Keutamaan Salat Isyraq

Keutamaan Salat Isyraq
ilustrasi salat isyraq
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HajinewsSALAT Isyraq adalah ibadah sunah yang bisa dikerjakan ketika awal matahari terbit. Dalam bahasa Arab, Isyraq artinya terbit atau terbuka.

Waktu pelaksanaan salat Isyraq tidak diatur secara spesifik di hadis-hadis Nabi Muhammad, tetapi para ulama menetapkan bahwa salat Isyraq didirikan ketika matahari berjarak satu tombak setelah terbitnya. Namun jangan sampai melanggar waktu terlarang salat .

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ketika masuk waktu syuruq berdasarkan jadwalnya, maka kita tidak langsung salat sunnah Isyraq, karena waktu tersebut adalah waktu diharamkan untuk salat , akan tetapi menunggu kira-kira 15 menit.

Waktu isyraq merupakan awal waktu dhuha; sehingga orang yang melaksanakan salat isyraq berarti ia telah melaksanakan salat dhuha.

Dari Abdullah bin Al-Harits bin Naufal, bahwa Ibnu Abbas tidak salat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku membawanya menemui Ummu Hani’ dan kukatakan :

“Beritahukan kepadanya apa yang telah engkau beritahukan kepadaku.”

Lalu Ummu Hani berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk ke rumahku untuk menemuiku pada hari pembebasan kota Mekkah, lalu beliau minta dibawakan air, lalu beliau menuangkan ke dalam mangkuk besar, lalu minta dibawakan selembar kain, kemudian beliau memasangnya sebagai tabir antara diriku dan beliau.

Selanjutnya, beliau mandi dan setelah itu beliau menyiramkan ke sudut rumah. Baru kemudian beliau mengerjakan salat delapan rakaat, yang saat itu adalah waktu Dhuha, berdiri, ruku, sujud, dan duduknya adalah sama, yang saling berdekatan sebagian dengan sebagian yang lainnya.”

Kemudian Ibnu Abbas keluar seraya berkata: “Aku pernah membaca di antara dua papan, aku tidak pernah mengenal salat Dhuha kecuali sekarang…

“Artinya: Untuk bertasbih bersamanya (Dawud) di waktu petang dan pagi,” [Shaad : 18].

Dan aku pernah bertanya: “Mana salat Isyraq?”

Dan setelah itu dia berkata: “Itulah salat Isyraq.” [Hasan Lighairihi; Diriwayatkan oleh Ath-Thabari di dalam Tafsirnya dan Al-Hakim]

Jabir bin Samurah rådhiyallåhu ‘anhu menyifati petunjuk nabi shållallåhu ‘alayhi wa sallam, ia mengatakan: “Beliau tidak berdiri dari tempat salatnya—dimana beliau melakukan salat shubuh—hingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit, (maka) beliau berdiri (untuk salat sunnah isyraq).” [HR. Muslim]

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang salat shubuh dengan berjama’ah kemudian dia berdzikir kepada Allah Ta’ala sampai terbitnya matahari lalu dia salat dua raka’at, maka pahalanya seperti pahala berhaji dan ‘umrah, sempurna, sempurna, sempurna.”

(HR. At-Tirmidziy no.591 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy no.480, Al-Misykat no.971 dan Shahih At-Targhiib no.468, lihat juga Shahih Kitab Al-Adzkaar 1/213 karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy).

‘Aisyah radhiyallåhu ‘anha berkata: “…(Mereka duduk) hingga waktu yang dilarang untuk salat telah berlalu, (kemudian) mereka mendirikan salat,” (AR. Bukhåriy no. 1522; dinukil dari applikasi hadits 9 imam, lidwa pusaka).

Sumber : islampos

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *