Binasanya Orang Yang Menyelisihi Sunnah

Binasanya Orang Yang Menyelisihi Sunnah
Binasanya Orang Yang Menyelisihi Sunnah. Foto/ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc., حفظه الله تعالى

Hajinews.id – Allahﷻ menjadikan jalan yang benar dan jalan yang lurus adalah jalan yang dibawa oleh Rasul-Nya. Dan itulah jalan yang selamat, sedangkan jalan-jalan yang lain adalah jalan kesesatan yang mengantarkan kepada kerusakan dan kehancuran sehingga pelakunya akan binasa mendapatkan siksaan dari Allahﷻ.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Allahﷻ berfirman,

وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَ ٰ⁠طِی مُسۡتَقِیمࣰا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِیلِهِۦۚ ذَ ٰ⁠لِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ.

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (Al-An’am:153)

Berkata Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,

Faedah dari ayat,

1 ). Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu pernah ditanya, “Apa itu as-shirât al-mustaqîm?” Beliau radhiyallahu anhu menjawab, “Yaitu jalan yang kami ditinggalkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dipangkalnya dan jalan tersebut berujung di surga, disamping kiri dan kanan jalan tersebut terdapat banyak jalan-jalan kecil.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan jalan ini kepada para Shahabatnya dengan menggambarkan garis satu garis lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambar dua buah garis dari arah sebelah kanan (garis yang pertama) dan menggambara dua garis lainnya dari arah sebelah kiri (garis yang pertama)

Kemudian setelah itu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas garis hitam yang pertama dan mengatakan, “Ini adalah jalan Allâh Azza wa Jalla .” Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat berikut:

{ وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ }

“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah Dia! Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya”. [ Al-An’am : 153 ]

2 ). Sesunguhnya kita semua adalah pekerja keras untuk menghadap kepada Allahﷻ, tiada pilihan lain bagi manusia selamanya! adapun wasiat Allahﷻ yang menjelaskan tentang shirat al-mustaqim dalam ayat ini adalah sebagai petunjuk bagi semesta alam, agar kerja keras yang mereka lakukan berjalan dalam rangka menggapai ridho Allahﷻ, dan bukan menuju aazab-Nya yang amat sangat pedih.

3 ). Sungguh menakjubkan penjelasan al-qur’an dan mukjizat maknanya, al-qur’an menyuruh kita untuk bertadabbur dengan menggunakan indra dan perasaan yang zhahir maupun bathin sebelum menyuruh kita untuk berittiba’, agar perasaan kita menjadi tenang dan kita memahami bahwa apa yang diperintahkan kepada kita adalah suatu hal yang baik dan penuh dengan rahmat.

(Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar-tafsirweb)

Allahﷻ mengancam hambanya yang menyimpang dari Sunnah dengan ancaman yang keras,

فليحذر الذين يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة أو يصيبهم عذاب أليم.

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (An-Nur: 63)

Berkata Al-Imam Ath-Thobari رحمه الله,

”Allahﷻ akan menimpakan azab bagi mereka yang menyimpang dari perintah atau sunnah Rasulullah dengan fitnah atau azab. Adapun fitnah bagi mereka yang terjerumus kedalam penyimpangan sunnah Rasulullah itu berupa kesyirikan atau kefasikan. Sedangakan Azab bagi mereka yang menyimpang dari perintah atau sunnah Rasulullah disegerakan didunia dengan tiba-tiba juga azab yang pedih di akherat.”(Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, Imam Ath-Thobary)

Dan diantara perintah Allahﷻ kepada hambanya yang beriman, bahwa islam adalah jalan Allah yang lurus, maka hendaklah mereka menempuh jalan itu, janganlah mereka menempuh jalan-jalan kesesatan yang akan mencerai-beraikan mereka dan menjauhkannya dari jalan Allah yang lurus. Berjalan mengarah ke jalan yang lurus itulah yang diperintahkan Allahﷻ kepada hambanya yang beriman, supaya mereka dapat melindungi diri dari siksaan-Nya dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله mengatakan, ”Intisari agama ini terdapat pada dua prinsip yaitu, kita tidak beribadah kecuali kepada Allahﷻ dan kita tidak beribadah kepada-Nya kecuali dengan apa yang Allahﷻ syariatkan.”

Allah Ta’ala berfirman:

فمن كانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa berharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.”(Al-Kahfi:110)

Ibnu Katsir رحمه الله berkata dalam tafsirnya, ”Inilah dua rukun amal yang diterima. Amal tersebut harus dilaksanakan ikhlas karena Allahﷻ dan sesuai dengan syariat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.” (Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, Imam Ibnu Katsir)

Barangsiapa yang merenungkan keadaan alam semesta dan berbagai keburukan yang terjadi padanya, niscaya dia akan menyimpulkan bahwa segala keburukan di alam semesta ini sebabnya adalah menyelisihi Rasul dan keluar dari ketaatan kepadanya. Demikian pula segala kebaikan yang ada di dunia ini sebabnya adalah ketaatan kepada rasul.” (Adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir,Imam Ibnul Qayyim).

Binasanya para penentang Rasul itu sudah menjadi sunnatullah di alam ini, semenjak adanya penyimpangan manusia dari syariat Allahﷻ sampai hari kiamat. Demikian pula yang akan terjadi di ummat ini, manakala mereka menyimpang dari Sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم mereka pasti hina dan binasa. Kehinaan dan kebinasaan hanya akan berakhir tatkala mereka kembali kepada Sunnah itu, sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم،

إذا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ.

“Jika kamu berjual-beli ‘inah (semacam riba), kamu memegangi ekor-ekor sapi, kamu puas dengan tanaman, dan kamu meninggalkan jihad, (maka) Allahﷻ pasti akan menimpakan kehinaan kepada kamu, Dia tidak akan menghilangkan kehinaan itu, sehingga kamu kembali menuju agama kamu”. (HR Abu Dawud, 3462 dishahihkan Al-Albany)

Wallahu a’alam

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *