Merinding! Mahfud MD Sebut Ada Sabotase di Tragedi Kanjuruhan hingga Misteri Aktor Intelektual Kerusuhan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Menko Polhukam Mahfud MD menyinggung soal kemungkinan sabotase dalam tragedi Stadion Kanjuruhan Malang Sabtu (1/10/2022).

Mahfud MD curiga, ada unsur kesengajaan yang memang untuk menimbulkan kerusuhan seusai derbi Jawa Timur itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mahfud menjelaskan bahwa sedianya prosedur pengamanan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya sudah dijalankan dengan sangat jelas.

Sehingga menurutnya, adanya kelalaian yang berakibat tewasnya 131 orang adalah hal yang sangat janggal.

“Seupama kan, saya bilang mungkin saja ada sabotase,” ucap Mahfud MD.

“Misalnya begini yang saya pikir, itu kan sudah jelas prosedurnya, sudah jelas siapa yang harus memberikan komando, bagaimana seharusnya itu dilakukan sebelum pertandingan.”

Mahfud MD menjelaskan, kemungkinan sabotase tersebut bagian dari kesengajaan agar pertandingan tidak berakhir baik.

“Kok bisa terjadi begitu, jangan-jangan ini ada sabotase yang sengaja untuk menyabot pertandingan yang berjalan baik ini menjadi kerusuhan, itu bisa saja,” papar Mahfud MD.

Mahfd MD merasa ada yang janggal dari penolakan PT LIB untuk mengubah jam pertandingan.

Diketahui, pertandingan tersebut digelar sekira pukul 20.00 WIB. Padahal pihak kepolisian sudah meminta agar pertandingan dimajukan pukul 15.30 WIB untuk menghindari tensi tinggi suporter.

Mahfud MD pun merasa heran mengapa panitia penyelenggara tak mengindahkan imbauan petugas dan justru tetap kick off pada malam hari.

“Makanya kita masih dalami termasuk mungkin urusan-urusan yang banyak muncul terkait dengan rating dari media, kick off-nya,” kata Mahfud MD.

“Kenapa polisi sudah resmi kirim surat agar dimajukan jam 15.30 WIB, kok masih tidak mau, Liga Indonesia Baru (PT LIB) tidak mau.”

Mahfud MD lantas menyebut pertandingan itu sengaja dipilih pada malam hari demi menaikkan rating stasiun TV yang berkaitan dengan pendapatan iklan.

Faktor ini juga akan menjadi perhatian bagi TGIPF yang masih terus bekerja melakukan penyidikan.

“Lalu beberapa sumber menyebutkan itu tawar-menawar dengan media massa karena menyangkut soal iklan, menyangkut soal rating,” ujar Mahfud MD.

“Itu nanti kita semua dalami, jangan sampai hanya karena urusan itu nyawa orang bisa terancam.”

Sumber: Tribunnews

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *