Marzuki Wahid: Pribumisasi Islam Ada Sejak Islam Turun di Arab

Marzuki Wahid: Pribumisasi Islam Ada Sejak Islam Turun di Arab
Marzuki Wahid
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HajinewsKH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kata Marzuki, juga mengungkapkan bahwa Islam dan budaya adalah suatu entitas yang independen. Keduanya seperti filsafat dan ilmu pengetahuan. Tetapi filsafat itu bukan ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan bukan filsafat.

Dia juga mengatakan bahwa tidak ada orang berfilsafat tanpa ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan tidak akan lahir tanpa filsafat. Tetapi filsafat itu bukan ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan bukan filsafat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Itu dua hal yang berbeda dan masing-masing independen. Akan tetapi, antara keduanya ada titik temu. Begitu pula dengan Islam dan budaya,” kata Kiai Marzuki saat bedah buku Pribumisasi Islam dan Berbagai Isu Mutakhir pada Jumat (30/4) sore secara virtual.

Dia mengatakan, Islam adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Sifatnya normatif dan tidak berubah. Sementara budaya bentukan manusia yang berubah terus menerus. Tetapi, Islam dan budaya tidak bisa dipisahkan.

Pria kelahiran Cirebon, 20 Agustus 1971, ini mencontohkan bahwa salat adalah ajaran, tetapi orang salat sudah menjadi budaya, cara melakukan salat itu budaya dan pasti berbeda beda antara satu dengan lainnya.

“Jadi, orang salat itu praktik budaya. Tetapi salat itu sendiri ajaran. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Tak ada ajaran Islam yang lepas dari budaya. Tetapi ada budaya yang tidak terkait dengan keagamaan,” jelasnya.

Menurut Kiai Marzuki, inilah yang dikatakan Gus Dur sebagai Islam yang dipraktikkan, merupakan bagian dari pribumisasi Islam. Atau bahasa lainnya, manifestasi Islam dalam kebudayaan, atau praktik budaya bernuansa Islam.

Praktik pribumisasi Islam ini, lanjut dia, sudah ada sejak Islam turun di Arab hingga sekarang di Indonesia. Artinya, praktik pribumisasi Islam di republik ini bukan hal baru. “Kalau kita mengingkari pribumisasi Islam, sama halnya kita mengingkari historisitas keislaman,” tegasnya.

Sumber: nu

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *