, berbeda pandangan dengan Profesor Vaksinologi London School of Hygiene and Tropical Medicine yang berbasis di Universitas Melbourne, Kim Mulholland.

Ia mengkritik langkah pemerintah Indonesia yang tidak memprioritaskan lansia sebagai penerima vaksin Covid-19.

Menurut Mulholland, korban tewas akibat Covid-19 di Indonesia paling banyak berusia 60 tahun lebih.

“Jika Anda melihat semua penelitian yang dilakukan di setiap negara di dunia, bukti yang sangat menunjukkan bahwa faktor risiko terbesar untuk menjadi sakit parah akibat Covid-19 adalah usia,” kata Mulholland dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Aljazeera, Rabu 13 Januari 2021.

“Bahkan di Indonesia yang memiliki populasi muda, kematian terbanyak adalah orang di atas 60 tahun,” katanya melanjutkan.

Kemudian data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia juga menguatkan argumen tersebut.

Orang yang berusia di atas 60 tahun memang hanya mewakili 10 persen dari populasi Indonesia, tetapi 39 persen dari kematian akibat Covid-19.

“Bahwa apa yang mungkin sebenarnya coba dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah mencapai kekebalan komunitas dengan memvaksinasi orang dewasa muda yang merupakan penyebar penyakit paling kuat,” kata dia.

Lebih lanjut menurut Mulholland, masalah dari strategi ini adalah tidak adanya bukti yang menunjukkan bahwa vaksinasi mencegah penerima untuk tertular dan menularkan penyakit.

“Vaksin yang efektif hanya terbukti mencegah penerima jatuh sakit,” katanya melanjutkan.

Strategi pemerintah Indonesia adalah kebalikan dari sejumlah negara yang lebih dulu melakukan vaksinasi.

Banyak ahli medis mengatakan kelompok masyarakat pertama yang divaksinasi haruslah staf medis yang bertugas di garis depan kemudian lansia.

“Terutama mereka yang lemah atau tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, telah terpengaruh secara tidak proporsional oleh pandemi Covid-19,” menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di The Lancet, jurnal medis terkemuka dunia.

Di Inggris, orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 adalah seorang pensiunan berusia 90 tahun,

Di Kanada, penerima pertamanya berusia 89 tahun. Di Jerman, seorang penghuni panti jompo berusia 101 tahun berada di antrean pertama.

Adapun di Indonesia, vaksinasi fase pertama ditargetkan untuk petugas kesehatan, pekerja dari layanan publik seperti polisi, tentara, guru, dan birokrat.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Dr Nadia Wikeko mengatakan kepada Al Jazeera, Indonesia menargetkan usia produktif pada 18 hingga 59 tahun.

Saat ini ini pihaknya belum menyelesaikan uji klinis tahap tiga untuk orang-orang di luar rentang usia ini dengan vaksin Sinovac

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menunggu tinjauan BPOM untuk melihat pertimbangannya terkait vaksinasi terhadap orang di atas 60 tahun. (Pikiran Rakyat).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *