10 Karakter Utama Orang Muhammadiyah

10 Karakter Utama Orang Muhammadiyah
10 Karakter Utama Orang Muhammadiyah, Foto/ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Prof Haedar Nashir, Ketua Umum Muhammadiyah

Hajinews.idMuhammadiyah itu organisasi besar dan telah berkiprah lebih satu abad untuk memajukan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Di antara kekuatan Muhammadiyah ialah karena karakter orang-orangnya yang memiliki ciri utama, yang membedakannya dengan orang lain.

Dengan mengakui kekurangan dan kelemahan, orang-orang Muhammadiyah itu merupakan sosok pelaku gerakan yang menghayati prinsip dan misi Persyarikatan, sehingga mampu membawa gerakan ini mencapai tujuannya dengan benar dan lurus.

Orang Muhammadiyah itu orang Islam atau Muslim, yang karena agamanya terpanggil untuk berjuang melalui Persyarikatan (Qs Ali-Imran: 104) mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Qs Ali Imran: 110).

Sebagai umat Islam dan warga bangsa, orang Muhammadiyah itu tentu sama dengan yang lain. Namun, karena terbentuk dalam sibghah (celupan dasar) gerakannya, maka orang Muhammadiyah itu memiliki karakter khas yang membedakannya dengan yang lain.

Dari pengamatan penulis, terdapat setidaknya sepuluh ciri karakter orang Muhammadiyah sebagai pelaku gerakan.

Berakidah Murni

Orang Muhammadiyah apakah dia pimpinan dan kader maupun anggota memiliki ciri yang kuat yaitu berakidah Islam yang murni. Artinya memiliki jiwa, sikap, dan praktik bertauhid hanya menuhankan Allah Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan dengan apapun.

Mereka lurus akidahnya serta tidak mempratikkan syirk, tahayul, bid’ah, dan khurafat (TBC). Dalam butir pertama Muqaddimah AD Muhammadiyah disebutkan, hidup manusia itu bertauhid, ibadah, dan taat kepada Allah. Orang Muhammadiyah itu menjadi sosok Al-Ikhlas sebagaimana temuan penelitian Dr Abdul Munir Mulkhan.

Mereka memiliki habluminallah yang benar dan lurus, ibadahnya sesuai tuntunan Rasulullah, sekaligus tercermin dalam kebaikan habluminnas (Qs Ali Imran: 112). Ada banyak orang yang aqidah atau tauhidnya lurus tetapi kurang terpantul dalam kebaikan dengan sesama dan lingkungannya.

Berpaham Islam yang Berkemajuan

Orang Muhammadiyah itu berpaham Islam yang berkemajuan. Agama yang membawa perubahan (Qs Ar-Ra’d: 21), pembangunan (Qs Al-Qashas: 77; Al-Baqarah: 11, 30), pencerahan (Qs Al-Baqarah: 257), dan orientasi ke masa depan (Qs Al-Hasyr: 18). Paham Islam yang berkemajuan berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah Nabi yang maqbulah serta membuka diri pada ijtihad dan pikiran maju.

Paham Islam yang berkemajuan memandang Islam secara komprehensif apakah itu akidah, ibadah, akhlak, maupun mu’amalah dunyawiyah untuk membangun kemajuan hidup yang utama.

Paham Islam yang berkemajuan memuliakan umat manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi. Paham Islam yang berkemajuan menjadikan Islam sebagai agama untuk kemajuan peradaban (din al-hadlarah) dengan sejumlah sifat sebagaimana terkandung dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua.

Ikhlas, Jujur, dan Amanah

Orang Muhammadiyah pada umumnya memiliki sifat ikhlas, jujur, dan amanah. Ikhlas selalu berbuat atau beramal dengan niat karena Allah, bukan karena kepentingan-kepentingan duniawi. Jika karena tugas profesi atau duniawinya memperoleh konpensasi (ujrah) dia tidak menghalangi dan makin bergairah untuk berbuat yang sifatnya bernilai pahala (ajrah), sehingga berkiprah optimal dan tidak hitung-hitung dalam berjuang. Orang Muhammadiyah juga jujur yaitu lurus dalam berkata dan berbuat, sehingga selalu bertindak benar, baik, dan patut.

Orang Muhammadiyah memiliki sifat amanah, yaitu terpercaya atau dapat dipercaya, sehingga tugas atau jabatan apapun selalu dapat dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Mereka tidak mengejar jabatan dalam Persyarikatan maupun amal usaha, tetapi manakala diberi amanat ditunaikan dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya. Ketika tak menjabat pun tetap berjuang dalam Muhammadiyah dengan penuh gairah dan kegembiraan.

Cerdas Berilmu

Ciri anggota Muhammadiyah itu cerdas dan berilmu. Cerdas artinya selalu mengasah akal pikirannya sehingga jernih, logis, kritis, dan mampu menangkap yang terirat dari yang tersurat. Sedangkan berilmu artinya memiliki pengetahuan baik dalam ilmu keagamaan maupun umum sehingga menjadi alim, ulama, cendekia, inelektual, dan intelegensia.

Orang Muhammadiyah tidak kenal lelah untuk terus mengasah kecerdasannya dan meningkatkan ilmunya hingga menjadikannya sosok ulil albab (Qs Ali Imran: 190-191). Dengan kecerdasan dan ilmu yang dimilikinya mampu memperkaya khazanah pemikiran Muham madiyah, memecahkan masalah-masalah organisasi, serta memandu dan mencerahkan masyarakat di manapun berada.

Moderat Bijaksana

Orang Muhammadiyah itu dikenal tengahan (moderat, tawasuth) dan bijaksana sebagaimana tercermin dalam sepuluh sifat Kepribadian Muhammadiyah. Sifat moderat atau tengahan itu diajarkan Islam yaitu menjadi ummatan wasatha, baik dalam hal beragama maupun sikap hidup sehari-hari. Dalam hal beragama tidak ghuluw atau ekstrem.

Artinya dalam beragama seimbang antara beriaqidah-beribadah-berakhlak-bermuamalah, selaras dalam habluminallah dan habluminannas, serta antara dunia dan akhirat. Selain itu selaras antara orientasi kepentingan individu dan kolektif, lahir dan batin, kognisi-afeksi-psikomotor, serta selalu harmoni. Bijaksana artinya bersikap ihsan atau utama dalam segala hal melampaui sikap orang-orang awam. Dalam berdakwah dia hikmah, mendidik, dan dialogis (Qs An-Nahl: 125). Kalau melakukan kritik ke dalam dan ke luar dengan bijaksana. Moderat-bijaksana bukan plin-plan, sebab tetap kuat pada prinsip.

Gemar Beramal dan Berusaha

Orang Munammadiyah itu suka beramal dan berusaha. Dia gemar berinfak-bershadaqah dan beramal shalih dalam berbagai bentuk, baik secara individual maupun kolektif.

Orang Muhammadiyah tidak pernah malas dan menengadahkan tangan di bawah, sebaliknya bekerja keras dan menempatkan tangan di atas sebagaimana ajaran Nabi. Dari etos beramal dan berusaha itulah lahir amal usaha dan dakwah bil-hal yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan umat dan bangsa.

Orang Muhammadiyah itu mandiri dan memiliki martabat diri yang kuat, sehingga tidak tergantung dan merendahkan diri pada pihak lain. Di manapun orang Muhammadiyah berada selalu aktif membangun. Orang Muhammadiyah itu mengamalkan ajaran Islam tentang amal shalih dan ikhtiar sebagai khalifah di muka bumi (Qs Al-Baqarah: 30, Hud: 61).

Berorganisasi dan Bekerja Sama

Orang Muhammadiyah memiliki jiwa dan kecakapan berorganisasi maupun bekerjasama dengan siapapun dan di manapun berada. Berjam’iyah (berorganisasi) dan berjama’ah (berma syarakat, berkomunitas) merupakan ciri khas orang Muhammadiyah, sehingga pandai menggerakkan dan mengorganisasi orang untuk kemajuan hidup bersama.

Kendati karena paham agamanya kadang semula dijauhi orang, tetapi karena luwes berinteraksi dan beramal nyata maka lama kelamaan orang diterima masyarakat luas, bahkan menjadi pelaku perubahan dan kemajuan di manapun berada. Mereka pandai mengurus masyarakat dan memecahkan masalah dengan objektif, sehingga menjadi organisator dan problem solver. Prinsip sosialnya ialah bekerjasama dalam kebaikan dan takwa serta menjauhi dosa dan permusuhan (Qs Al-Maidah: 2). Dengan kiprah berorganisasi dan bekerjasama yang baik itu akhirnya orang-orang Muhammadiyah menjadi sosok pembawa rahmatan lil-alamin bagi lingkungannya.

Artikel ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 9 Tahun 2015

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *