Kenapa 4 Surat Pendek Ini Dianjurkan Dibaca saat Salat Tahajud? Ini Penjelasan Para Ulama

Surat Pendek Ini Dianjurkan Dibaca saat Salat Tahajud
Surat Pendek Ini Dianjurkan Dibaca saat Salat Tahajud
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Mengapa empat surat pendek ini dianjurkan dibaca saat mengerjakan Salat Tahajud? Begini penjelasan ulama berdasar firman Allah SWT.

Salat Tahajud merupakan Salat sunnah yang dilaksanakan di malam hari. Salat Tahajud menjadi Salat sunnah yang memiliki kedudukan yang luar biasa.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Kerjakanlah Salat malam, karena Salat malam itu kebiasaan orang-orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT juga sebagai penebus pada segala kejahatan (dosa) mencegah dosa serta dapat menghindari penyakit dari badan.” (HR. Imam Tirmidzi dan Ahmad).

Saat melaksanakan Salat Tahajud, setelah membaca Al Fatihah dianjurkan membaca surat-surat Al-Qur’an.

Bacaan surat Al-Qur’an menurut penjelasan ulama adalah yang ringan, berdasarkan Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (Salat ) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an; Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an dan laksanakanlah Salat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Muzammil ayat 20).

Berikut refrensi bacaan surat pendek yang ringan, menurut anjuran ulama, beserta penjelasannya:

Surat Al Ikhlas

Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan salah satu surat pendek yang dianjurkan adalah Surat Al Ikhlas.

Surat Al Ikhlas itu serupa dengan sepertiga Alquran. Sehingga membaca Surat Al Ikhlas saat Salat tahajud seperti menghatamkan Alquran.

“Bagi yang sanggup betul-betul hatam, hatamkan Alquran. Bagi yang tidak sanggup ia tetap tahajud dan baca qulhullah (Surat Al Ikhlas),” kata Ustadz Abdul Somad dikutip dari ceramahnya yang diunggah akun Jalan Hijrah pada 6 Maret 2021.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

qul huwallāhu aḥad

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

allāhuṣ-ṣamad

Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

lam yalid wa lam yụlad

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

Selain itu surat pendek lainnya, berpangku pada firman Allah SWT lewat Surat Al Muzammil ayat 20 adalah sebagai berikut:

Surat An Naas

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ

qul a’ụżu birabbin-nās

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia

مَلِكِ النَّاسِۙ

malikin-nās

Raja manusia,

اِلٰهِ النَّاسِۙ

ilāhin-nās

sembahan manusia,

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ

min syarril-waswāsil-khannās

dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ

allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

minal-jinnati wan-nās

dari (golongan) jin dan manusia.”

Surat Al Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

qul a’ụżu birabbil-falaq

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ

min syarri mā khalaq

dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ

wa min syarri gāsiqin iżā waqab

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ

wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad

Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

Al Humazah

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ

Wailul liqulli humazatil lumazah

“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,

ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ

Alladzii jamaa maalawwa ‘addadah

“yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,

يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ

Yahsabu anna maalahuu akhladah

“dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ

Kalla layumbazannafil khutomah

“Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ

Wamaa adroo kamal khutomah

Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu?

نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ

Naarullahil muuqodah

(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,

الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ

Allatii taththoli’u ‘alal afidah

yang (membakar) sampai ke hati.

اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ

Innahaa alaihim muksodah

Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,

فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ

Fii ‘amadimmumaddadah’

(Sedang mereka itu) Diikat pada tiang-tiang yang panjang.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *