Sebut Jokowi Taat pada Konstitusi, Ngabalin Kena Skakmat Ketua BEM: Kalau Konstitusi Berubah, Taat Juga?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Tenaga Ahli Utama KPS, Ali Mochtar Ngabalin kena skakmat Ketua BEM UIN 2019 soal sikap Jokowi yang mengaku taat pada konstitusi.

Dia menegaskan bahwa Presiden sampai saat ini tetap pada prinsipnya, yakni taat dan patuh terhadap konstitusi terkait ramainya isu wacana 3 Periode dan penundaan Pemilu 2024 mendatang.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa konstitusi menjelaskan secara transparan nyata bahwa presiden dan wakil presiden dapat dipilih kembali untuk satu periode pada masa yang sama.

“Itu artinya Apa? artinya bahwa konstitusi ini menjelaskan secara nyata begitu pula dengan sikap pikiran pendapat Presiden Joko Widodo tegak lurus taat pada ketentuan konstitusi,” tuturnya, Jumat, 1 April 2022.

“Saya untuk dan atas nama kantor staf presiden untuk menjaga materi ini dan untuk menjaga narasi ini agar orang tidak menjatuhkan fitnah dan Adu Domba…,” ucap Ali Mochtar Ngabalin.

Akan tetapi, belum selesai dia menyampaikan pernyataan, Ketua BEM UIN 2019 Sultan Rivandi langsung memberikan pertanyaan menohok.

“Bang Ngabalin, itu kalau misalkan konstitusinya berubah, juga akan ikut taat?,” katanya.

“Ini pertanyaan publik juga Bang Ngabalin, kalau Bang Ngabalin mengatakan Pak Presiden Jokowi taat pada konstitusi, minggu depan konstitusinya berubah dan memungkinkan penambahan jabatan, Apakah juga akan taat pada konstitusi?,” ujar Sultan Rivandi menambahkan.

Mendengar pertanyaan tersebut, Ali Mochtar Ngabali seakan terkena sekakmatdengan memberikan jawaban yang terkesan ‘ngeles’.

“Jangan anda bicara dengan saya itu, kasih tahu PDIP itu punya kader yang menjadi presiden. Pagi, siang, sore, malam bisa berjumpa dengan Presiden, kasih tahu kepada presiden,” tuturnya.

“Untuk merubah konstitusi itu tidak gampang setelah masa reformasi, bicara sama semua anggota DPR yang ada di situ,” ucap Ali Mochtar Ngabalin.

Dia pun menekankan agar masyarakat tidak membuat satu pernyataan yang bisa membuat orang lain buyar.

“Jadi jangan membuat satu pernyataan yang bisa membuat orang lain kemudian, kalau dalam berpendapat itu, kemudian membuat buyar dalam ruang publik itu,” ujar Ali Mochtar Ngabalin.

Mendengar jawaban itu, Sultan Rivandi kemudian kembali menekankan terkait kepastian sikap Jokowi soal kedua wacana yang sampai saat ini masih bergulir tersebut.

“Saya sepakat, maka dari itu saya juga katakan maka seharusnya Pak Presiden juga harus demikian Bang ngabalin bahwa kalau taat konstitusi, pertanyaan kita tidak berhenti ‘kalau konstitusinya berubah seperti apa?’,” katanya.

“Bang Ngabalin betul bisa mengatakan ada mekanisme, ada prosedur untuk mengubah konstitusi, banyak. Tapi kita lihat, kalau kita itung-itungan secara partai politik, tiga partai politik Sudah firm terhadap setuju wacana tersebut, tinggal tambah beberapa partai politik lagi ini sangat memungkinkan,” tutur Sultan Rivandi menambahkan.

Kembali dicecar terkait sikap Jokowi terhadap konstitusi, Ali Mochtar Ngabalin pun kekeh tak mau memberikan tanggapan.

“Jangan tanyakan kepada saya, tanya kepada teman DPR. Jangan tanyakan kepada saya, karena saya dan Anda tidak punya kewenangan untuk bisa melakukan itu, satu,” ucapnya.

“Yang kedua, yang kedua nih ingat baik-baik, Yang kedua bahwa ada kawan-kawan partai politik yang sekarang ada di situ kan kita tahu bahwa PDIP yang punya kader menjadi presiden hari ini pun juga menolak,” ujar Ali Mochtar Ngabalin.

Dia kemudian mempertanyakan di mana letak keraguan masyarakat terhadap pernyataan Jokowi yang mengaku taat dan patuh terhadap konstitusi.

“Di mana sih tingkat keraguan orang coba? itu makanya saya bilang dari awal supaya Mari kita pakai otak, akal yang bersih untuk jangan berprasangka buruk, jangan negative thinking

terhadap Masalah ini,” kata Ali Mochtar Ngabalin.

“Tidak usah panik, biasa saja, alam kita alam demokrasi kalau orang berpendapat Kenapa? apa yang salah? apakah dia pendapat itu kemudian berubah itu konstitusi? di sini logikanya kita tidak nyambung,” tuturnya menambahkan.

Terakhir, Ali Mochtar Ngabalin pun menegaskan bahwa Jokowi akan patuh terhadap konstitusi, yakni masa jabatannya berakhir pada 2024 nanti.

“Sampai hari ini tidak ada perubahan dan Insyaallah sampai 2024 tidak ada perubahan,” ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Sabtu, 2 April 2022.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *