Potensial Memunculkan Klaster Baru, Ridwan Kamil Minta Jabar Stop Isolasi Mandiri Di rumah

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta seluruh kepala daerah baik kabupaten ataupun kota di provinsi itu untuk tidak membiarkan warga yang terinfeksi virus corona (Covid-19) menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Sebab menurut pria yang akrab disapa Kang Emil itu, mengutip hasil kajian, karantina mandiri justru menjadi akar muasal penularan klaster keluarga masif terjadi di Jabar.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sebisa mungkin kalau bisa tidak boleh ada karantina di rumah ya. Karena hasil kajian, karantina di rumah itu sumber klaster keluarga, karena rumah-rumahnya berdempetan, kecil-kecil, bercampur,” tutur Emil saat memberikan sambutan, yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube CISDI TV, Senin (1/2).

Sebagai solusi atas masalah tersebut, Emil pun meminta kepala daerah memanfaatkan gedung-gedung atau bangunan milik negara sebagai tempat karantina mandiri. Dengan begitu, ia berharap masyarakat yang terpapar Covid-19 menerima perawatan dan pengobatan secara maksimal.

“Nanti fasilitas hotel itu dibayar oleh BNPB. Pasti kan butuh perawat, nah perawatnya dibayar oleh Kemenkes, kira-kira begitu,” jelas dia lagi.

Emil juga mengungkapkan, Pemprov Jabar bakal memaksimalkan peran Puskesmas sebagai lini terbawah fasilitas kesehatan dalam penanganan pandemi ini. Sehingga warga yang terpapar Covid-19 namun termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG) dapat menerima pengobatan sejak dini dan mengantisipasi kondisi yang memburuk.

Langkah itu juga diharapkan dapat melandaikan jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di sejumlah RS yang hampir penuh. Emil menyebut strategi pemanfaatan Puskesmas itu telah diterapkan di Thailand dan Vietnam yang kini dinilai berhasil melandaikan kasus Covid-19 di negaranya.

“Makanya lebih sehat betul karena dilayaninya lebih dekat, lebih cepat lebih baik lagi ya,” tutur Emil.

Selain itu, Emil pun mengatakan tengah merancang sebuah program bertajuk Puskesmas Terpadu dan Juara (Puspa). Program itu nantinya fokus pada rekrutmen 500 orang untuk disebar ke 100 Puskesmas di Jawa Barat.

Dengan penambahan masing-masing lima orang di setiap Puskesmas, Emil berharap penelusuran kontak kasus Covid-19 dapat terealisasi dengan baik, sesuai target WHO 1:30 pelacakan.

Sebetulnya Emil berharap programnya itu dapat diterapkan di sekitar total 1.060 Puskesmas di Jawa Barat. Hanya saja menurut dia, anggaran menjadi masalah utama pelaksanaan program.

Dalam kesempatan lain soal isolasi mandiri ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya sempat meminta pasien Covid-19 yang termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG) untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing. Upaya itu menurut dia perlu ditempuh karena ancaman rumah sakit yang hampir penuh.

Budi menyampaikan Indonesia sedang menghadapi lonjakan kasus positif Covid-19 pasca liburan akhir tahun. Ia menyebut kapasitas tempat tidur di rumah sakit tidak akan cukup menampung seluruh pasien Covid-19.

“Tolong bapak ibu, kalau misalnya bapak ibu tidak demam dan tidak sesak napas, itu masih bisa dilakukan isolasi mandiri. Kalau bapak ibu punya rumah sendiri, punya kamar sendiri, lakukan di rumah,” kata Budi dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/1).

Kendati demikian, Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu juga mengatakan pemerintah akan mengusahakan penyediaan lokasi isolasi baru bagi pasien Covid-19. Ia meminta pemerintah daerah menyiapkan wisma, asrama haji, atau hotel untuk menampung OTG Covid-19.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *