Perbedaan Sikap PBNU dan Muhammadiyah Menanggapi Wacana Tunda Pemilu 2024

Wacana Tunda Pemilu 2024
PBNU dan Muhammadiyah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah memiliki sikap berbeda dalam merespons usulan penundaan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf menilai usulan menunda Pemilu 2024 itu masuk akal. Namun ia meminta, sebelum keputusan diambil, diadakan dialog terkait usulan penundaan Pemilu 2024, mengingat beragam persoalan yang saat ini tengah dihadapi Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ada usulan penundaan pemilu dan saya rasa ini masuk akal mengingat berbagai persoalan yang muncul dan dihadapi bangsa ini,” kata Yahya.

Ia mengatakan dari dialog tersebut bisa dilihat apa saja yang perlu dilakukan untuk mengurangi beban bangsa ini. Yahya juga mengatakan saat ini banyak cobaan dan musibah terjadi tidak hanya di Indonesia, tapi juga seluruh dunia, mulai dari pandemi Covid-19, banjir, serta gempa bumi.

“Kunci hadapi harus luwes dan ulet, supaya bisa mengatasi beban yang ada,” kata Yahya.

Menurutnya, saat ini pemerintah daerah masih terus menyesuaikan APBD karena persoalan bencana tidak terprediksi.

Berbeda dengan PBNU, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti justru mengkritik sejumlah alasan yang digunakan sebagai dalih mengusulkan penundaan penyelenggaraan Pemilu 2024.

Pertama, Abdul mengkritik Pemilu 2024 perlu ditunda karena alasan Indonesia tengah dilanda bencana. Abdul mempertanyakan pihak yang bisa menjamin Indonesia tidak dilanda bencana pada tahun depan.

“Kalau Pemilu 2024 ditunda karena alasan bencana, apakah ada yang bisa menjamin bahwa di tahun depan tidak ada bencana?” cuit Abdul lewat akun Twitter miliknya @Abe_Mukti, Senin (28/2).

Abdul juga mengkritik alasan Pemilu 2024 perlu ditunda karena situasi perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Ia lantas mempertanyakan pihak yang bisa menjamin perang antara Rusia dengan Ukraina segera berakhir.

“Kalau Pemilu 2024 ditunda karena perang Rusia-Ukraina, apakah ada yang bisa menjamin perang akan segera berakhir?” lanjut Abdul.

Selain itu, ia juga mengkritik alasan Pemilu 2024 ditunda karena situasi pandemi Covid-19. Abdul mempertanyakan kemungkinan situasi pandemi berakhir pada 2022 ini, seperti diungkapkan pemerintah.

“Kalau Pemilu 2024 ditunda karena masa pandemi, jangan-jangan tahun ini pandemi sudah berakhir dan akan menjadi endemi seperti yang dikatakan Pemerintah?” cuit Abdul lagi.

Terakhir, ia mengkritik alasan Pemilu 2024 perlu ditunda karena membutuhkan biaya mahal. Ia mempertanyakan kemampuan negara membiayai Pemilu 2024 bila ekonomi Indonesia membaik atau biaya pemilu dikurangi.

“Kalau biaya Pemilu 2024 ditunda karena biaya mahal, apakah biaya tidak bisa dikurangi? Kalau ekonomi negara makin membaik, apakah 2024 negara tidak punya uang membiayai Pemilu?” ucap Abdul.

Diketahui, setidaknya ada 3 parpol penghuni Senayan hingga kini telah menyatakan sikap mendukung wacana pemindahan Pemilu 2024 antara 1 hingga 2 tahun. Mereka adalah PKB, PAN, dan Golkar.

Sedangkan 4 partai lainnya yang menyatakan penolakan yakni Demokrat, PDIP, PKS, dan NasDem. Sedangkan, 2 partai yaitu Gerindra dan PPP, belum menyatakan sikap.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *