ILUSI ‘DAS KAPITAL’

ILUSI ‘DAS KAPITAL’
patung karl marx
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Imam Ghazali telah memberi gambaran. Manusia memiliki tiga sifat: sifat Malaikat, sifat hewani dan sifat setan. Salah satunya pasti menonjol. Keserakahan, monopoli dan lainnya, tentu itulah sifat setan. Tatkala manusia berada pada sifat hewani dan setani, disitulah bentuk kegagalan. Filsafat, yang semula berujuk pada rasionalitas, malah mendorong manusia bergerak menuju sifat hewani dan setani. Melumpuhkan Kebenaran. Kapitalisme telah menjadi ajang keserakahan, monopoli, bak binatang buas sebagaimana Hobbes menyebutkan. Karena manusia condong pada sifat hewani dan setani belaka. Itulah buah rennaisance. Yang mana, berbahayanya filsafat.

Dalam tassawuf, diajarkan apik tentang melumpuhkan nafsu syahwati dan mendudukkan akal. Hingga qalbu menjadi nomor satu. Akal bukanlah yang utama—sebagaimana ajaran filsafat–. Melainkan qalbu. Inilah sisi utama yang harus digali manusia. Itulah emanasi. Bukan emanasi ala filsafat, yang berujung pada Kebenaran Ganda. Tatkala qalbu yang menjadi pijakan, maka sifat serakah, monopoli, dan keberingasan lainnya, menjadi terhindarkan. Mininal terisolir. Tapi tatkala syahwati dan akal dikembangkan, maka berujung pada keberingasan. Inilah pondasi kapitalisme.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Maka, antitesa kapitalisme tentu bukan massa aksi atau aksi massa. Melainkan menumbuhkembangkan manusia kembali pada Kebenaran Wahyu. Lex Divina. Karena hukum pun telah jelas terbagi: Lex Divina dan lex aeterna (hukum setan). Tatkala manusia, dengan dalih ‘kehendak bebas’, maka terjerumus pada “the will to power’ yang mengarah pada keserakahan. Baik dalam kekuasaan maupun dalam perdagangan. Filsafat kemudian mencari pembenaran atas hal itu. Dari situlah kapitalisme menjadi tumbuh subur.

Sebagaimana Rasulullah Shallahuallaihiwassalam bersabda, “Kuffur adalah satu millah.” Kapitalisme, jelas kekufuran. Dan antitesanya bukan sebagaimana ajaran Marx. Melainkan kembali kepada Kebenaran Wahyu. Meletakkan Al Quran dan Sunnah sebagai pondasi atas. Tapi bukan yang versi rasionalitas ala Islam modernis dan wahabbi. Melainkan pada ajaran tiga generasi awal, Amal Ahlul Madinah. Tatkala Tauhidullah sebagai pondasi utama. Tauhidullah meletakkan Kebenaran Wahyu, mengeliminasi kebenaran ala filsafat, sebagaimana digariskan Imam al Asyari. Inilah jalan pemungkas kapitalisme.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *