Media Asing Soroti Kematian Ilmuwan Utama Vaksin Sinovac di Indonesia

Vaksin Sinovac (foto: Reuters)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

 

Jakarta , Hajinews.id– Media asing asal India, WIONEWS menyoroti meninggalnya ilmuwan utama di balik uji coba vaksin Sinovac China, Novilia Sjafri Bachtiar, di tengah lonjakan kasus virus corona di Indonesia. Laporan mengatakan dia meninggal karena dicurigai terpapar virus corona.

Hal ini semakin memicu keraguan dunia terhadap vaksin Covid-19 buatan perusahaan China, Sinovac, ketika Indonesia mengalami lonjakan infeksi secara signifikan. Bukan hanya terjadi pada mereka yang belum divaksinasi, namun juga sebaliknya.

Disebutkan, vaksin Sinovac China dominan digunakan di Indonesia yang bergulat dengan virus varian Delta dan lainnya karena telah dipesan dalam jumlah sangat besar oleh Pemerintahan Jokowi.

Data pemerintah per 9 Juli 2021, Indonesia telah menerima 119.735.200 dosis vaksin Covid-19. Sebanyak 108,5 juta di antaranya vaksin Sinovac, 8,2 juta AstraZeneca dari fasilitas COVAX, 1,5 juta dosis vaksin Sinopharm, 998 ribu dosis vaksin AstraZeneca dari Jepang, dan 500 ribu dosis vaksin Sinopharm dari Uni Emirat Arab (UEA).

Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah mengatakan bahwa pembatasan “darurat” coronavirus akan diberlakukan karena meningkatnya infeksi yang mengkhawatirkan di negara itu.

WIONEWS menambahkan, dr Novilia Sjafri Bachtiar yang berusia awal lima puluhan meninggal di sebuah rumah sakit di Jawa Barat saat ia sedang menerima perawatan untuk virus tersebut. Menteri Badan Usaha Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan kematian Bachtiar menyatakan itu adalah “kerugian besar” di BioFarma yang membuat vaksin di Indonesia.

“Dia adalah ilmuwan utama dan kepala uji klinis yang dilakukan oleh BioFarma, termasuk uji klinis vaksin COVID-19 yang bekerja sama dengan Sinovac,” kata Erick Thohir. “Vaksin telah diproduksi dan disuntikkan ke puluhan juta orang di Indonesia sebagai bagian dari upaya kami untuk terbebas dari pandemi Covid-19 ini.”

Menurut Asosiasi Rumah Sakit Indonesia (IHA),95 persen petugas kesehatan telah divaksinasi sebagian besar dengan vaksin Sinovac China.

Namun, menurut kelompok data independen Lapor COVID-19, setidaknya 31 petugas kesehatan yang divaksinasi dengan vaksin Sinovac meninggal bulan lalu, termasuk 50 yang sudah meninggal bulan ini.

Laporan mengatakan ibu kota Jakarta termasuk rumah sakit di Jawa Barat dan Jawa Tengah telah menyaksikan peningkatan rawat inap dalam beberapa minggu terakhir dengan varian Delta menjadi varian dominan.

Rumah sakit melaporkan kekurangan tempat tidur dengan tenda sementara diletakkan di banyak daerah untuk merawat pasien coronavirus. Lonjakan virus telah memicu permintaan besar oksigen dengan beberapa orang dilaporkan membelinya untuk mengobati orang yang mereka cintai di rumah.

Menurut IHA, permintaan untuk rawat inap telah naik tiga hingga lima kali lipat dengan lonjakan kasus virus corona.

Jumlah kasus harian di Indonesia juga meningkat hingga tembus rekor harian, begitu pula dengan jumlah kematian di tengah penerapan PPKM Darurat. Namun di balik ini masyarakat juga mengkritik pemerintah yang tidak menghentikan penumpang atau warga asing asal China yang memasuki negara itu melalui jalur penerbangan di tengah lonjakan corona dan pembatasan. (dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar