KH Hanief Ismail dan Anasom Kembali Pimpin PCNU Semarang 2021-2026

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Semarang, Hajinews.id,– Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Qur’an An-Nasimiyah, KH Hanief Ismail Lc dan Drs KH Anasom M.Hum kembali dipercaya menjadi Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang masa hidmat 2021-2026. Keduanya dipilih oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Kota Semarang dalam Konferensi Cabang (Konfercab) NU di Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah, Kalialang, Gunungpati Semarang, Jum’at malam (30/7).
Rapat pleno pemilihan Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah dipimpin Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng, Dr H Mohammad Mahsun dan Sekretaris KH Hudallah Ridlwan Naim berjalan dengan lancar tertib dan tenang.
Dimulai proses pemilihan anggota Ahlul Halli wal-Aqdi (Ahwa) dalam Sidang Pleno sebagaimana diatur dalam tata tertib sidang, yakni secara voting tertutup dengan menulis nama. Dalam pemilihan tersebut terpilih lima orang anggota Ahwa yaitu KH Hanief Ismail Lc 17 suara, KH Chumaidi Thoha AlHafidz 16 suara, Dr KH In’amuzzahidin MAg 9 suara, KH Said Al-masyhad 9 suara dan KH Muhadi Noor 8 suara. “Untuk pemilihan Rais Syuriyah, biar Ahwa berembuk siapa yang terbaik,” kata Mohammad Mahsun. Lima orang anggota Ahwa tersebut kemudian melakukan rapat di kediaman Kiai Said Al-Masyhad.
Tak lama berselang lama, pengasuh Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah, KH Said AlMasyhad mewakili Tim Ahlul Halli wal-Aqdi mengumumkan bahwa KH Hanief Ismail dinyatakan kembali dipercaya memimpin PCNU Kota Semarang sebagai Rais Syuriyah masa Khidmah 2021-2026 ditandai dengan iringan Surat Al-Fatikhah.

Pemilihan Ketua
Dalam proses pemilihan calon Ketua Tanfdiziyah masa khidmat 2021-2026 muncul tiga nama yaitu KH Ali Mas’adi dari Kecamatan Genuk mendapat 5 suara, KH Almamnuhin Kholid (Gus Nuhin) Rais Syuriyah MWC Gunungpati 1 suara, dan Drs KH Anasom M.Hum (Petahana) meraih 11 suara.
Pimpinan Sidang Mohammad Mahsun, membacakan pasal pemilihan, bakal calon ketua dapat ditetapkan sebagai calon ketua dengan ketentuan mendapatkan dukungan minimal 5 suara. “Berdasarkan Tatib ini, hanya dua orang ini yang memenuhi syarat,” katanya. Duan ama itu KH Ali Mas’adi dan Drs KH Anasom M.Hum.
Sebelum dilanjutkan dalam tahap kedua pemilihan ketua, Rais Syuriyah terpilih Hanief Ismail dimintai persetetujuan tentang pencalonan keduanya. Kiai Hanief Ismail yang juga Ketua Dewan Pembina YPI Nasima Semarang menyatakan kedua calon ketua adalah kader NU, pejuang Islam berhaluan ahlussunnah wal-jama’ah, dan setia terhadap Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-undang Dasar 1945. “Wes, alhamdulillah wong loro iki kader NU, takrestui kabeh dadi calon ketua NU Semarang,” tutur Kiai Hanief.
Dalam pemilihan tahap kedua itu para peserta dengan tenang dan sesekali berkelakar dengan santai mengikuti sidang, menanti giliran dipanggil untuk mencatatkan nomor di bilik suara. Memilih nomor 1 untuk KH Anashom, dan nomor 2 untuk KH Ali Mas’adi. Usai penghitungan diperoleh 12 suara untuk KH Anashom yang bernomor 1, dan 5 suara bagi KH Ali Mas’adi.
“Calon dengan suara terbanyak, maka dinyatakan terpilih sebagai ketua. Oleh karena itu Drs KH Anasom, MHum dinyatakan sebagai ketua terpilih, alfatihah,” kata pimpinan siding disambut shalawat nabi oleh para peserta musyawarah.
Dalam pidato setelah terpilih, Kiai Hanief mengutip pidato Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq saat dibaiat menjadi kholifah pada tahun 11 H dalam Bahasa Arab. ‘’Aku benar-benar dijadikan pemimpin kalian padahal aku bukan orang terbaik dari kalian, jika aku berlaku baik maka tolonglah aku dan jika aku berlaku buruk maka luruskanlah aku,’’ katanya
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam pidato upacara pembukaan mengaku bangga bisa menjadi bagian dari NU. Hendi mengatakan, dia dan Sekretaris Daerah (Sekda) Ir H Izwar Aminudin, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kadarlusman atau Pilus, dan anggota DPRD Kota Semarang Joko Santoso adalah anggota NU yang sudah mempunyai Kartanu (Kartu Tanda Anggota NU).
“Alhamdulillah, meskipun kami bukan dari pesantren tapi bisa jadi bagian dari NU,” tuturnya.
Wali Kota merasa gembira karena Konfercab NU dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Dia mengajak warga NU untuk mengembangkan gelombang cinta. Gelombang cinta yang dimaksud yaitu cinta terhadap ulama, cinta NU, dan cinta terhadap Kota Semarang. “Mari kita munculkan gelombang cinta untuk membangun NU yang lebih baik di Kota Semarang. Saya yang bukan lulusan pesantren saja menghormati dan mentakdzimi ulama, apalagi panjenengan semua,” katanya. (Agus)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *