Gundah Gulana Petani Indonesia di Tengah Swasembada Beras Menurut Bulog

Gundah Gulana Petani Indonesia di Tengah Swasembada Beras Menurut Bulog
ilustrasi: Petani Panen Padi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Optimalisasi Panen Raya

Setelah Dirut Bulog berkomitmen untuk menyerap hasil produksi beras para petani, Menteri Pertanian pun demikian, dengan segera membentuk Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah Petani dalam surat Menteri Pertanian Nomor 28/TP.100/M/03/2021.

“Kita bantu petani semaksimalnya. Saya meminta jajaran Kementerian Pertanian untuk membentuk Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah Petani guna menstabilkan harga gabah di tingkat petani,” kata Mentan Syahrul.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tim Terpadu ini terdiri atas Kementerian Pertanian, Perum Bulog, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kodim, Polres, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), serta Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling). Tim ini akan membeli gabah di tingkat petani sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP).

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2015 Tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, Perum Bulog mendapatkan penugasan khusus untuk melakukan pengadaan gabah atau beras untuk stok cadangan beras pemerintah.

Pengadaan gabah atau beras tersebut mengacu pada ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ketetapannya diberlakukan untuk menjaga harga gabah atau beras di tingkat petani agar tidak anjlok.

Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah Petani tersebut sudah mulai belanja gabah seperti yang dilakukan Sragen Jawa Tengah, dengan menyerap gabah petani sebanyak 17.580 ton dan di Banten sebanyak 53 ribu ton, serta di sentra-sentra produksi padi lainnya.

Langkah serap gabah ini akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia agar penurunan harga akibat panen raya bisa diantisipasi sekaligus dapat memenuhi stok cadangan beras pemerintah.

Budi Waseso mengatakan Bulog sudah mulai membeli gabah kering giling dari petani langsung dengan harga Rp5.300 per kilogram, di mana jika dijual kepada para tengkulak hanya dihargai sekitar Rp3.000 per kilogram.

Buwas meyakini Bulog bisa menyerap setidak-tidaknya 500 ribu ton beras dari para petani senusantara pada masa panen raya ini yang akan digunakan untuk stok CBP.

Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi baru-baru ini pun menjamin bahwa tidak akan ada impor beras yang dilakukan oleh pemerintah pada saat petani di Indonesia memasuki masa panen raya.

“Saya jamin tidak ada impor ketika panen raya. Dan hari ini tidak ada beras impor yang menghancurkan harga petani,” kata Mendag M Luthfi seperti dinukil Antara.

Mendag memperhitungkan stok beras Bulog yang saat ini sebanyak 870.620 ton, dan 275.811 ton di antaranya merupakan sisa beras impor tahun 2018 yang sudah menahun serta turun mutu, hanya menyisakan kurang dari 600 ribu ton yang menurutnya terendah sepanjang sejarah penyimpanan beras Bulog.

Mendag memastikan tidak akan ada impor beras apabila stok beras Bulog setidaknya mencapai 1 juta ton dengan kualitas yang siap pakai.

Wacana impor beras seketika mengemuka. Namun tidak selang berapa lama solusi pun langsung dikeluarkan dengan mengedepankan data dan angka untuk menentukan kebijakan yang tepat.

Untuk itu, langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah melalui sinergi berbagai kementerian-lembaga diharapkan bisa menyerap hasil petani dalam negeri, serta memenuhi stok beras untuk konsumsi dan cadangan beras pemerintah.

Semoga dengan langkah ini harga gabah tidak anjlok lagi, dan petani bisa sejahtera. Itulah harapan kita semua.

Kecukupan persediaan beras yang disampaikan Bulog dan neraca beras yang ditampilkan Kementerian Pertanian dan ditambah pasokan panen, menunjukkan bahwa kebutuhan beras nasional sangat mencukupi.

Artinya, semoga swasembada beras ini jangan cepat berlalu.

Sumber: netral