Mengerikan! ‘Mayat Bertebaran di New Delhi’, Kremasi Massal Solusi Tsunami Covid-19 India

Ilustrasi: foto udara dari proses kremasi massal jenazah pasien Covid-19 sebagai dampak nyata tsunami Covid-19 di India.* /Reuters/Danis Siddiqui/
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — India mendapat dampak langsung dari tsunami Covid-19 dengan semakin banyak jenazah pasien Covid-19 yang harus melalui kremasi massal.

Berkaitan dengan kremasi massa itu, tercatat tsunami Covid-19 di India kembali mendapat rekor baru, tepatnya lonjakan kasus aktif Covid-19 mencapai 314.835 jiwa pada Kamis 22 April 2021.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sontak saja, India menyebut itu tsunami Covid-19 meski masih gelombang kedua pandemi Covid-19, tetapi sudah mengakibatkan sistem kesehatan jatuh ke lubang terdalam dengan kekurangan pasokan oksigen yang semakin parah.

Di New Delhi saja, angka harian naik lebih dari 26.000 kasus dan mengakibatkan rumah sakit kehabisan persediaan oksigen medisnya.

Orang-orang pun kehilangan sosok yang mereka cintai di ibu kota India tersebut, hingga tercatat 306 orang meninggal akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Tempat kremasi penuh, kayu habis

Peristiwa tersebut membuat fasilitas darurat harus melakukan penguburan dan kremasi massal, menjadi krematorium yang berada di bawah tekanan.

Salah satu warga New Delhi, Nitish Kumar bahkan dipaksa untuk menyimpan jenazah sang ibu di rumah selama hampir dua hari, akibat kesulitan menemukan tempat kremasi.

Hal itu menandakan bahwa kematian membanjiri ibu kota India yang menjadi tempat kasus Covid-19 meledak.

Nitish Kumar akhirnya dapat mengremasi sang ibu yang meninggal dunia akibat Covid-19, pada Kamis 22 April 2021.

Dia mengremasi sang ibu di sebuah fasilitas kremasi massal di tempat parkir yang berdekatan dengan sebuah krematorium di Seemapuri, timur laut New Delhi.

“Saya berlari dari tiang ke tiang, tetapi setiap krematorium memiliki beberapa alasan, salah satunya mengatakan telah kehabisan kayu,” kata Nitish Kumar, dikutip Pikiranrakyat dari Reuters, Jumat (23/4/2021).

Sementara Jitender Singh Shunty, yang menjalankan layanan medis nonprofit, mengatakan bahwa sebanyak 60 jenazah telah dikremasi pada Kamis, 22 April 2021.

Sebanyak 60 jenazah tersebut dikremasi di fasilitas darurat di tempat parkir, sedangkan 15 jenazah lainnya masih menunggu.

“Tidak ada seorang pun di Delhi pernah menyaksikan adegan seperti ini, anak-anak yang berusia 5, 15, dan 25 tahun sedang dikremasi, pengantin baru sedang dikremasi. Sulit untuk dilihat,” tutur Jitender Singh Shunty.

Dia mengatakan bahwa pada tahun lalu, selama puncak gelombang pertama, jumlah maksimum jenazah yang dikremasinya dalam sehari adalah 18.

Sementara rata-rata adalah delapan hingga 10 jenazah per hari.

Jitender Singh Shunty menambahkan bahwa pada Selasa, 20 April 2021, dari satu tempat saja sebanyak 78 jenazah dikremasi.

Sementara Nitish Kumar mengatakan bahwa saat sang ibu yang merupakan petugas perawatan kesehatan Pemerintah, dinyatakan positif pada 10 hari lalu, pihak berwenang tidak dapat menemukan tempat tidur rumah sakit untuknya.

“Pemerintah tidak melakukan apa-apa, hanya Anda yang dapat menyelamatkan keluarga Anda. Anda sendiri,” katanya.(ingeu/dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *