Kemenangan Palestina Dan Era Baru Perlawanan Menghadapi Tiga Level Aneksasi Zionis Israel

Kemenangan Palestina Dan Era Baru Perlawanan Menghadapi Tiga Level Aneksasi Zionis Israel
Kemenangan Palestina Dan Era Baru Perlawanan. foto/dok ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Sampai disinis level perjuangan Israel dalam membentuk ngerinya telah berada dipuncaknya karena mereka telah mampu menggalan dukungan dari para ilmuwan hingga presiden Amerika, sehingga dapat meminjam tangan Amerika maupun tangan siapapun, Muntuk membantu Israel.

Pada tahun 1969, ketika Yaser Arafat diangkat sebagai ketua PLO, dia kemudian mendirikan Pemerintahan Palestina di pengasingan bekedudukan di Beirut, dan pada tahun 1976, PLO menjadi anggota penuh Liga Arab.  Pijakan politik PLO semakij kuat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Terdapat peristiwa perang yang mempengaruhi secara mendasar perubahan strategi perjuangan PLO, yaitu perang antara Mesir dengan Israel.  Mesir, setelah kalah dalam perang 6 hari melawan Israel pada tahun 1967, kemudian pada bulan ramadhan 1973 bersama Libya dan Suriah menyerang Israel dari dua sisi.  Perang yang dikenal dengan nama perang yom kippur.   Mesir dan Suriah sempat memasuki wilayah Israel, namun karena kalah modern dalam peralatan perangnya, dapat dipukul mundur kembali oleh tentara Israel.

Melihat Mesir dan Suriah dalam kesulitan, Uni Sovyet bersiap memgikuti perang namun Amerika langsung bersikap bersiap perang pula.  Raja Faisal bin Abdul Azis mengumumkan pembatan produksi minyak, harga minyak langsung melambung tinggi.  Langkah Arab Saudi berakibat lebih telak dari perang militer.  Semua negara yang tergantung minyak  negara negara OKI menjadi kelimpungan, sehingga Dewan Keamanan PBB segera bersidang, mengeluarkan resolusi 339 yang memaksa terjadinya gencatan senjata.  Perang yom kippur terhenti.

Perdana Menteri Israel Golda Meir, Menteri Pertahanan Mose Dayan dan Panglima Angkatan Bersenjata David Eliazar dipaksa mengundurkan diri.

Tahun 1978 atas inisiatif Amerika disepakati perjanjian perdamaian Mesir – Israel di Camp David. Daerah Sinai diserahkan ke Mesir.  Namun perjanjian ini tidak membahas hak Palestina, PLO marah dan menolak, berakibat Presiden Mesir Anwar Sadat dibunuh tentaranya sendiri dalam suatu acara parade militer.

Setelah memodernisasi kekuatan militernya, pada tahun 1982, Israel tiba tiba menginvasi Lebanon Selatan menyerang basis PLO dan menghancurkan Angkatan Udara Suriah di lembah Beka’a agar tidak membantu PLO.  Basis PLO dihancurkan dan kemudian markasnya dipindahkan ke Aljier, Aljazair.   Amerika dan Perancis menempatkan tentaranya di Beirut dengan dalih sebagai pasukan perdamaian PBB menjaga keamanan di Lebanon dan mengawasi penarikan pasukan PLO dari Beirut.

Tanggal 18 April 1983 kedutaan besar AS di Beirut dihancurkan sebuah bom bunuh diri.  Puluhan pekerja AS tewas.  Mei 1983, Israel dan Lebanon menanda tangani perjanjian damai dan penarikan pasukan Israel, namun tentara Amerika dan Perancis masih di Beirut.  Suriah, Libya dan Uni Sovyet menuduh Amerika dan Perancis  berpihak pada Israel.  23 Oktober 1983 dua buah truk bom bunuh diri meledakkan 2 gedung markas tentara Amerika dan Perancis.  220 marinir AS, 58 tentara angkatan darat Perancis, 18 pelaut AS tewas.  Februari 1984 Amerika menarik pulang 41 orang personil kedutaan Amerika dan 1600 marinirnya.

Setelah peristiwa Beirut, strategi PLO berubah, yaitu menggerakkan perjuangan Rakyat Palestina yang dikenal dengan gerakan Intifada.  Gerakan ini disambut secara luas oleh rakyat Palestina.  Disisi lain, PLO berkampanye ke banyak negara Eropa dan Asia tentang perlunya dibentuk negara Palestina.  Dalam kampanye ini, PLO menyatakan mengakui resolusi Dewan Keamanan PBB no 242 dan 338 yang mengakui keberadaan negara Israel, meskipun menhadapi situasi internal terdapat sebagian faksi militan Palestina yang tetap menolak resolusi tersebut.

Atas dukungan luas dari rakyat Palestina pada gerakan intifada ini, pada 15 November 1988 Yaser Arafat mengumumkan berdirinya negara Palestina di Aljier Aljazair.  Yaser Arafat berkeliling dunia membukan Kedutaan Besar Palestina di banyak negara yang mengakuinya.  10 tahun kemudian, dalam Sidang Umum PBB, melalui resolusi sidang Umum PBB  (52/250), disetujui diperluasnya status peninjau PLO dalam PBB dengan pengakuan terhadap pembentukan negara Palestina dengan memberikan hak hak privilese tambahan atas hak sebagai peninjau PBB untuk negara Palestina.

Gerakan intifada 1987 – 1993 merubah Hamas, yang awalnya merupakan kelompok atau organisasi sosial dan amal yang berdiri tahun 1973, secara perlahan berubah menjadi faksi politik yang besar yang mempunyai sayap militer yang dikenal dengan brigade izzedine al – qassam.  Hamas yang menjadi besar karena gerakan intifada, menolak langkah politik Yaser Arafat yang lebih menekankan pada gerakan diplomasi yang didukung rakyat dengan intifadanya dan menolak resolusi PBB no 242 dan 338.  Hamas hanya mengakui bahwa hanya ada negara Palestina yang sah dan keberadaan negara Israel adalah ilegal.  Hamas untuk menegaskan posisinya, beberapa kali menyerang target target di negara Israel dengan metode bom bunuh diri.  Pada tahun 2007 Hamas bentrok dengan Fatah di Gaza, dan karena Hamas ternyata kuat dan mwndapat dukungan cukup luas dari rakyat Palestina di gaza, maka al – Fatah memilih keluar dari gaza untuk menghentikan perang saudara.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *