Buya Yahya: Ini Cara Mendapatkan Lailatul Qadar, Ibarat Menunggu Tahu Pesanan Ibu

Mendapatkan Lailatul Qadar
Buya Yahya
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.idBuya Yahya saat menyampaikan cara mendapatkan malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan.

Lailatul Qadar adalah malam paling istimewa di bulan Ramadan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pada malam ini, mereka yang beribadah pahalanya lebih baik dari melakukan ibadah serupa di seribu bulan.

Pada malam Lailatul Qadar, malaikat juga turun ke bumi.

Buya Yahya dalam ceramahnya mengatakan, setiap muslim harus menjadi orang yang benar-benar rindu lailatul qadar.

Sebab barangsiapa yang bisa menghidupkan malam itu dengan ibadah, maka ibadah di malam itu lebih baik dari pada ibadah yang sama di seribu bulan.

Buya Yahya mencontohkan mencari malam Lailatul Qadar dengan menunggu tahu pesanan ibunya.

“Saya masih ingat ibu saya kalau mau tahu, tukang tahu itu jualan mulai pagi sampai jam 10-an biasanya lewat, saya diminta cegat biar dapat tahu,” ceritanya.

Buya Yahya mengatakan, karena sudah tahu waktu penjual tahu lewat, maka dirinya tak beranjak dari tempat menunggu.

“Apalagi kalau tahu Ummi saya marah, pasti saya tidak akan pindah-pindah tempat,” katanya.

“Tak tinggal nanti aja. Saya main dulu ke kamar, giliran saya ke toilet, lewat. Kan begitu,” katanya.

“Karena saya takut dengan ibu saya, apalagi dapat hadiah misalnya, akan saya tunggui dari pagi jam 6 sampai jam 10,” kata Buya Yahya.

“Karena saya betul-betul takut dimurkai ibu saya dan saya akan dapat hadiah,” paparnya.

“Nyegat tahu tok saja, saya serius nunggunya. Kalau saya main-main nanti kelewat,” jelasnya.

Buya Yahya mengatakan, dirinya tak tahu kapan waktu tepatnya penjual tahu lewat.

“Oranganya itu kadang awal, jam 6 datang, jam 7 datang, tidak tentu. Mending saya tunggu. Kalau saya tunggu, pasti ketemu,” katanya.

Begitu juga dengan malam Lailatul Qadar.

“Kalau disembunyikan di antara 30 malam kalau anda jaga setiap malam, dapat nggak kira-kira?,” tanya Buya Yahya.

“Ya dapet dong. Permasalahan kita ini salah dalam rumus,” tegasnya.

Buya Yahya mencontohkan, sebagian masjid gayanya lain-lain dalam menantikan malam Lailatul Qadar.

“Lailatul Qadaran tanggal 21 di masjid ini. 23 di masjid situ,” katanya.

Sehingga yang sudah lailatul qadaran kayak benar-benaran di masjid yang ini diajak ke masjid sebelahnya tidak mau,.

“Oh, sayakan sudah. Yang belum diajak, sayakan lailatul qadaran 27,” paparnya.

“Padahal ulama dulu, memakmurkan masjid tanggal 21 ini bukan berarti di hari sebelumnya tidak beribadah,” tegas Buya Yahya.

“Hanya dibuat gebyar di situ. Sehingga masjid ini 21, masjid itu 27 tapi setiap malam mereka beribadah,” katanya.

“Maksudnya apa? Jangan main comot,” pesannya.

“Upayakan setiap malam di bulan Ramadan anda jaga. Anda beribadah,” kata Buya Yahya.

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *