Berkurban Melawan Ancaman Krisis

Berkurban Melawan Ancaman Krisis
Berkurban Melawan Ancaman Krisis
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – KAUM muslimin di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban 1443 Hijriah. Sebagian umat menunaikan ibadah salat Idul Adha pada hari ini dan sebagian yang lain akan melakukannya besok, Minggu (10/7). Para jemaah haji di Arab Saudi, kemarin, juga sudah melaksanakan wukuf di Arafah sebagai rangkaian wajib ibadah haji.

Spirit yang selalu dijunjung dalam peringatan Idul Adha ialah pengorbanan, keikhlasan, dan ketakwaan dalam derajat yang tertinggi. Spirit tersebut merupakan pengejawantahan makna dari kisah tentang pengorbanan luar biasa yang dilakukan Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail. Kisah itu sesungguhnya menggambarkan puncak dari nilai-nilai kepatuhan, keikhlasan, dan ketakwaan seorang hamba terhadap Tuhannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Harus diakui, spirit pengorbanan dengan bobot sekaliber Ibrahim saat menyembelih Ismail merupakan amal teramat langka dalam konteks kekinian. Hal-hal yang menyangkut pengorbanan telah banyak hilang digantikan dengan spirit mengabdi kepada motif mendapatkan keuntungan, yang kerap kali bahkan sampai meminggirkan kemanusiaan.

Di satu sisi ikatan-ikatan sosial mengendur, di sisi lain cengkeraman kepentingan individu malah kian menguat. Perayaan Idul Adha sejatinya ialah momentum untuk menumbuhkan kembali spirit pengorbanan demi menautkan kembali ikatan-ikatan yang mengendur, bahkan terlepas tersebut.

Semangat itu menjadi sangat penting saat ini, terutama ketika belakangan situasi negara dan bahkan dunia sedang tidak baik-baik saja. Pandemi memang tak lagi menjadi faktor utama. Namun, manakala efek hantaman pandemi belum pulih benar dan langsung disusul konflik berujung perang antara Rusia-Ukraina, pada saat itulah titik awal krisis dunia yang lebih besar lagi.

Perang sangat mungkin memantik krisis pangan dan energi yang lebih masif. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan sudah memperingatkan perang Rusia-Ukraina dapat menyebabkan krisis pangan global tidak hanya sebentar, tapi selama bertahun-tahun. Ketahanan pangan dan ketahanan energi setiap negara pun bakal diuji, termasuk Indonesia.

Tanda-tanda menuju krisis yang lebih besar sudah terlihat. Harga minyak dunia naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan harga pada situasi normal menjadi US$110-US$120 per barel. Harga pangan juga rata-rata meningkat 30%-50%. Di sisi lain, nilai tukar dolar Amerika Serikat terus menguat, yang menyebabkan kurs rupiah melemah ke level 15 ribu per dolar AS.

Dalam konteks Indonesia, kondisi tersebut tentu bakal melonjakkan nilai subsidi, terutama subsidi energi. Kian besar subsidi, artinya kian besar pula APBN kita bakal tergerus. Lantas, sampai kapan APBN kuat menanggungnya? “Ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap kuat memberi subsidi. Kalau sudah tidak kuat, mau gimana lagi?” ucap Presiden Joko Widodo saat puncak peringatan Hari Keluarga Nasional di Medan, Sumatra Utara, Kamis (7/7).

Oleh karena itu, peringatan Idul Adha ialah kesempatan bagi kita semua untuk memperlihatkan solidaritas sosial sekaligus meneguhkan spirit untuk berkorban bagi orang lain, spirit untuk berkorban bagi sesama. Hari Raya Kurban mesti dimaknai sebagai kerelaan berkorban untuk saling membantu serta membuang jauh-jauh egosentrisme.

Jangan selalu menuntut pada negara dan pemerintah. Mulailah dari sendiri. Kaum berpunya semestinya menahan diri untuk tidak mencaplok subsidi yang sejatinya ditujukan untuk kaum yang tidak punya. Pun menahan diri untuk tidak boros, tidak belanja konsumsi yang berlebihan, tapi makin memperbanyak berbagi.

Sekali lagi, sudah sepatutnya kita mengambil hikmah atas hakikat Idul Adha. Inilah momentum untuk menggelorakan semangat berkorban dan berbagi demi membangun bangsa.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *