Daftar Donatur Palestina
Jakarta, hajinews.id – Nama Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah saat ini tengah menjadi perbincangan publik usai mantan Bupati Bantaeng tersebut diamankan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.
Rekam jejak Nurdin Abdullah sebelum diungkapkan penulis Fahruddin dalam bukunya berjudul ‘Nurdin Abdullah Act Locally Think Globally’.
Dalam bukunya tersebut, Fahruddin mengungkapkan bahwa sebelum menjadi gubernur Sulsel Nurdin Abdullah meraih predikat bupati tercerdas di Indonesia saat ia masih menjabat Bupati Bantaeng selama dua periode sejak 2008 hingga 2018.
Fahruddin mengaku, nama Nurdin populer lantaran sukses membuat nama Kabupaten Bantaeng menjadi terkenal.
Dalam program tersebut, Nurdin mengungkapkan latar belakangnya bahwa dirinya tak punya bakat politik lantaran ia merupakan pengusaha dan akademisi tulen.
“Saya ini seorang pengusaha dan akademis, tidak memiliki bakat dalam politik. Namun rakyat Bantaeng memaksakan saya menjadi seorang bupati,” kata Nurdin Abdullah sebagaimana ditulis Fahruddin dalam bukunya tersebut dilansir terkini.id pada minggu (28/2/2021).
Fahruddin juga menuliskan, sebelum terjun ke dunia politik Nurdin merupakan pengusaha sukses dan menjadi presiden direktur di empat perusahaan modal asing Jepang yaitu PT Maruki International Indonesia, Hakata Marine Indonesia, Hakata Marine Hachtery dan Kyushu Medical Co. Ltd.
Mengutip Hops.id, Sabtu 27 Februari 2021 saat menelusuri rekam jejak Nurdin Abdullah tersebut Fahruddin pun mendapati bahwa Nurdin merupakan satu-satunya bupati bergelar profesor di Indonesia.
“Akhirnya saya banyak mengetahui sepak terjang Nurdin Abdullah dalam menduduki posisi nomor satu di Bantaeng dan merupakan satu-satunya Bupati bergelar profesor di Indonesia,” tutur Fahruddin dalam bukunya.
Oleh karenanya, ia mengaku tak heran apabila Nurdin Abdullah mendapat predikat bupati tercerdas di Indonesia semasa memimpin Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
“Maka, tak heranlah, jika Nurdin Abdullah disebut sebagai Bupati tercerdas di Indonesia,” ujarnya.
