Buah Kehidupan

Buah Kehidupan
Buah Kehidupan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Ustadz M. Nashihuddin (Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Jakarta Timur)

Hajinews.id – Bulan sya’ban yang diapit oleh dua bulan yang mulia yaitu bulan rajab bulan ramadan merupakan bulan laporan tahunan para malaikat terhadap seluruh amalan manusia pada allah swt. ada syurga dan ada pula neraka. diharapkan pada bulan ini banyak berpuasa sunnah muhasabah , berbuat yang terbaik dan tidak melakukan kemusyrikan. oleh karena itu hedaklah memperbanyak istighfar dan bertaubat padanya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ اِلَّا بِاِ ذْنِهٖ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَّسَعِيْدٌ

“ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-nya; maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia.”

فَاَ مَّا الَّذِيْنَ شَقُوْا فَفِى النَّا رِ لَهُمْ فِيْهَا زَفِيْرٌ وَّشَهِيْقٌ

“maka adapun orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih.”

خٰلِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَا مَتِ السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ اِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۗ اِنَّ رَبَّكَ فَعَّا لٌ لِّمَا يُرِيْدُ

“mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika tuhanmu menghendaki (yang lain). sungguh, tuhanmu maha pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.”

وَاَ مَّا الَّذِيْنَ سُعِدُوْا فَفِى الْجَـنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَا مَتِ السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ اِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۗ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوْذٍ

“dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka (tempatnya) di dalam surga; mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya.”(qs. hud 11: ayat 115-119)

kehidupan manusia di dunia adalah untuk menanam serta yang begitu cepat sangat mempengaruhi masa depannya mereka di akhirat nanti. jika amalannya baik untuk mencari ridho allah maka mereka akan tenang dan bahagia, namun jika mereka hidupnya hura hura, foya dan tidak mau diatur oleh allah dan rosulnya semaunya sendiri berarti mereka gagal memaknai dunia dan menuju sengsara di neraka.

Mentadabburi ayat ayat dan alhadis berikut ini agar tidak gagal hidupnya:

1. Hari timbang amal

وَا لْوَزْنُ يَوْمَئِذِ ٱِلْحَـقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. maka, barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung,”

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ بِمَا كَا نُوْا بِاٰ يٰتِنَا يَظْلِمُوْنَ

“dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat kami.”(qs. al-a’raf 7: ayat 8-9)

2. Menerima buku rapot kehidupan

وَكُلَّ اِنْسَا نٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰٓئِرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖ ۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰٮهُ مَنْشُوْرًا

“dan setiap manusia telah kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. dan pada hari kiamat kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka.”

اِقْرَأْ كِتٰبَك َ ۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًا
“bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.”(qs. al-isra’ 17: ayat 13-14)

3. kajian tafsir ibnu katsir
tentang catatan amal seorang yang salah dalam melangkah
al-haqqah, ayat 25-37

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29) خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (32) إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ (33) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (34) فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ (35) وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ (36) لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ (37)

_adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata,” wahai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. wahai, kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesaatu. hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. telah hilang kekuasaanku dariku.” (allah berfirman), “peganglah dia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya.” kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada allah yang mahabesar. dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini, dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.

ini merupakan berita tentang keadaan yang dialami oleh orang-orang yang celaka apabila seseorang dari mereka menerima kitab catatan amalnya dari sebelah kirinya di tempat hisab hari kiamat.
maka pada hari itu dia menyesali amal yang telah dilakukannya di dunia dengan penyesalan yang tiada taranya.

{فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ}

maka dia berkata, “wahai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. wahai, kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.” (al-haqqah: 25-27)
ad-dahhak mengatakan yakni kematian yang tiada kehidupan lagi sesudahnya.
hal yang sama dikatakan oleh muhammad ibnu ka’b, ar-rabi’, dan as-saddi.
qatadah mengatakan bahwa orang kafir saat itu menginginkan kematian, padahal ketika di dunia tiada sesuatu pun yang lebih dibencinya selain kematian.

{مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ}

hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. telah hilang kekuasaanku darikub. (al-haqqah: 28-29)

yakni harta dan kedudukanku tidak dapat membelaku dari azab allah dan pembalasan-nya, bahkan segala sesuatunya ditanggung oleh diriku, tiadayang menolongku dan tidak ada orang yang melindungiku. maka di saat itulah allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

{خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ}

peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (al-haqqah: 30-31)

allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada malaikat zabaniyah (juru siksa) untuk memegangnya dengan kasar dari tempat perhimpunan, lalu lehernya dibelenggu, kemudian diseret ke neraka jahanam, lalu dimasukkan ke dalamnya, dan api neraka jahanam menelannya.
ibnu abu hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami abu sa’id al-asyaj, telah menceritakan kepada kami abu khalid, dari amr ibnu qais, dari al-minhal ibnu amr yang mengatakan bahwa tatkala allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “peganglah dia !” maka berebutan untuk menanganinya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, masing-masing dari mereka melakukan hal yang sama, maka ia menjumpai tujuh puluh ribu malaikat itu di dalam neraka. ibnu abud dunia mengatakan di dalam kitab al-ahw’ah bahwa orang kafir didatangi oleh empat ratus ribu malaikat, dan tiada sesuatu pun melainkan memukulinya, lalu si orang kafir itu berkata, “aku tidak punya salah denganmu.” maka yang memukulinya berkata, “sesungguhnya tuhan murka terhadapmu, maka segala sesuatu murka pula terhadapmu.”
al-fudail ibnu iyad mengatakan bahwa tatkala allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “peganglah dia dan belenggulah dia,” maka berebutan untuk melaksanakannya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, untuk memperebutkan siapa yang paling dahulu dari mereka yang memasang belenggu di leher si kafir itu.

{ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ}

kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (al-haqqah: 31)
maksudnya, lemparkanlah dia ke dalamnya.

{ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ}

kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. (al-haqqah: 32)
ka’bul ahbar mengatakan bahwa setiap mata rantai darinya sama dengan semua besi yang ada di dunia. al-aufi telah meriwayatkan dari ibnu abbas dan ibnu juraij, bahwa hasta ini berdasarkan hasta malaikat.
ibnu juraij mengatakan bahwa ibnu abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-nya: kemudian belitlah dia. (al-haqqah: 32) yakni rantai itu dimasukkan dari liang duburnya, kemudian dikeluarkan dari mulutnya. kemudian mereka disate dalam rantai itu sebagaimana belalang dimasukkan ke dalam tusuk sate saat hendak dipanggang.
al-aufi telah meriwayatkan dari ibnu abbas, bahwa rantai itu dimasukkan dari liang anusnya, kemudian dikeluarkan dari kedua lubang hidungnya agar ia tidak dapat berjalan pada kedua kakinya.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهُ، أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي السَّمْحِ، عَنْ عِيسَى بْنِ هِلَالٍ الصَّدَفي، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَوْ أَنَّ رَصَاصة مِثْلَ هَذِهِ -وَأَشَارَ إِلَى [مِثْلِ] جُمْجُمة-أُرْسِلَتْ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ، وَهِيَ مَسِيرَةُ خَمْسِمِائَةِ سَنَةٍ، لَبَلَغَتِ الْأَرْضَ قَبْلَ اللَّيْلِ، وَلَوْ أَنَّهَا أُرْسِلَتْ مِنْ رَأْسِ السِّلْسِلَةِ، لَسَارَتْ أَرْبَعِينَ خَرِيفًا الليلَ والنهارَ، قَبْلَ أَنْ تَبْلُغَ قَعْرَهَا أَوْ أَصْلَهَا”.

imam ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami ali ibnu ishaq, telah menceritakan kepada kami abdullah, telah menceritakan kepada kami sa’id ibnu yazid, dari abus samah, dari isa ibnu hilal as-sadafi, dari abdullah ibnu amr yang mengatakan bahwa rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda: seandainya sebuah batu sebesar ini —seraya menunjuk ke arah sebuah tengkorak kepala kambing— dilemparkan dari langit ke bumi yang jaraknya sama dengan perjalanan lima ratus tahun, niscaya batu itu telah sampai ke bumi sebelum malam tiba. tetapi seandainya batu ini dilemparkan dari ujung rantai tersebut, niscaya ia masih terus terjatuh selama empat puluh musim gugur (tahun), malam dan siang harinya (tanpa berhenti) sebelum mencapai pada bagian bawahnya atau pangkalnya.
imam turmuzi mengetengahkannya dari suwaid ibnu sa’id, dari abdullah ibnul mubarak dengan sanad yang sama. dan imam turmuzi mengatakan bahwa hadis ini sahih.

{إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ}

sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada allah yang mahabesar. dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.
(al-haqqah: 33-34)

yakni dia tidak pernah menunaikan hak allah yang menjadi kewajibannya, seperti amal ketaatan dan menyembah kepada-nya, tidak mau memberi manfaat kepada makhluk-nya serta tidak mau menunaikan hak mereka yang ada pada hartanya. karena sesungguhnya menjadi kewajiban bagi hamba-hamba allah untuk mengesakan-nya dan tidak mempersekutukan-nya dengan sesuatu pun, juga sudah menjadi kewajiban bagi sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya menunaikan kebajikan dan bantu-membantu dalam hal kebajikan dan ketakwaan.
karena itulah maka allah memerintahkan manusia untuk mendirikan salat dan menunaikan zakat. dan ketika nabi shallallahu’alaihi wasallam mengembuskan nafas terakhirnya, beliau sempat bersabda:

“الصَّلَاةَ، وما ملكت أيمانكم”

peliharalah salat, dan budak-budak yang dimiliki oleh kalian.

{فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ وَلا طَعَامٌ إِلا مِنْ غِسْلِينٍ لَا يَأْكُلُهُ إِلا الْخَاطِئُونَ}

maka pada hari ini tiada seorang teman pun baginya di sini. dan tiada (pula) makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.
tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. (al-haqqah: 35-37)
pada hari ini tiada seorang pun yang dapat menyelamatkannya dari azab allah. hamim artinya teman dekat. tiada teman dekat. tiada pemberi syafaat yang didengar, dan tiada makanan baginya di sini kecuali gislin. menurut qatadah, gislin adalah makanan yang paling buruk bagi penduduk neraka. ar-rabi’ dan ad-dahhak mengatakan bahwa gislin adalah nama sebuah pohon di dalam neraka jahanam.
ibnu abu hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami mansur ibnu abu muzahim, telah menceritakan kepada kami abu sa’id al-mu’addib, dari khasif, dari mujahid, dari ibnu abbas yang mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apa itu gislin, tetapi ia mempunyai dugaan kuat bahwa gislin adalah nama lain dari pohon zaqqum.

syabib ibnu bisyr telah meriwayatkan dari ikrimah, dari ibnu abbas yang telah mengatakan bahwa gislin adalah darah dan nanah yang mengalir dari tubuh mereka sendiri. ali ibnu abu talhah telah meriwayatkan dari ibnu abbas, bahwa gislin adalah keringat atau nanah ahli neraka.

Jakarta, 15 Sya’ban 1443 H / 18 Maret 2022

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *