Istri Mengerjakan Semua Pekerjaan Rumah, Begini Hukumnya Menurut Buya Yahya

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews.id – Pernikahan merupakan ibadah terlama yang menyatukan dua insan kepala manusia yang harus hidup bersama dalam menjalani rumah tangga.

Karakter yang berbeda serta pemikiran yang tak sama sering kali memunculkan konflik dan perdebatan dalam rumah tangga.

Permasalahan rumah tangga terkadang dipicu dengan hal-hal kecil, seperti tugas seorang istri yang dianggap mengerjakan semua urusan rumah tangga.

Terkadang istri menganggap jika mengerjakan semua pekerjaan rumah seperti diperbudak, bahkan suami terkadang menganggap pekerjaan rumah tidak harus ia kerjakan.

Padahal semua pekerjaan dan urusan rumah tangga bukanlah hanya tugas seorang istri melalaikan suami juga terlibat di dalamnya.

Lantas, mengapa selama ini istri yang harus mengerjakan semua urusan rumah tangga jika bukan tugasnya?

Dilansir dalam kanal Youtube Al-Bahjah TV yang tayang 25 Oktober 2018, begini hukum seorang istri yang mengerjakan semua urusan rumah tangga menurut Buya Yahya.

Dalam hukum seorang istri yang mengerjakan urusan rumah tangga, Buya Yahya pun membahas dua sisi yakni sisi hak dan kewajiban serta masalah cinta dan kasih sayang.

“Kalau bicara tentang hak dan kewajiban, kewajiban seorang istri dan apa hak seorang istri?,” tanya Buya Yahya.

“Dan yang kedua cinta, kasih sayang dan keindahan, kalau sudah bicara masalah cinta itu hak dan kewajiban sudah lebur hampir nggak ada, sudah masuk wilayah lebih agung lagi makom cinta,” terang Buya Yahya.

“Kalau anda masih bicara hak dan kewajiban anda rendah belum masuk wilayah cinta, dan belum menemukan keindahan, mengerjakan sesuatu berat semuanya,” tambahnya.

“Tapi kalau dengan cinta Masya Allah indah, tinggalkan wilayah menuntut, ayo masuk wilayah cinta,” tutur Buya Yahya.

Buya Yahya juga menerangkan kalau masuk wilayah hak sebagai istri ternyata sebenarnya tidak mengerjakan semua tugas rumah tangga.

“Kalau bicara masalah hak jangan kaget para bapak, nyuci baju bukan tugas istri, masak bukan tugas istri, menanak nasi bukan tugas istri,” ucap Buya Yahya.

“Cuman keterlaluan kalau ada istri yang nggak mau nyucikan baju suaminya,” bercanda Buya Yahya.

“Kadang ini ada pemilahan, memang biarpun bukan pekerjaan istri bukan berarti istri harus lepas tangan, mana pengabdian? mana cinta? mana kasih sayang?,” sambungnya.

“Anda saja bisa menolong tetangga nyuci baju, tetangga melahirkan nggak ada yang nolong, kenapa tidak bisa mencuci baju suami, ada apa dengan hatimu? Makna keindahan di mana ini?,” Buya Yahya memberikan contohnya.

Sementara Buya Yahya juga memberi pemahaman terhadap suami yang tidak pengertian terhadap istri, bukan berarti istri harus mengerjakan semuanya sebagai bentuk pengabdian, namun ada momen tertentu istri butuh bantuan.

“Cuma para suami hatimu di mana sudah istrimu hamil tua, punya anak dua kecil-kecil, suruh nyuci celanamu tebel-tebel gitu ya kasihan dong, bantu dong,” jelas Buya Yahya.

“Jadi yuk kita tolong-menolonglah, kalau bicara hak itu khawatir hidupnya nggak enak tuntut menuntut, bukan kerjaan saya kok, kalau sudah mulai begitu nanti suami pakai hukum fiqih, kata ustaz wajibnya seorang suami ngasih nafkah kepada istri dua genggam,” tuturnya.

“Hidup main tuntut-tuntutan kok nggak enak bener, kan bahasa cinta adalah milikku milikmu,” tambahnya.

Sementara terkait masalah kewajiban, suami wajib mencari nafkah.

Dan istri bertugas untuk membantu suaminya meski bukan tugasnya, namun mengesampingkan hak lebih utama dan mendahulukan cinta di dalam rumah tangga.

“Suami wajib mencari nafkah, bahkan suami adalah untuk menyelesaikan urusan rumah tangga dan dapur itu adalah suami, cuma mana kasih sayang seorang istri membantu suaminya, jangan semua dibebankan, dan jangan sekali-kali engkau merasa jadi budak pasanganmu, bahkan kata Imam Ali justru keindahan hidupmu adalah di saat engkau menjadikan budak pasanganmu, bukan merasa diperbudak,” jelasnya.

Buya Yahya pun tak lupa memberi nasihat agar setiap suami dan istri memiliki rasa untuk saling diperbudak agar pernikahan berujung pada keindahan.

“Hey para suami jadilah engkau budak istrimu dan hey para istri jadilah budak untuk suamimu, maknanya apa semuanya punya kiat untuk berkhidmat kepada pasangannya, ujungnya adalah puncak keindahan, rebutan masak nanti, rebutan nyuci baju nanti, rebutan nyapu nanti kan indah,” tukasnya

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *